Pilihan Mamah ???? 02

10.4K 334 2
                                    

Pagi yang cerah, Salma bangun dari tidurnya akibat sorotan matahari yang masuk ke dalam kamarnya melalui jendela yang sudah terbuka gorden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi yang cerah, Salma bangun dari tidurnya akibat sorotan matahari yang masuk ke dalam kamarnya melalui jendela yang sudah terbuka gorden. Mungkin mamahnya yang membuka dengan alasan supaya Salma bangun pagi.

Salma tidak ada kegiatan hari ini, ia akan manggung esok hari. Itu kata manajemen Salma.

"Ah, tolong, gue harus ngapain hari ini," tanya Salma pada diri sendiri. Pasalnya, ia sangat bosan hanya rebahan di kamar sejak pagi. Sampai akhirnya terlintas dipikirannya untuk pergi ke kafe kakaknya.

Kini Salma sedang membantu kakaknya di kafe karena ia tidak ada jadwal untuk hari ini. Jadi, daripada dia gabut hanya rebahan di kamar, lebih baik ia membantu sekaligus menjalani kakaknya.

Salma sudah siap di depan kasir menunggu ada yang memesan. "Silahkan, mbak, mau pesan apa?" ucap Salma sopan sambil memberikan menunya.

"Capucinonya, mbak, 1."

"Mau yang panas atau yang dingin, kak?"

"Dingin."

"Takeaway atau disini?"

"Disini."

"Silahkan ditunggu sebentar ya, kak."

Disampingnya, Leon mendengar Salma, sang adik, yang begitu manis berinteraksi dengan pembeli, ia menggelitik geli mendengarnya. Ya, bagaimana ia tidak merasa geli, Salma tidak pernah semanis itu.

"Ih, sok manis gue, nggak pantas banget gak sih," gumam Salma.

Disusul tawa Leon yang puas mendengar ucapan Salma barusan. "Ngapain lo ketawa siang-siang?" tanya Leon dengan gaya bombastis, sambil meliriknya.

"Kayak tadi dong ngomongnya yang lembut, manis, anggun gitu," ledek Leon.

"Gue Salma bukan anggun, sorry ya," jawab Salma tidak santai.

"Lagian, lo ngapain dikasir? Tumben banget, biasanya juga paling males kalo disuruh dikasir," heran Leon.

Ya, Salma memang paling tidak suka jika disuruh dikasir. Kenapa? Karena harus bersikap sangat manis, padahal sebenarnya terpaksa.

"Lo nggak ada jadwal hari ini?" tanya Leon sambil membuat kopi.

"Besok malam, kata Mas Dani," jawab Salma sambil duduk memainkan ponselnya.

'Mas Dani' adalah manajemennya Salma.

"Keren lo udah kaya artis aja," ledek Leon.

Dengan tingkat kepedeannya, "Wah, iya dong, Salma nih bos senggol dong."

"Nanti nangis," goda Leon.

Salma kesal. "Niat gue kesini tuh buat rancuin lo bang, kenapa jadi lo yang ledekin gue sih?"

"Dih," Leon menggeleng-gelengkan kepalanya.

Salma memang tidak begitu terkenal seperti penyanyi-penyanyi yang sudah manggung sana sini dan masuk TV. Ia lebih sering bernyanyi di kafe milik kakaknya, hingga suaranya viral karena kualitasnya yang begitu bagus meskipun hanya untuk bernyanyi di kafe.

Pilihan MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang