2. Sandaran

1K 107 2
                                    

Jisoo memegangi kepalanya yang terasa pusing. " Awhhh..." Jisoo meringis kesakitan.

" Kamu sudah bangun?" Jisoo membuka matanya saat mendengar suara pria asing.

Jisoo melotot dan langsung beranjak dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo melotot dan langsung beranjak dari tidurnya. Ia menatap sekeliling ruangan yang terlihat asing baginya.

" Hah?" Kaget Jisoo waktu pakaian yang dia pakai berbeda.

" Woah woah siapa lo anjir kok gue bisa ada di sini? Woah lo apain gue?" Panik Jisoo menarik selimut menutupi tubuhnya.

" Bisa kamu sopan sedikit? Saya lebih tua dari kamu." Ucap Taeyong membuat Jisoo mengatupkan bibirnya rapat - rapat.

" Kamu jangan asal menuduh. Apa kamu lupa kejadian semalam? Kamu mabuk berat sampai - sampai kamu jalan ke tengah jalan. Hampir saja saya menabrak kamu, untungnya saya bisa kuasai rem dan kamu selamat. Saya terpaksa bawa kamu ke sini  karena kamu terus menangis dan tidak mau saya antar pulang." Jelas Taeyong menatap Jisoo lekat.

Jisoo merusaha mengingat kejadian semalam. Ia ingat setelah memutuskan hubungannya dengan Taehyung dia pergi ke club dan minum. Namun, ia sudah tidak ingat lagi setelah ia meninggalkan club.

" Apa anak muda jaman sekarang selemah itu? Saat ia mendapat masalah ia malah berusaha merusak dirinya dengan pergi ke club. Bahkan kamu meminta saya untuk menabrakmu. Apa kamu sudah tidak waras?" Tanya Taeyong.

" Lo gak tau rasanya dikhianatin sama orang ya lo sayang." Ucap Jisoo hendak menangis.

" Bukankah saya bilang bicara dengan sopan. Saya lebih tua dari kamu bahkan saya sudah memiliki anak gadis seumuran dengan mu." Tegas Taeyong.

Jisoo membelalakan matanya. Astaga jadi yang ada di depannya adalah om - om?

" Maaf ee om?"

" Sudahlah. Saya cuma kasih nasehat ke kamu. Jangan merasa hancur saat kamu  dilukai seseorang tunjukkan kalau kamu kuat dan bisa melawan mereka. Kamu cantik, jangan rusak dan sakitin diri kamu sendiri." Ucap Taeyong.

" Masih banyak orang yang sayang sama kamu." Tambah Taeyong. Mendengar nasehat Taeyong malah membuat Jisoo menangis. Taeyong? Jelas dia panik lihat Jisoo tiba - tiba nangis.

" Nggak ada yang peduli sama aku. Papa sama mami aku lebih milih pindah ke luar negri buat ngurus bisnisnya dari pada ngurusin aku di sini. Bahkan mereka jarang nanyain keadaan aku. Sekarang secara bersamaan sahabat baik dan cowok yang aku sayang tega main api dibelakangku. Siapa yang peduli sama aku sekarang? Bahkan setiap aku sedih nggak ada yang bisa aku jadiin sandaran." Ucap Jisoo yang sudah tidak menahan air matanya.

Hati Taeyong teriris mendengar pernyataan Jisoo. Di dekaplah Jisoo dengan erat. Taeyong membisikkan kata - kata penenang untuk Jisoo.

" Kamu hebat kamu kuat. Sekarang jangan merasa sendiri lagi ya. Saya siap jadi tempat kamu bercerita dan berkeluh kesah." Ucap Taeyong menangkup pipi Jisoo.

" Tapi kita baru kenal om dan kita nggak seumuran." Ucap Jisoo

" Kalau kamu butuh yang seumuran saya punya anak gadis yang bisa kamu jadiin teman ngobrol. Dia anaknya baik dan ramah. Tapi, kalau kamu butuh orang yang pemikirannya dewasa kamu bisa datang ke saya. Rumah saya selalu terbuka buat kamu." Ucap Taeyong

Jisoo merasa aneh dengan tatapan Taeyong. Dengan cepat Jisoo melepas tangan Taeyong yang menangkup pipinya. " Ehmm makasih banyak ya om atas pertolongan dan perhatiannya. Aku juga minta maaf karena udah ngrepotin om." Ucap Jisoo merasa tidak enak.

" Sama - sama. Kalau gitu kamu mandi gih tadi saya belikan baju buat kamu. Habis mandi kita sarapan bareng di bawah." Ucap Taeyong mengusap rambut Jisoo.

" Hmm makasih." Ucap Jisoo dan Taeyong beranjak keluar dari kamar.

" Oiya yang menggantikan baju kamu anak gadis saya jadi kamu nggak usah takut." Ucap Taeyong sebelum menutup pintunya.

Jisoo memijit pelipisnya pusing. Entah dia harus bersyukur atau tidak karena dipertemukan dengan orang yang peduli padanya.

Tapi kenapa harus om - om?
Batin Jisoo

Tak mau ambil pusing Jisoo mutusin buat mandi dan nyusul Taeyong buat sarapan.
























" Selamat pagi kakak cantik." Kompak kedua anak Taeyong menyambut Jisoo. Jisoo membalas dengan senyuman. Jisoo kagum dengan visual kedua anak Taeyong.

" Oiya perkenalkan dia Minji anak pertama saya dan dia David anak bungsu saya." Ucap Taeyong memperkenalkan Minji dan David.

" Hai gue Jisoo." Ucap Jisoo memperkenalkan diri.

" Hai kak Jisoo salam kenal ya." Ucap Minji dan David kompak.

" Ayo sarapan kak." Ajak David menarik tangan Jisoo agar duduk bersama mereka.

Jisoo iri melihat Minji dan David yang begitu dekat dengan papanya. Inilah moment yang selalu Jisoo harapkan saat pagi jari di rumah. Tapi sayang dia hanya bisa berharap.

" Kakak kenapa nglamun? Masih sakit ya kepalanya?" Tanya Minji.

" Eh nggak kok." Jawab Jisoo cepat.

" Oiya Jisoo setelah ini saya mau mengantar Minji dan David sekolah lalu berangkat kerja. Kamu mau tetap di sini atau mau saya antar pulang?" Tanya Taeyong.

" Aku bisa pulang naik taksi kok om nggak usah repot - repot." Ucap Jisoo

" Saya tidak memberikan opsi untuk naik taksi, tapi saya memberikan opsi kamu mau tetap di sini atau saya antar pulang." Ucap Taeyong.

" Anter pulang aja deh om." Ucap Jisoo pasrah.


































" Kamu tinggal sendiri di rumah sebesar ini?" Kaget Taeyong pas nganterin Jisoo pulang.

" Nggak sendiri kok ada dua pembantu sama empat bodyguard. Tapi tinggalnya misah." Jawab Jisoo.

" Kamu anak tunggal?" Tanya Taeyong diangguki Jisoo.

" Apa pekerjaan orang tuamu?" Tanya Taeyong penasaran karena ternyata Jisoo anak tunggal kaya raya.

" Papa aku punya usaha tambang emas dan perusahaan perhiasan. Sementara mami jadi model dan brand ambasador beberapa brand terkenal." Ucap Jisoo.

" Wow pekerjaan orang tua kamu sangat luar biasa." Puji Taeyong.

Jisoo terkekeh kecut, " Mereka memang selalu membanggakan pekerjaan mereka."

Taeyong melihat raut wajah Jisoo yang berubah sedih itu ikut merasakan prihatin. " Mereka melakukan ini semua karena mereka sayang sama kamu. Mereka bekerja keras untuk menghidupi kamu." Ucap Taeyong memberi pengertian.

" Aku tau, tapi aku nggak butuh semua barang mewah ini. Aku cuma butuh perhatian dan kasih sayang dari mereka." Ucap Jisoo.

" Kamu jangan sedih ya suatu saat nanti mereka pasti menyadari betapa berharganya kamu. Jangan nangis ya nanti cantiknya hilang." Ucap Taeyong.

" Ada - ada aja. Makasih ya om atas semuanya." Ucap Jisoo.

" Iya sama - sama. Kalau gitu saya pamit ya, harus berangkat kerja. Oiya ini kartu nama saya kalau kamu butuh apa - apa bisa menghubungi saya." Ucap Taeyong memberikan benda pipih itu.

" Jaga diri baik - baik ya." Ucap Taeyong lalu masuk ke dalam mobilnya.

Jisoo menatap mobil Taeyong yang mulai menjauh. Mata Jisoo beralih pada kartu nama yang diberikan oleh Taeyong.

" Lee Taeyong CEO TY Crop." Gumam Jisoo membaca kartu nama Taeyong.












Hai - hai semangat vote yaa🤍
Gimana nih alur ceritanya yang baru?

With You [Jisyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang