" Morning baby..." Jisoo tersentak saat seorang memeluknya dari belakang dan menganggu kegiatan mencuci piringnya. Tangan kekar itu melingkar sempurna di perut Jisoo.
" Ihh om minggir aku masih nyuci piring." Kesal Jisoo karena ia jadi tidak bebas bergerak.
Sudah dua hari ini Jisoo menginap di rumah Taeyong yang pastinya karena paksaan Taeyong sendiri. Jisoo awalnya menolak tapi karena pria yang kini sudah berumur tigapuluhan lebih itu terus memohon akhirnya Jisoo mengiyakan dengan syarat pisah kamar.
" Pagiii Papa...pagiii Mommy..." Seru Minji dan David kompak.
" MOMMY HEH GUE MASIH MUDA!!" Seru Jisoo
" Jisoo jangan teriak - teriak ini masih pagi. Lagi pula apa salahnya kalau mereka memanggil kamu mommy?" Tanya Taeyong dengan senyum yang sulit diartikan.
Pukkk
Jisoo ini kayanya tipe orang yang suka main tangan kalo kesel. Tiap ada orang yang buat dia kesel pasti Jisoo tampol atau paling parahnya Jisoo nendang bokong orang itu.
Cup
" Siapa yang mengajari kamu main tangan? Satu pukulan sama dengan satu ciuman." Ucap Taeyong yang barusan nyium bibir Jisoo.
" Om Taeyong!!! Ada Minji sama David lo emang nggak malu apa?" Kesal Jisoo karena kelakuan Taeyong.
" Tenang aja mom David udah tutup mata kok tadi." Ucap David
" Aku udah fotoin pas papa nyium mom Jisoo. Nanti mau aku pamerin ke temen aku kalo aku punya mommy baru yang cantik." Ucap Minji sambil nunjukkin foto Taeyong yang lagi nyium Jisoo.
" Minji!!" Seru Taeyong dan Jisoo
" Hehehe maaf aku cuma bercanda. Fotonya aku simpen doang kok nggak aku kasih tunjuk siapa - siapa." Ucap Minji sambil cengengesan.
" Sudah - sudah ayo kita sarapan lalu papa antar kalian sekolah." Ajak Taeyong.
" Eh kalian pada tau nggak sih kemana Irene selama ini? Hampir sebulan loh dia nggak masuk sekolah." Tanya Jennie
" Kayanya dia malu ketemu Jisoo karena udah rebut Jisoo sahabat baiknya sendiri. Lagain kurang baik apa Jisoo? Dia ngalah nglepasin Taehyung buat Irene." Ucap Lisa
" Bener banget dan Jisoo sama sekali nggak mutusin persahabatannya sama Irene. Gue denger sih Jisoo masih sering chat Irene dan nanyain keadaannya tapi nggak ada respon dari Irene." Ucap Rose
" Udah terlanjur malu dia." Ucap Lisa
" Kalo gue sih bersyukur Taehyung gak gangguin Jisoo lagi setelah Jisoo ngerjain Taehyung waktu itu." Ucap Jennie yang membuat Lisa dan Rose tergelak.
" Hahaha bener banget gue inget banget Jisoo ngajakin Taehyung ke gudang belakang. Tuh buaya wajahnya udah girang banget waktu Jisoo ngajakin dia ke gudang belakang eh taunya sama Jisoo malah dikunciin sampek jam pulang sekolah." Tawa Lisa
" Si Taehyung kira - kira udah lihat apa aja ya di sana? Pas Jisoo bukain pintunya tuh anak wajahnya udah pucet banget." Ucap Rose
" Hahaha iya sampek demam dan nggak masuk sekolah seminggu." Ucap Lisa
" Gue harap nggak ada lagi yang nyakitin Jisoo. Dia itu cewek baik dan nggak ada satupun orang yang pantes nyakitin dia." Ucap Jennie
" Bener tuh. Gue kasihan juga sama Jisoo dari masuk SMA Jisoo tinggal sendirian. Om Junho sama tante Yoona malah milih pindah ke luar negri dan ngurusin bisnis mereka. " Ucap Lisa
" Mereka kerja juga buat menghidupi Jisoo." Ucap Rose yang selalu berfikiran positif.
" Oiya guys gue ke aula dulu ya ada latihan." Pamit Jennie diangguki Lisa dan Rose.
Malam ini agenda Jisoo mau me time. Dia pergi muter - muter kota Seoul sendirian. Mumpung Taeyong lagi lembur kan jadi dia bebas mau kemanapun.
Niatnya Jisoo mau pulang hari ini tapi kata Taeyong digenapin seminggu baru boleh pulang. Jisoo sendiri cuma bisa pasrah karena Taeyong orangnya pemaksa.
Jisoo markirin mobilnya ke salah satu kedai ramyun favoritnya dulu saat bersama Irene. Ahh mengingat Irene, Jisoo jadi rindu sama sahabat kecilnya itu.
Jisoo nggak cuma pesen ramyun tapi juga mesen sebotol minuman. Jisoo orangnya emang jago kalo soal minum tapi kalo udah kobam anaknya nggak bisa diem, suka ngoceh dan tiba - tiba nangis.
" Lo kemana sih ren? Gue kangen moment kita dulu." Gumam Jisoo. Walau sahabatnya itu telah merebut kekasihnya, Jisoo nggak dendam sama sekali.
Selesai dengan urusan makannya. Jisoo melanjutkan perjalanannya. Jisoo lagi pingin ke danau malam - malam.
" Huh gila lama banget gue nggak ke sini." Ucap Jisoo menikmati udara segar di sekitar danau.
Hiksss...hiksss...
Jisoo menoleh ke sekeliling waktu denger suara orang nangis. Dibilang merinding, Jisoo udah merinding banget.
Hikss...hikss...
Kan kan Jisoo udah panik terus dia mau lari sampek denger suara.
" Taehyung jahat hiksss..." Jisoo berhenti melangkah. Ia kenal suara ini, suara Irene. Jisoopun mencari sumber suara.
" Astaga Irene!!! Lo kenapa?" Tanya Jisoo pas nemuin Irene dalam keadaan luka - luka.
" Hiksss...hikss...jahat." Tangis Irene semakin menjadi. Jisoo nggak tega lihat kondisi Irene langsung meluk Irene erat.
" Rene lo kenapa? Cerita sama gue." Ucap Jisoo mengusap punggung Irene.
" Hikss..." Irene masih menangis.
" Pergi jis gue nggak pantes ada dideket lo. Gue udah nyakitin lo gue udah ngrebut Taehyung dari lo. Gue jahat jis hikss..." Ucap Irene melepas pelukan Jisoo
" Heyy rin tenang." Ucap Jisoo
" Jisoo pergi hikss jangan buat gue merasa bersalah."
" Rene stop nyuruh gue pergi. Gue di sini mau bantuin lo. Plisss kita sahabat dan gue khawatir banget sama lo." Ucap Jisoo berusaha menenangkan Irene.
" Hikss gue nggak pantes jadi sahabat lo. Gue cewek nggak berguna, gue cewek jahat, gue cewek pendosa, gue-"
PLAAKK
" Stop!! Gue nggak suka ya lo ngrendahin diri lo sendiri. Kita semua sama renee!!" Seru Jisoo usai menampar Irene.
Irene terduduk di tanah dan menangis tersendu - sendu. Jisoo jadi merasa bersalah lihat Irene yang tambah kelihatan lemah.
" Rene, gue sahabat lo. Cerita ke gue supaya gue bisa bantu cari jalan keluar." Ucap Jisoo
" Maafin gue jis." Ucap Irene. Jisoo memeluk Irene lagi dan membisikkan kata - kata yang menenangkan. Setelah Irene tenang, Jisoo membawanya ke rumahnya.
Hai gimana nih ceritanya? Seru nggak?
Jangan lupa vote dan komen sebanyak - banyaknya😉Kalo chapter ini banyak komennya aku kasih double up🙏🤍