"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
Haekal tersadar sepenuhnya setelah mual terakhirnya yang ia tuntaskan baru saja, sayangnya pusing yang ia derita tak kunjung hilang.
Tangannya sedari tadi sibuk menyingkap bagian sisi ranjang untuk mencari ponselnya, ditariknya selimut tebal putih itu ke lantai, denting berat dilantai yang berasal dari jatuhnya benda segi empat itu, bersamaan dengan birama degup jantung laki-laki bermata coklat terang itu yang tak beraturan kala melihat bercak merah dikasur yang ia tiduri sebelumnya.
"gue tadi malem ngapain anjir?!" tanyanya meninggi pada dirinya sendiri.
"gue–bangsat! kobam separah apa gue semalem, anjing!" frustasinya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, namun nihil, hanya rasa pening yang tak mereda.
Haekal memang bukan orang baik, ia akui itu, tapi Haekal berani bersumpah seumur hidupnya hingga sekarang ia tidak pernah bertindak terlampau jauh, mentok-mentok make out.
Tapi pagi ini, Haekal disuguhkan dengan pemandangan yang tidak pernah ia bayangkan akan terjadi saat ini.
Dering ponsel membuyarkan pikiran Haekal yang masih bertarung untuk menolak kejadian saat ini, dihadapannya.
"woy Kal? masih hidup lo?" tanya Mel di seberang sana.
"Ha?—hmm ya" jawab Haekal sekenanya, kejutan pagi ini tentu membuatnya linglung seketika.
"Hah heh Hah heh, dimana lo? ini Jae udah mau balik, seharian lo ngilang, kurang?" suara Raja menyahut mengomel nyaring dari ponsel itu.
"iya, gue otw RS sekarang" pungkas Haekal, menutup panggilan itu tanpa menunggu.
Haekal segera bergegas meninggalkan kamar itu, tanpa mencoba merapikannya sedikitpun. Meski Haekal berniat untuk meminta rekaman CCTV, agar ia bisa mengetahui dengan siapa ia menuju kamar itu, tapi ia urungkan.
Teringat bahwa pemilik bar dan hotel itu ialah pamannya yang sangat menjengkelkan, –Om Samudra, namanya– membuatnya berpikir dua kali. Pasti berita simpang siur akan tersebar sangat cepat, jika kunjungannya di hotel dan bar itu terdengar sampai telinga pamannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siwon as Om Samudra
•••• You's POV
"udah beres, tinggal nunggu si Haekal" ucapmu setelah menyelasaikan urusan administrasi rumah sakit.
"belum dateng anaknya?" tanya Jenan yang datang bersamaan denganmu.
"otw katanya" sahut Jesa yang sudah standby dengan ponsel miringnya.
"kok lo santai banget Jes, tumben, biasanya weekend udah ngejob lo di acara pensi" tanyamu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.