01

9.2K 357 14
                                        

at Columbia Night's Club

Gemerlap lampu sorot memenuhi ruangan, membuat mata gadis itu kehilangan fokusnya.

"Sya, cobain lah seteguk doang, ga bikin lo mabuk kok"ucap Karin seraya menyodorkan gelas kecil itu ke hadapan gadis itu.

Sedikit ragu, namun tangan gadis itu perlahan menerima minuman itu tanpa beban.

"jangan diliatin aja Sya, minum lah"kali ini, Wina, gadis berponi itu yang menyuruhnya.

"em, gue nikmatin musiknya aja deh, lagian gue kesini ga niat mau minum" tolak gadis itu.

"tenang aja lah Sya, 'mereka' ga bakal tau lo minum juga" kata Nina, yang mana sudah gelas ketiga baru saja ia habiskan dalam satu kali teguk.

"iya, liat tuh Nina aja 3 gelas ga mabok, lo dikit aja gapapa lah" timpal Gisel.

Sebenarnya, kalau boleh jujur, ada keinginan dalam diri gadis itu untuk mencoba, tapi entah kenapa bayangan mereka bertujuh bakal semarah apa kalau tau ia minum, tidak bisa diabaikan begitu saja.

"bagus ya, udah bisa pergi ke club sekarang" suara itu membuyarkan lamunan mu.

"JAE?!!!" mata gadis itu membulat sempurna ketika sosok lelaki jangkung itu sudah berdiri dibelakangmu.

"lo mau pulang secara suka rela apa gue paksa?" tanya Jae dengan nada tegasnya.

•••
at 7Boys's Place

Sudah 15 menit gadis itu bersembunyi di kamar mandi, menyiapkan mental dan alasan untuk nantinya.

"oke, santai, minta maaf terus pulang" ucapnya menenangkan diri sendiri.

"nah dateng juga ni anaknya" cibir Haekal dengan wajah tidak bersahabat.

"kata gue emang lo udah kelewatan sih"–jae menimpali.

Gadis itu hanya menunduk, sial, mentalnya seketika ciut setelah berhadapan langsung dengan mereka.

"gue minta maaf" suaranya lirih.

"halah, emang dia sengaja sih ke club diem-diem kan lo" ucap Jesa mengompori.

"Sya, jawab jujur, lo sengaja?" –Jenan meminta kejujuran dari gadis didepannya yang sedari tadi hanya menunduk.

"gue tadi ke club sama Karin dan temen-temenya, gue juga ga minum kok" ucapmu.

"ya lo sengaja apa engga?!"tanya Chandra meninggi.

"kalo iya kenapa? lagian ga adil banget kalian bisa seenaknya ngapain aja, gue apa-apa dilarang!" jawab gadis itu tak kalah emosi.

"udah, udah jangan emosi, gini ya Sya, karena lo itu satu-satunya perempuan disini,  jadi harus dijaga, udah kewajiban kita" lerai Melvin, cowo blasteran Kanada itu mencoba berbicara tanpa meluapkan emosinya.

"jaga lo bilang? bikin gue ga kenal dunia luar yang ada!" balas gadis itu kesal.

"lo minta dirusak apa gimana hah?! asal lo tau, kita disini semuanya cowo normal" ucapan Haekal sontak membuat semua yang disana kaget dan tubuh gadis itu seolah membatu dengan air mata yang sudah penuh di bendungan itu.

"weitsss, lo ga harus segitunya deh" ucap Jesa merasa sedikit iba melihatmu.

"emang harus gitu, biar dia sadar" tegas Haekal

"lo ngaggep kita siapa sih? ngapain segala kesana diem-diem?"ucap Raja yang sedari tadi hanya diam.

"gue capek tau, apa-apa harus hidup dalam aturan kalian! apa kurang sabar gue selama ini?" ujar gadis itu jujur.

Beauty And The BadboyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang