"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
Vasya merasakan lemas di sekujur tubuhnya, suhu badannya sejak tadi pagi terasa lebih tinggi dari biasanya, ditambah lagi rasa pusing yang sedari tadi tak kunjung hilang.
Tangannya merambat menjadikan tembok sebagai tumpuan berjalan. Sampai di meja kecil itu, ia membuka laci yang sudah setengah terbuka itu. Dicarinya obat yang semalam sudah sempat ia minum, sayangnya, ia baru ingat bahwa semalam adalah butir terakhirnya.
"Sssh" desisnya ketika kepala belakang dan lehernya semakin terasa berat. Sejenak ia menyenderkan tubuhnya ke tembok, dingin, membuatnya sedikit nyaman untuk suhunya yang panas itu.
Drrrt drrrt drrrt
getar ponsel di nakas, membuatnya mengerjap mencoba melihat nama siapa yang muncul dilayar, sayangnya masih terlihat buram, ia berusaha menuju nakas dengan beringsut dilantai, perlahan ia sampai dan menjulurkan tangannya hingga menyentuh ponsel yang sedari tadi bergetar, entah berapa ulang kali seseorang diluar sana menghubunginya.
"...Halo?" ucapmu lemas sedikit serak
"Sya? lo kenapa? suara lo aneh gitu?" terdengar suara lantang yang langsung kamu kenali pemiliknya, Haekal.
"...." diammu karena pusingmu yang semakin-makin.
"SYA??? HALOO??" teriak Haekal disamping telingamu membuatmu menjauhkan ponsel itu dan meletakan dilantai dengan tangan yang terkulai lemas, jarimu menyentuh tombol speaker disana.
"..Sya? jawab! jangan bikin gue panik anjir" tuturnya.
Tanganmu berasa mendekatkan ponsel itu kembali sayangnya ponselmu terjatuh karena genggamanmu yang kurang kuat, membuat suara berisik dilantai yang tertangkap oleh Haekal disana.
"ANJ, GUE OTW KOS LO" putus Haekal setelah umpatannya.
Hanya memerlukam waktu 10 menit, motor Haekal sudah terparkir di garasi depan, segera ia masuk ke lobi dan menuju tangga dimana kamar kos mu berada. Sangat sepi, mungkin karena ini bukan hari libur.
Diketuknya tak beraturan kala Haekal sampai di depan pintu. Ia menghampiri jendela samping dan dilihatnya dari celah gorden, sayangnya ia tidak bisa melihat apapun.
"SYA!! VASYA!!" panggilnya lantang
Vasya yang sempat terlelap dilantai, tersadar dengan panggilan itu. Tubuhnya ia paksa untuk menopang dan berdiri berjalan gontai menuju pintu.
"ANJ!! hitungan ke 3 ga lo buka, gue dobrak Sya!" ancama Haekal.
"satu"
"dua"
"ti–"
cklek, pintu terbuka.
tubuhmu langsung terhuyung kedepan, untung saja Haekal dengan sigap menangkapmu, meski ia sedikit kaget dan terdorong ke belakang.
Kondisimu saat ini sangat kacau, mata sayu berair sedikit merah, rambut acak-acakan, baju oversize yang sudah tersingkap memperlihatkan hotpans putihmu setengah paha. Kulitmu yang terekspos bersentuhan langsung dengan kulit Haekal, suhu panasmu membuat Haekal semakin panik.
tanpa basa basi, Haekal menggendongmu ala bridal style, dan membawa tanganmu tersampir ke pundaknya lemas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.