"karena lo cuma satu jadi harus dijaga" - Melvin
"nantang dirusak lo?" - Haekal
"lo kalau mau nakal, juga harus dibimbing" - Jaevan
"ck!" - Chandra
"biarin kita brengsek, yang penting lo nggak" - Jenan
"lo boleh ngapain aja, asal jujur" - Raja
"mau...
Pagi ini, tidak seperti biasanya, dari bangun tidur hingga sampai di kampus tidak ada seutas pesan gangguan dari Haekal, yang biasanya sudah meneror dengan rentetan pesan,
"cil, tipsen"
"nyet, bawain buryam"
"cok, nitip ambilin print"
"sya, lihat tugas lo dongg"
ya kira-kira seperti itu lah hari-hari Vasya selama ini, mengingat Vasya satu kelas dengan Haikal, pandangan Vasya terus ke arah pintu masuk kelas, "dia bolos lagi kah?" batinnya.
Sorot mata Vasya buyar dan melihat tak terarah, ketika sosok yang sedari tadi ia cari menampakkan dirinya, tatapan mata yang tajam terkesan tidak ramah, baju abu polos dan tangan yang ia masukan ke saku, serta rambutnya yang acak-acakan, sangat khasnya Haekal ketika dia ke kampus dengan mood yang buruk.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hanya tersisa bangku dibelakang Vasya dan paling ujung depan, berani bertaruh mau seburuk apapun hubunganmu dengan Haekal, tetap bangku depan tidak mungkin dijamah seorang Haekal.
ekor mata Vasya mengikuti kemana Haekal tuju, dia melewati barisan bangku depan, "dih udah gue duga" lirih Vasya dan membenarkan posisi duduk berpura-pura bersikap acuh kala Haekal semakin mendekat ke arah Vasya.
"Kal, sini, sesuai request hehe" ucap Manda, salah seorang teman kelas Vasya yang katanya sedang mendekati Haekal.
Haekal melewati tempat Vasya, diam, tidak seperti biasanya, dia juga tidak mengambil bangku dibelakang Vasya, melainkan menuju bangku yang Manda tunjuk sebelumnya.
"thanks ya" ucap Haekal pada Manda yang duduk di bangku sampingnya.
Vasya sedikit menengok ke kiri, agar ekor matamu bisa melihat Haekal dari sana, "kok gue jadi bete gini sih" batin Vasya.
•••
"lo ga balik Sya?" tanya Aca, teman sekelas Vasya yang lain.
"ga deh, nanggung ntar ada kelas siang" jawab Vasya
"yaudah gue temenin deh, gue juga lagi males bolak balik" ujarnya dan menaruh tas disebelah bangku Vasya
"lo, lagi marahan kah sama Haekal?" tanyanya
Vasya sedikit menghentikan tangannya yang sedang mengetik, dan melirik ke Aca sebentar, "ga kok, kenapa emang?"
"halah, keliatan kali Sya, biasanya juga berangkat bareng, sebelahan, Haekal juga ga biasanya diem doang kayak tadi kalau di kelas"
"ya–mungkin, Haekal lagi pengen beda" jawab Vasya sekenanya sembari melanjutkan pekerjaan Vasya.
"eh kantin yuk, kantin fisip aja tapi, yang gede nan lengkap itu" ajak Aca
Vasya sempat berpikir sejenak, sampai akhirnya mengiyakan ajakannya.
Sesampainya di kantin, rasa lapar Vasya semakin menjadi-menjadi, apa lagi semerbak bau mie ayam mas dul sudah menusuk indra penciuman.