Sugawara dan Semi kini berada disebuah Mall yang cukup besar. Mereka pergi ke toko butik cukup besar disana.
Sugawara dan Semi kini tengah melihat-lihat dan memilih baju yang akan dibeli. Tapi nyatanya mereka hanya berjalan-jalan saja menyusuri baju-baju yang tersusun rapi itu.
"Kamu emang mau beli apa Sem?" Tanya Sugawara pada temannya yang belum kunjung memilih baju apapun.
Semi menolah ke arah Sugawara "Ya beli baju lah sug, masa beli semen."
Sugawara menghela nafas "Ya maksudnya baju apa yang kamu mau beli Semi eitaa."
Semi terkekeh "Ohh, bilang dong dari tadi"
"Bodoamat Sem, aku mau pergi kesebelah sana aja ya. Nanti ketemu nya langsung ketempat kasirnya aja." Kata Sugawara yang beranjak pergi meninggalkan semi.
"Okei dadah beb, awas nanti diculik gondoruwo." Gurau Semi.
Sedangkan Sugawara melangkah pergi dan tidak memedulikan Semi.
Semi berjalan sambil fokus melihat baju-baju yang berjejer rapi itu. Memilih, mengambil, lalu menaruhnya kembali, sebelas kali Semi sudah melakukan hal itu.
Lalu akhirnya Semi telah memilih bajunya dan ia akan mencobanya lebih dulu diruang ganti. Ngomong-ngomong Semi membawa satu dress yang panjangnya se lutut, dua pakaian atasan, serta satu celana jeans.
Saat menuju ke ruang ganti, semi dikejutkan dengan keberadaan seorang laki-laki yang bertubuh besar dan tinggi kini tengah berdiri disebuah rak yang berisikan banyak bra.
Tidak ada badai tidak ada apapun tiba-tiba semi mengintip laki-laki itu karena penasaran. Laki-laki itu terlihat sangat kebingungan, Semi menahan tawanya saat melihat itu.
Semi berpikir kalau dia disuruh oleh kekasihnya untuk membelikannya bra. Kalo iya tega banget sih, soalnya muka laki-laki itu seperti sudah tertekan.
Dan disini kenapa tidak ada para karyawan tokonya yang biasanya membantu para pembeli?
Semi masih mengintip laki-laki itu dari belakang, tapi tiba-tiba dia menoleh kebelakang sampai mata Semi dengan laki-laki itu bertemu. Semi terjungkal kebelakang karena terkejut.
"Aduh" Laki-laki itu menghampiri Semi.
"Kamu gak papa?" Tanya laki-laki itu sambil mengulurkan tangannya untuk membantu Semi berdiri.
Semi bangun dengan memegang tangan pria itu "ah ya, gw gak papa."
Semi memalingkan wajahnya karena malu, tapi daripada malu Semi lebih takut akan dimarahi karena sembarangan mengintip. Dan wajah datar dari laki-laki itu membuat semi terimintidasi tau.
"Makasih, kalau begitu permisi" baru saja hendak pergi dari situ, laki-laki itu memegang lengan semi hingga membuat semi menghentikan langkahnya.
"Tunggu" Semi menghadapkan dirinya menghadap laki-laki itu. Semi gugup gais, ia benar-benar berpikir kalau akan dimarahi karena berani mengintip sembarangan.
Suasananya agak sunyi, laki-laki itu belum kunjung mengatakan keperluannya.
"Kamu, berapa ukuran bra kamu?" Tanya laki-laki itu dengan ekspresi tanpa dosa.
"HEEEHHH!??" Semi terkejut langsung mundur beberapa langkah dari laki-laki itu sambil melindungi kedua buah dadanya.
Laki-laki itu sedikit panik "ah tidak, jangan salah paham, saya cuma mau nanya berapa ukuran bra yang biasanya kamu beli?" Jelas laki-laki kembali.
Namun bukannya membuat semi menjawab pertanyaannya itu malah membuat Semi mematung seolah-olah mengatakan apa? Kenapa? Ada apa?
Laki-laki itu menghela nafas "Ibu saya.. menyuruh saya untuk membelikannya bra. Tapi saya tidak tahu ukuran bra ibu saya. Dan, tinggi kamu dengan ibu saya hampir sama, jadi saya bertanya soal itu sama kamu." Jelas laki-laki itu dengan panjang lebar, sedangkan Semi ber oh ria saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. CEO
RomanceCerita tentang para Captain Squad yang menjadi CEO muda. Juga mengisahkan mereka dalam menemukan takdir cintanya. Pertemuan pertama yang berkesan dihati Kesepakatan yang terjadi untuk perlindungan diri Aksi penyelamatan yang heroik Cinta pada pendan...