Chapter 7

178 27 4
                                    

*Masih dalam chapter flashback

Sugawara dan Daisho sudah dikenal sebagai pasangan yang sangat serasi. Bahkan membuat banyak anak-anak iri melihat mereka.

Tapi itu semua tidak berlangsung lama.

Saat ini Sugawara tengah berjalan dilorong sekolahnya membawa tumpukan kertas yang akan dibagikan dikelasnya.

Tiba-tiba seorang siswa laki-laki menubruk Sugawara dengan cukup kuat hingga membuat tumpukan kertas yang cukup tebal itu berhamburan kemana-mana.

"Hei apa yang kau lakukan?!" Ucap Sugawara tidak terima karena siswa itu mau pergi begitu saja.

Siswa laki-laki itu membalikkan badannya menghadap Sugawara. "Ada apa hah? Kau nya saja yang berjalan tidak hati-hati."

"Apa matamu buta? Sudah jelas aku sedang kesusahan membawa kertas ini dan kau yang berjalan tidak melihat sekitar!"

"Setidaknya kau bantu memberes- Akh!" ucapan Suga terpotong ketika siswa itu tiba-tiba mencengkram tangan Sugawara dengan sangat kuat sehingga membuat Sugawara kesakitan.

"Kau yang berjalan tidak hati-hati malah menyalahkan aku? Harusnya kau berterimakasih padaku karena aku telah mengampunimu setelah kau menubrukku tadi." Siswa itu mengangkat tangan Sugawara lalu mendekatkan wajahnya pada Sugawara.

"Tanganku sakit lepaskan!" Brontak Sugawara

"Akh! Hei!" Bukan dari Sugawara melainkan dari siswa tadi yang tangannya dicengkram oleh Daisho.

"Lepaskan. Atau ku hajar kau." Ucap Daisho dingin hingga membuat siswa tersebut ketakutan dan melepaskan cengkeramannya pada Sugawara lalu berlari pergi dari sana.

Mereka berdua hanya menatap kepergian siswa laki-laki tadi.

Sugawara menghadap Daisho "Syukurlah Daisho, kalau tidak ada-"

Plakk

Perkataan Sugawara terpotong karena tiba-tiba Daisho menamparnya dengan cukup keras.

"Bukankah sudah kubilang kamu tidak boleh berbicara dengan laki-laki lain selainku?!" Bentak Daisho pada Sugawara.

Pertama kali Sugawara ditampar seperti ini, bahkan orang tuanya saja tidak pernah melakukan ini padanya.

Sugawara hanya memandang Daisho sambil memegangi pipinya yang sakit.

'Ada apa? Apa kesalahanku?'

"Aku bisa saja dengan mudah menghabisi orang tadi, tapi kenapa kau malah berurusan dengannya?!"

Sugawara tidak paham dengan perlakuan Daisho, ia baru pertama kali melihat sisi Daisho yang seperti itu.

Merasa takut sekaligus sakit hati, Sugawara pergi begitu saja dari sana meninggalkan Daisho bersama kertas-kertas yang belum sempat dibereskan.

Tapi setelah itu, Daisho yang merasa sangat keterlaluan akhirnya meminta maaf pada Sugawara. Sugawara memaafkan Daisho tapi rasa takutnya masih tersisa dalam dirinya.

Walau mereka sudah baikan, tapi perlakuan Daisho padanya setiap hari semakin aneh.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Sugawara melihat ponsel Daisho yang tertinggal dimeja sedangkan Daisho saat ini tengah pergi keluar.

Sugawara yang penasaran akhirnya membuka ponsel Daisho, dan ia menemukan banyak foto dirinya disana, meskipun mereka pacaran, mereka tidak pernah sekalipun mengecek ponsel siapapun karena tetap saling menjaga privasi.

Sugawara dibuat merinding, karena banyak foto dirinya yang ia tidak tahu kapan dia mengambil foto dirinya. Bukan lagi puluhan, tapi ribuan foto Sugawara.

Hello, Mr. CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang