Semi kini berada didepan rumahnya setelah selesai dari kegiatan band nya. Semi mulai memasuki rumahnya dan terlihat sang ayah tengah menyiapkan makan malam.
"Ayah, eita pulang"
"Kemari Eita, kamu pasti capek kan habis latihan?"
Semi berjalan mendekati meja makan dan bersiap mengambil makanan sambil memasang ekspresi sumringah.
Tapi sebelum semi meraih makanannya, ayah semi sudah lebih dulu menghentikan tengan semi "Cuci tangan dulu sana!"
"Hehehe, iya maapp"
Ayah semi hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah putri semata wayangnya itu, tapi tidak dapat dipungkiri kalau ayah semi sangat mencintai putrinya.
Saat tengah menyantap makan malam bersama, semi memperhatikan wajah ayahnya yang tampak lesu dan pucat.
"Ayah kenapa? Apa ada masalah?"
Ayah semi hanya tersenyum "Gak ada kok, makanannya jangan disisain ya"
Semi tidak percaya begitu saja, karena ia sangat mengetahui ayahnya itu "Ayah jangan bohong, ada masalah apa yah?"
"Ayah kan udah bilang, gak ada masalah apapun eita.."
Tiba-tiba Semi menyentuh dahi ayahnya yang ternyata terasa panas. "Ayah sakit!??"
"Gak Eitaa, ayah baik-baik saja kok." Bohong Ayah Semi.
"Baik-baik apanya?? Sekarang ayah harus cerita masalah ayah ke Eita."
Ayah semi hanya bisa menghela nafas, ia tidak marah pada semi yang kekanak-kanakan, karena ia tahu kalau putrinya ini sangat peka dalam segala hal. Mungkin hanya minus dalam percintaan.
"Ini masalah paman kamu."
"Paman? Kenapa sama paman, yah?" Tanya Semi.
"Dia menipu ayah, dan juga dia membawa kabur semua uang ayah."
"Apa?!! Tapi kenapa? Bukannya ayah udah banyak bantu paman yang katanya buat bangun usaha??" Semi menggertak mejanya tidak terlalu keras.
"Kamu yang tenang eita, ayah juga bingung harus apa, uang yang dia ambil juga bukan nominal kecil" Ucap ayah semi sambil memijit kecil keningnya.
"Ini gak adil, padahal selama ini ayah udah berbaik hati sama paman!"
"Udah-udah, sekarang kamu udah tahu kan? Tapi kamu gak boleh ikut campur sama masalah ini, biar ayah aja yang urus."
"Ayah gak usah khawatir, Eita janji bantu ayah!" Ucap Semi.
"Gak boleh. Ayah gak mau terjadi sesuatu sama putri ayah, karena itu berbahaya."
Semi hanya menunduk, ia paham kekhawatiran ayahnya itu. Tapi apa semi hanya bisa diam saja dan pasrah begitu saja?
Ayah semi mengusap Surai halus semi yang sangat mirip dengan mendiang ibunya "Eita cukup terus disamping ayah saja, terus menemani ayah saja, ayah udah senang."
"Eh, tapi ayah gak bakal main-main loh soal urusan laki-laki yang bakal ngambil kamu dari ayah."
Semi terkekeh melihat tingkah ayahnya yang bisa dibilang posesif itu namun kenyataannya ia sangat hangat.
"Hahahaha!" Keduanya tertawa.
Tok! tok! tok!
Baru saja selesai dalam pembicaraan, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah semi dengan tidak santai.
Baru saja ayah semi hendak berdiri, semi menyuruh ayahnya untuk duduk kembali
"Biar eita aja yang buka yah."

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Mr. CEO
RomantikaCerita tentang para Captain Squad yang menjadi CEO muda. Juga mengisahkan mereka dalam menemukan takdir cintanya. Pertemuan pertama yang berkesan dihati Kesepakatan yang terjadi untuk perlindungan diri Aksi penyelamatan yang heroik Cinta pada pendan...