"Sabtu kemaren gue gak liat lo."
"Ada kok gue di tribun atas."
Mahesa menyibukkan diri dengan makanannya, membiarkan Vero kikuk sendirian saat mengobrol dengan Kalvin membahas kehadirannya di pertandingan basket Sabtu kemarin.
"Lo ikut, Ca?" tanya Kalvin.
"Ya, nggaklah mana boleh gue sama Mama Yuni," Mahesa menyangkal dengan cepat, setelahnya meneguk ludah karena kaget tiba-tiba Kalvin melemparkan pertanyaan yang tidak terduga.
"Tapi kata nyokap gue Sabtu kemaren lo gak ada di rumah, maen sama Vero."
Mahesa dan Vero otomatis menelan makanan yang belum mereka kunyah dengan benar, alhasil keduanya kompak terbatuk.
Kalvin mendelik.
"Lo berdua emang beneran main-main di belakang gue ternyata," ucapnya, diakhiri decihan.
Vero menelan minumannya yang dia sedot dengan brutal.
"Lo lagi sibuk. Ya, kita gak ajak main, ya, Ca? Gak mau ganggu lo kita mah," alibi Vero.
Mahesa mengangguk.
Kalvin tidak peduli pada alasan mereka, dia cemberut, memalingkan wajah.
"Boi, lo keren di lapangan, jangan rusak citra lo lah, geli banget gue liatnya," ucap Mahesa.
"Lo berdua pacaran?"
Kalvin bertanya sembari melirik dengan ujung mata.
"Kal, terakhir gue pacaran, pacar gue mirip Edward Cullen," ungkap Vero.
"Maksud lo? Lo mau bilang gue jelek?" timpal Mahesa, dia langsung merasa tersentil oleh maksud yang tersirat dari ucapan si perempuan aneh itu.
Vero menggeleng.
"Baru kemaren lo puji gue cakep," seru Mahesa.
"Sejak kapan lo peduli sama pujian gue?"
"Lo juga gak cakep, Ver, gak usah sok kecantikan lo."
"Woah, lo nyebelin banget, kenapa bahasannya jadi ke situ?"
"Sssstttt... berisik lo bedua, gue cuma nanya lo berdua pacaran apa nggak, malah pada ribut. Udah gak usah dijawab! Gue udah tahu jawabannya: gak mungkin pacaran," tukas Kalvin.
Tidak mungkin kedua manusia itu pacaran. Mereka tidak cocok secara shio pun, shio Vero adalah kelinci dan shio Mahesa adalah naga, kedua shio itu kalau jadi pasangan: tidak cocok!
-
"CA!"
Mahesa melewati gerbang sekolah, menaikkan alis saat melihat Fajri dan mobilnya ada di depan gerbang.
"Gak ngomong mau jemput, mau ngapain? Mau kasih barang lagi?" tanya Mahesa sembari melangkah menghampiri.
"Hh?" Belum sempat menyahut dengan kata, Fajri tersenyum sambil melambaikan tangan. Tentu bukan kepada Mahesa.
Mahesa menoleh ke belakang. Seorang siswi membalas senyuman dan lambaian tangan Fajri seraya berjalan menghampiri.
"Gue jemput cewek gue kali." Fajri baru menyahut pertanyaan Mahesa dengan bibir terlipatnya yang tersenyum manis.
Mahesa yang sejak beberapa detik lalu secara otomatis menghentikan langkah, jadi terdiam, melihat mereka.
Fajri membukakan pintu mobil untuk siswi itu.
"Lo mau ikut, Ca? Ayok, gue anter sampe rumah," kata Fajri.
Mahesa menggeleng-gelengkan kepala.
"Gak usah, grab gue bentar lagi dateng," katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A. C. E (OnGoing)
Novela Juvenil**Jangan plagiat nyerempet copy paste** Layaknya api lilin yang rentan mati terembus angin.