2

201 12 0
                                    

Satu minggu berlalu

Di pagi ini Aksa, Irene, Kirana, juga Yeji sedang berkumpul sembari berbincang perihal sekolah Kirana dan Yeji.

"Ana, yeji hari ini papa mau membicarakan perihal kelanjutan sekolah kalian" ujar Aksa sembari mematikan tv yang tengah mereka tonton.

"Boleh dong pah" ujar Kirana dan Yeji bersamaan.

"Papa udah mendaftarkan kalian ke sekolah yang sama dengan jurusan yang berbeda. Kirana kamu papa masukan jurusan sains sementara Yeji sosial"

"T-tapi pa aku kan ng__

Aksa memotong ucapan Ana "papa udah pikirin ini sayang keputusan papa udah bulet, alasan papa untuk mengambil keputusan ini demi kebaikan kamu, papa mau kamu jadi dokter nantinya. Kalo Yeji pernah bilangkan ke papa, kamu suka sama sosial jadi papa masukin sesuai minat kamu"

Ana hanya bisa pasrah dengan keputusan yang di ambil papanya karena tidak bisa di ubah jika papanya sudah memberi keputusan, sementara Yeji hanya tersenyum.

"Udah sayang jalanin dulu aja, mama yakin dengan berjalannya waktu kamu pasti suka sama jurusan yang udah papa kamu pilih" ucap Irene sembari mengusap puncak kepala Kirana.

"Yaudah Ana ke kamar dulu" pamit Kirana sembari melenggang ke kamar nya dengan perasaan kesal.

"Udah mah ngga usah khawatir nanti juga Kirana bisa ngerti dan nerima keputusan yang papa ambil" ujar aksa yang melihat istrinya terlihat khawatir.

"Makasi ya pa " ujar Yeji tiba tiba.

"Makasih buat apa hm?"

"Buat semuanya yang udah papa sama mama kasih ke aku"

"Ngga usah bilang makasih sayang ini udah tanggung jawab kita sebagai orang tua kamu" ujar Aksa sambil mengelus puncak kepala Yeji.

Sementara di kamar Kirana sedang menangis sembari bergumam "baru juga seminggu punya sodara angkat sikap mama sama papa ke aku udah mulai berubah  hiks.. mana janji yang waktu itu aku minta hiks..."

Kirana hari ini benar benar menghabiskan waktunya di kamar meskipun papa dan mamanya membujuk dia agar keluar dari kamar yang dikunci dari dalam.

"Kirana sayang buka pintunya ya, mama sama papa mau masuk, kita bicarakan lagi masalah tadi" ujar Irene

"Ana buka pintunya sayang! papa minta maaf, kalo kamu buka pintunya papa akan turuti apa aja kemauan kamu" bujuk aksa.

Akhirnya Kirana membuka pintu kamarnya yang sengaja di kunci dan membiarkan kedua orangtuanya masuk.

"Sayang kamu gapapa kan?" tanya Irene sembari berlari memeriksa keadaan anaknya dan langsung memeluk anaknya.

"Aku gapapa ma.. lagian kan cuma diem di kamar doang ga kemana mana" ujar Kirana membalas pelukan mamanya.

"Sayang lain kali jangan gini lagi ya?! papa minta maaf " ujar Aksa sembari kembali menutup pintu dan berjalan untuk bergabung dengan pelukan yang dilakukan dua orang kesayangnya.

Setelah dirasa cukup dalam acara pelukannya tadi, Aksa kini mengajak istri dan putrinya untuk duduk di sofa yang berada di kamar Kirana.

"Yaudah kita duduk dulu terus ngobrol lagi " ajak Aksa.

Mereka pun duduk bersama di sofa yang ada di kamar Kirana

"Kamu mau minta apa dari papa hm?"

"Papa janji kan bakal nurutin kemaun aku?!"

"Janji sayang, apapun itu selagi papa mampu tapi jangan macem macem yaa"

"Ngga macem macem kok pah, hm.. aku cuma mau beda sekolah sama Yeji dengan jurusan pilihan aku sendiri" ujar Kirana ragu.

KIRANA [JENRINA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang