part 4.

17.8K 1.1K 1
                                    

°°°
⚠️typo bertebaran

Mengerjap beberapa kali, Raden mengamati tempat yang sedang ia pijak saat ini. Perlahan kakinya melangkah maju, mengikuti kupu kupu berwarna hijau yang tadi hinggap di hidung mancung nya.

Tidak dapat menyembunyikan rasa kagetnya, tanpa sadar Raden membuka mulutnya ternganga menatap pemandangan di depannya. Dibawah pohon tinggi yang daunya berasal dari kupu kupu warna warni, terdapat sosok lelaki mungil yang tengah tertawa sembari memasangkan mahkota bunga di kepalanya.

"Raden Micael Devara" ujarnya, kepalanya bergerak mendongak menatap Raden dengan senyuman manis yang tertata rapi di wajah manisnya.

Raden Menatap kagum sosok di hadapannya, Raden merasakan sesuatu yang aneh di jantungnya.

Menggeleng cepat, Raden menatap datar sosok manis di depanya. Otaknya belum sinkron, tadi di rumah sakit sekarang di surga.

"Lo kok tau nama gue?" sarkas Raden bersedekap dada.

Menggedikan bahu, Kevin mengisyaratkan Raden untuk duduk di sebelahnya. Masih dengan pikirannya, Raden menjatuhkan tubuhnya di rerumputan.

"Kok gue bisa disini?" tanya Raden melirik ke samping.

Menghela nafas panjang, Kevin mengubah cara duduknya yang tadi selonjoran menjadi bersila. Tanganya tidak tinggal diam, ada saja yang dibuat.

"Gue yang manggil, bosen gue liat wajah plang plongo lo itu" sarkas Kevin, membuat Raden melotot tidak Terima.

"Hei!! Maksud lo apa?"

Memekik tidak Terima, Raden meninggikan nada bicaranya. Membuat Kevin menatapnya tajam.

"Udahlah fakta, kagak Terima lagi. Uhh" cibir Kevin membuang muka, kemudian kembali menatap serius sosok tampan yang tengah duduk sembari menatap dirinya.

"Gak usah pandang pandang, nanti naksir" seru Kevin mendorong kening Raden dengan telunjuknya.

"Telat, gue udah naksir duluan waktu gue bangun di tubuh cantik lo" cerca Raden yang langsung dihadiahi plototan kucing marah oleh Kevin.

Menggeleng pelan, Kevin terkekeh. "Becanda lo gak lucu, kak"

Raden masih diam tidak berkutik, ia terus memperhatikan wajah lelaki di hadapannya. Kevin yang di tatap, memalingkan wajah kesamping.

"Nih orang ada masalah apa?" gumam Kevin melirik sekilas ke Raden yang masih menatapnya.

"Ekhemm" berdehem kasar, Kevin membuyarkan lamunan Raden.

"Ayo kembali!!" Raden tiba tiba berseru, membuat Kevin hampir tersedak ludahnya sendiri.

"Gak deh, gue masih mau disini. Kapan kapan gue turun ke bumi" jelas Kevin.

"Kenapa?"

"Gapapa, bosen aja di bumi"

Raden memicing horor.

"Balikin jiwa gue ke tubuh gue" final Raden memutuskan tatapannya dan beralih menatap bunga yang tengah menari nari saat angin berhembusan.

"Lo mau balas perubatanya Amira kan? Balas aja pake tubuh gue"

Sebuah kerutan muncul di jidat paripurna Raden, ia menatap bingung Kevin. "Kok lo bisa tau?"

"Lo lupa ada di raga gue? Walau gue udah gak ada disana tapi apapun yang lo pikirin bakal ada di pikiran gue juga"

Destiny of Love. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang