part 5.

16.1K 1K 9
                                    

°°°
⚠️Typo bertebaran.

Sepulangnya dari sekolah tadi, Raden lebih banyak diam membuat yang berada di rumah kebingungan. Memandang langit dengan tatapan kosong, Raden menghembuskan asap rokoknya ke udara. Entah dari mana ia mendapatkan benda tersebut. 

Merokok adalah hal yang selalu Raden lakukan jika sedang ada yang mengganggu pikirannya.  Berbalik menghadap ke dalam kamar, Raden menyenderkan punggungnya pada pembatas balkon. Rokok masih terapit sempurna di jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Awas badan gue bau rokok!!" bisikan yang sama seperti tadi pagi terdengar di telinganya. Namun, kali ini lebih jelas.

Menoleh ke samping, Raden tersentak mendapati Kevin asli tengah duduk di pembatas balkon. 

"Berhenti ngerokok, gue gak mau badan gue bau rokok" sarkas Kevin menatap datar lelaki di sampingnya.

"Gak mau......

Biar tubuh lo gak bau rokok.... Lo balik aja ke tubuh lo, dan gue balik ke tubuh gue"  bantah Raden, menyesap kembali rokoknya.

"Uhukk" terbatuk, Kevin menutup hidungnya. Walau udah jadi arwah, gak suka bau rokoknya masih kebawa ya.

Melirik dengan ekor matanya, Raden mematikan rokoknya dan beralih menatap pemuda di sampingnya yang masih menutup hidung. 

"Ternyata arwah bisa  batuk juga ternyata"

Bermaksud menyindir, Raden menatap lelaki di sampingnya dengan smrik di bibirnya. Merasa di sindir, Kevin melirik sinis.

"Bacot" umpat Kevin.

"Tidur sana, jangan sampai wajah gue jadi tua gara-gara lo kebanyakan begadang" tutur Kevin menatap jengah Raden yang belum ada tanda tanda akan tidur, padahal udah jam dua belas keatas.

Sudut bibir terangkat, Raden bergerak dengan cepat ke hadapan Kevin lalu menaruh kedua tangannya di pembatas balkon, mengukung tubuh Kevin.

Dan ajaibnya, tubuh Kevin bisa di sentuh. Mengernyit heran, Raden mendongak menatap Kevin. "Kok gak tembus?"

Mendorong pelan kening Raden dengan telunjuknya, Kevin menatap datar lelaki di hadapannya.

"Lo kira gue hantu?" sarkasnya

"Kalo bukan hantu, terus apa?" Raden menekuk alis bingung.

"Gue belum mati, hanya saja jiwa gue keluar dari tubuh gue"

"Sebenarnya lo juga belum mati" lanjut Kevin menimbulkan binar di mata Raden.

"Beneran?!" serunya dengan wajah cerah

"Iya, kak. Tapi kalo soal ngebalikin jiwa, gue gak tau caranya"

"Jadi? Gue harus nunggu sampai ketukar dengan sendirinya?" Tanya Raden memastikan.

"Mungkin. Gue juga gak tau" sahut Kevin menaikan bahu.

Bersedekap dada, Kevin menjaga jaraknya dengan Raden, karena tidak suka dengan bau rokok yang melekat pada tubuh Raden.

"Nahkan bener sekarang tubuh gue jadi bau rokok, udah malem kagak tidur pula. Besok di jamin gue udah jadi kakek kakek" omelnya menatap Raden sengit.

Destiny of Love. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang