Bluebells

Toxic Flowers

~Cinta dan dosa jangan sampai salah kira!~

"Kalau Nichol pergi Aku bagaimana ya Hen?" Bells sedang duduk di coffe shop milik Christian, setelah semuanya berjalan cukup lama antara Bells dan Nichol kini Bells lebih banyak menghabiskan waktu di Kota, jauh dari Nichol benar-benar membuatnya paranoid.

"Maksudnya Bells?" Hendi mengembalikan pertanyaan kepada Bells

"Iya..Aku bagaimana? Kalau Nichol pergi nasib ku kedepannya seperti apa? Bukankah Aku menjadi wanita yang sudah dipakai?" Bells bertanya sambil melamun kedepan.

"Jangan seperti itu Bells, Nichol tidak akan meninggalkan mu"

"Benar seperti itu Hen? Sekarang saja hubungan kami sudah sangat toxic, kami seperti api dengan api, tidak ada yang mau mengalah"

Ya, kisah asmara antar Bells dan Nichol tidak seindah awal pertemuan mereka, semenjak hari itu, kalian tau yang yang Aku maksud, yang mereka lakukan semakin di luar batas, Bells semakin tersiksa karena tidak bisa keluar dari lingkaran toxic itu. Bells secara tidak sadar juga terus meminta banyak hal kepada Nichol yang posisinya masih mengikuti bimbingan belajar untuk menjadi seorang Polisi dan belum mendapatkan pekerjaan.

Bells merasa wajar apabila dia meminta banyak hal oleh Nichol mengingat semua yang  telah dia berikan didalam hubungan mereka, Bells tidak tau bahwa hal itu adalah hal yang salah, karena sedari awal ketika mereka memutuskan melakukan hal gila itu tentu akan menjadi momok untuk diri mereka sendiri. Bells menjadi perempuan gila yang paranoid, Nicol dilarang melakukan banyak hal, itu membuat Nichol berpikir ulang untuk melanjutkan hubungan mereka.

Bells melakukan itu semua hanya karena takut ditinggalkan mengingat hal apa yang sudah ia berikan kepada Nichol, saat berkelahi pun Nichol dan Bells terkadang saling menyakiti satu sama lain, baik secara verbal maupun secara fisik. Hubungan mereka semakin diperparah ketika Nichol pindah ke suatu kontrakan yang bersebelahan dengan waria-waria mucikari yang bekerja di club malam, Nichol mengkhianati Bells.

Saat itu Bells sedang memeriksa HandPhone yang Nichol tinggal tidur, Bells memeriksa semua aplikasi di HandPhone Nichol sampai pada akhirnya ia memeriksa galeri di HandPhone tersebut, betapa terkejutnya dia saat melihat sebuah foto tidak senonoh milik Nichol dan sebuah video di sebuah hotel dimana Nichol sedang bersama para mucikari mucikari itu. Bells langsung meminta penjelasan dengan membangunkan Nichol.

"Nichol bangun Aku butuh penjelasan!" Bells berteriak kepada Nichol

Nichol pun terbangun karena suara Bells "Penjelasan apa lagi Bells tidak cukup semua masalah kita selama ini?"

"Ini apa? Jelaskan cepat Nichol! Aku tidak mau tau! Dasar bajingan jahat!" Bells melempar HandPhone ke arah Nichol.

Nichol sempat mengelak semua bukti itu dengan alasan dia mendapatkan foto dan video tersebut dari grup, tapi Bells menangkis semua alasan Nichol hingga ia mengaku. Ternyata Nichol mendownload sebuah aplikasi dimana dia bisa mengirim chat tidak senonoh dengan lawan jenis, dan foto itu adalah milik Nichol, kepunyaan pribadi Nichol yang dikirimkannnya kepada wanita yang ada di aplikasi itu. Dan untuk video, sudah jelas bahwa Nichol tidur dengan mucikari-mucikari itu. Mendengar semua pengakuan Nichol membuat Bells sedih sekaligus menggila, dia benar-benar tidak menyangkan orang yang paling ia cinta melakukan hal ini padanya.

"BAJINGAN!!! DASAR TIDAK TAU DIUNTUNG!!!" Bells berteriak dan membanting barang-barang di kontrakan Nichol.

Nichol merasa bersalah ia menangis, ia berusaha menenangkan Bells dan meminta maaf kepada Bells secara berulang-ulang.

"Maafkan Aku Bells, Aku adalah lelaki bajingan Bells sungguh ini semua salah ku" Nichol menangis sambil berusaha memluk Bells yang sedang mengamuk.

"KURANG AJAR! KURANG APA AKU SELAMA INI HA? SEMUA HIDUP KU SUDAH AKU BERIKAN KEPADA MU!" Bells terus mengamuk, ia tidak kuasa menahan semua rasa sakit itu.