Yellow Rose

2 0 0
                                    

~Sahabat sejati tidak akan pernah meninggalkan mu"

Tidak ada yang istimewa selama Bells berkuliah di Semester 2, Ia tidak memiliki teman sama sekali karena memang Ia tidak ingin memiliki teman. Bells juga tidak dekat dengan siapa pun sejauh ini, banyak sekali lelaki yang mendekatinya tapi Ia tidak sudi membuka hati untuk para lelaki yang terkesan hanya penasaran saja.

Bells belajar dengan baik, Ia berusaha setiap hari untuk mendapatkan nilai yang bagus agar beasiswa yang Ia dapatkan tidak dicabut, meskipun KIP-K adalah beasiswa bantuan untuk mahasiswa yang kurang mampu namun terdapat syarat minimal IPK yang harus diraih untuk mempertahankan beasiswa tersebut.

Kehidupan kuliah Bells sampai saat ini memang sangat membosankan, Ia berangkat dan pulang menggunakan angkot karena tidak memiliki kendaraan pribadi, Ia juga tidak bersenang-senang di luar bersama teman layaknya mahasiswa baru. Namun ada satu keputusan yang diambil Bells, keputusan itu adalah untuk tidak lagi mengenakan hijab, sedih sekali memang, tapi Bells melakukan itu karena merasa tidak pantas mengenakan hijab setelah apa yang dilakukannya sebelumnya. Bells merasa dirinya sangat hina dan terkesan munafik, itu pemikiran Bells. Tapi Ia tetap menjalankan kewajibannya yang lain sebagai umat beragama.

Karena keputusannya itu awalnya Athena merasa marah kepada Bells, namun amarahnya sudah reda sekarang, tapi Athena selalu berusaha untuk mengembalikan Bells dengan menasihati Bells perlahan. Keluarga Bells belum tau akan hal ini, Bells belum berani untuk jujur, karena Ia tau keluarganya pasti akan kecewa dengan keputusannya.

Drrrt...drrrt.drrrt.. HandPhone Bells bergetar tanda ada panggilan yang masuk. Bells memang jarang menghidupkan dering HandPhone-nya, Ia selalu menggunakan mode jangan ganggu, Ia lebih suka seperti itu, tidak membuatnya panik.

Bells mengangkat telpon tersebut, "Halo Ghaza, ada apa?"

"Ada apa kamu bilang Bells? Kamu yang ada masalah apa lagi? Aku dengar dari Athena kamu memutuskan untuk melepas hijab mu" Yang menelpon Bells adalah Ghaza,

Bells yang mendengar hal itu menghela napas panjang, Ia sudah menduga kalau Athena akan menggunakan Ghaza untuk membujuknya.

"Kamu kan tau za kalau masalah ku banyak, kenapa juga harus basa-basi seperti itu?"

"Iya tapi kan itu kemarin Bells, seharusnya kamu tidak perlu memikirkannya lagi, fokus saja denga napa yang mau kamu capai" Ghaza mengomel pada Bells,

"Aku sudah sangat fokus untuk meraih apa yang ingin ku capai, berbeda konteks dengan yang menjadi topik permasalahan mu ini za"

"Ayolah Bells kenapa harus seperti ini? Kamu kan sudah janji tidak akan membuat Ayah dan Bunda kecewa lagi, kalau begini Aku jadi ikut kecewa dengan mu Bells"

"Aku memang sarangnya kekecewaan ya za?" Bells membalas dengan pikiran yang kosong,

"Bukan itu maksud ku Bells, maafkan Aku, kalau begitu Aku beri kamu kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi"

"Sepertinya Aku sudah menceritakan semuanya kepada mu za, apalagi yang harus ku jelaskan, keputusan ini Aku ambil bukan tanpa sebab, jadi terserah mu ingin menganggap ku apa"

"Baiklah, kalau kamu belum mau cerita tidak apa-apa, tapi ingat kalau Aku selalu ada waktu dan akan selalu meluangkan waktu untuk mendengar cerita mu Bells"

"Terimakasih za, aku matikan ya" Bells langsung mematikan sambungan telponnya dengan Ghaza.

Bells merebahkan dirinya di Kasur, Ia termenung menatap langit langit plafon kamar kos nya. Bells teringat masa lalunya, saat pertama kali Ia mengenal Ghaza. Bells dan Ghaza sudah bersahabat selama 10 Tahun, pertemuan mereka saat itu bisa terbilang sangat lucu dan unik.

BluebellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang