Metamorfosis Kupu-kupu

2 0 0
                                    

~Kamu tidak bisa apa-apa selain menerimanya~

Bells terdiam, air matanya jatuh begitu saja setelah Ia mengetahui kenyataan yang sangat membuatnya dirinya lagi-lagi harus merasakan sesak di dada. Bells pikir kali ini semuanya akan berjalan sesuai dengan keinginanya, atau paling semuanya berjalan seperti biasa, tapi takdir berkata lain, Ia baru saja mengetahui bahwa Iris sudah terlilit hutang puluhan juta demi menghidupinya berkuliah.

Bells sudah tau bahwa Ia tidak bisa hanya mengandalkan uang beasiswa saja, karena uang tersebut akan langsung habis untuk membayar kos Bells beberapa bulan, Bells bahkan hanya bisa menikmati sedikit uang dari beasiswa tersebut untuk membeli makan. Jika uang tersebut sudah habis, maka selanjutnya Iris yang akan memberi uang makan Bells sehari-hari selama berkuliah dan membayar uang kos beberapa bulan selanjutnya sampai uang beasiswa tersebut kembali cair. Biaya hidup di Padang memang terbilang mahal, apa lagi harga kost-annya, tapi mau tidak mau Bells harus berusaha untuk berhemat, seringkali Bells dinasehati oleh keluarganya karena mereka mengira bahwa Bells boros, padahal nyatanya tidak, semuanya memang serba mahal untuk Bells yang kadang hanya diberi uang dua ratus minggu satu minggu.

Bells juga sempat beradu argument dengan keluarganya karena meminta motor, Bells meminta motor bukan tanpa sebab, sejak Ia memasuki semester empat di tahun ajaran baru, angkutan umum sudah tidak boleh lagi masuk ke gedung tempatnya belajar di kampus sehingga Bells harus berjalan jauh untuk sampai ke gedung belajarnya jika naik angkutan umum. Sampai di kelas kadang kakinya sudah lecet dan bajunya sudah basah oleh keringat, belum lagi jika Bells pulang dari kuliah sore, Ia was was menunggu angkutan umum karena kampus sudah sangat sepi di jam itu, satpam juga sudah banyak yang pulang. Bells merasa tidak enak jika harus selalu menumpang dengan Arhaa, belum lagi terkadang Ia sering memarahi Arhaa jika telat menjemputnya, itu membuat Bells merasa tak tau diri. Satu lagi alasan Bells meminta untuk dibelikan motor adalah karena Ia ingin mengikuti magang di liburan semester empat menuju semester lima, ya.. Bells sudah menyelesaikan kuliah semester empatnya. Lokasi magang tersebut jauh dari kos nya, jika menggunakan angkutan umum setiap hari akan membuat isi dompetnya benar-benar terkuras.

Namun keinginan Bells tersebut membuatnya semakin merasa tak tau diri, ternyata Iris menyimpan itu semua sendiri tanpa memberi tau Bunda dan Ayah. Belum lagi sebelum Bells pulang kerumah Ia sudah memiliki banyak masalah dengan Arhaa yang membuat Arhaa meminta waktu untuk menenangkan diri, ditambah dengan masalah Bells dengan orang orang jahat di kampus yang mencoba menjatuhkannya, kurang lengkap apalagi cobaan yang harus dihadapi oleh Bells.

Hubungan Bells dengan Arhaa di semester empat menjadi tidak baik-baik saja karena Arhaa mengikuti sebuah organisasi yang sangat menyita waktunya. Sebelumnya saat baru menjalin hubungan Bells dan Arhaa juga pernah berkelahi karena Arhaa terlalu sibuk dengan organisasi, Arhaa seringkali membatalkan janjinya bersama Bells, kadang janji tersebut dibatalkan saat Bells sudah bersiap-siap. Setelah itu Arhaa pernah berubah dan mengurangi waktunya di organisasi, Arhaa juga lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya. Namun di saat libur semester tiga menuju semester empat kemarin Arhaa tiba-tiba menelpon Bells untuk meminta izin menerima tawaran menjadi kepala bagian di sebuah organisasi kampus, Bells sangat marah karena hal itu, padahal sebelumnya Arhaa pernah mengatakan tidak akan mengikuti organisasi lagi di kampus karena sudah lelah dan ingin lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarga.

Tapi pada akhirnya Arhaa menerima tawaran tersebut, semenjak itu Arhaa menjadi lebih sibuk walaupun Bells akui bahwa Arhaa selalu berusaha untuk meluangkan waktu untuknya. Namun yang membuat Bells marah sebenarnya adalah karena Arhaa tidak menepati kata-katanya, padahal Bells sudah sebisa mungkin membantu Arhaa untuk lebih dekat dengan keluarganya dengan mengurangi kegiatan di luar, tapi Arhaa malah memilih kembali memberi jarak dengan mengikuti organisasi, belum lagi seringkali Arhaa mengeluh jika pengeluarannya lebih banyak semenjak kembali mengikuti organisasi, padahal katanya mereka ingin menabung bersama untuk mempersiapkan masa depan.

BluebellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang