~Duri-duri mawar itu bukanlah masalah~
"Coba dulu saja Bells dia anak konglomerat di tempat tinggalnya, belum pernah menjalin asmara ,katanya tertarik setelah melihat foto mu di Instagram" Maxim terus membujuk Bells untuk berkenalan dengan temannya.
"Terus kalau dia anak konglomerat kenapa? Siapa tadi namanya, Nichol? Kaya artis saja namanya haha.." Bells terus meledek teman Maxim tersebut.
"Itu Jefri Nichol Bells! Serius bakal menyesal kalau kamu tidak kenalan dengan Nichol Bells, dia sangat tertarik sama kamu"
"Tertarik artinya cuma penasaran saja kan, tidak mau, buang-buang waktu saja Max. Dah Aku mau pulang membantu Bunda menyelesaikan jahitan dulu, Bye Max!" Bells beranjak meninggalkan Max di coffe shop tempat biasa mereka mengobrol.
"KALAU BERUBAH PIKIRAN NANTI BILANG SAJA BELLS!" Max berteriak kepada Bells yang sudah jauh meninggalkannya.
Sesampainya di rumah Bells langsung membantu Bunda dengan mengerjakan apa yang bisa ia lakukan. Usai membantu Bunda Bells kembali ke kamar, bosan sekali rasanya karena Bells masih memiliki waktu libur yang amat Panjang sebelum ia masuk ke perguruan tinggi. Bells mengambil HandPhone nya didalam tas, ia membuka WhatsApp dan membuka room chat dengan seseorang. Iya Bells sedang dekat dengan seseorang, maka dari itu dia tidak mau menerima tawaran Max.
Maaf Aku baru balas pesan dari kamu San,
Aku baru selesai membantu Bunda.
Iya tidak masalah Bells
Bells ada yang ingin Aku sampaikan
Sampaikan saja San, perihal apa?
Sebelumnya Aku minta maaf Bells
Kenapa harus minta maaf?
Ada apa Sandi?
Aku mau jujur sama kamu Bells
Sebenarnya hubungan ku dengan mantan kekasih ku,
Belum benar-benar selesai
Read by Bells
Setelah mendapat pesan dari Sandi Bells tidak merespond apa-apa lagi, ia hanya tidak mau memperpanjang masalah, karena Bells benci orang-orang yang tidak jujur. Bells sudah lelaj dengan banyak laki-laki yang mendekatinya selama ini hanya ingin memanfaatkan parasnya saja, Bells sungguh muak.
Tapi tiba-tiba Bells mengingat tawaran dari Max temannya tentang Nichol, katanya Nichol adalah lelaki yang tidak banyak ulah dan belum punya pengalaman dengan wanita. Haruskah Bells mencobanya? Siapa tau Nichol berberda dengan lelaki yang selama ini mendekatinya. Sebelum dekat dengan Sandi Bells juga pernah dekat dengan kekasih orang, lelaki itu adalah Brandon, Bells sangat gila! Dia berharap Brandon mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya dan menjalin hubungan dengan Bells. Miris sekali memang jalan yang dipilih Bells saat itu, tapi akhirnya Bells mengakhiri hubungannya dengan Brandon, Bells juga jujur tentang apa yang terjadi antara Brandon dengan dirinya kepada kekasih Brandon, Nia. Setelah dari Brandon barulah Bells dekat dengan Sandi dengan harapan ia bisa melupakan Brandon. Tapi ternyata sama saja, malah membuatnya semakin paranoid dengan laki-laki.
Sebenarnya setelah lepas dari Brandon, Bells mengalami guncangan kejiwaan karena ia merasa bersalah dengan kekasih Brandon. Dia juga merasa malu karena kabar tentang hubungannya dengan Brandon sudah menyebar luas di lingkungan pergaulannya. Hal ini membuat Bells menarik diri dari dunia luar, bahkan pesan dari Athena, Minerva, dan Etana yang merupakan sahabat Bells pun diabaikannya.
Terlepas dari semua masalah itu, Bells mencoba untuk bangkit kembali dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia mulai kembali bermain dengan teman-temannya. Ia mencoba membuka hati dengan merespond beberapa lelaki yang selama ini diabaikannya, yang penting bukan kekasih orang lain. Tapi mencari cinta sejati sepertinya bukan hal yang mudah untuk Bells, beberapa kali ia hanya diamfaatkan dan tidak kunjung mendapatkan lelaki yang memiliki perasaan yang tulus untuknya.
Setelah lewat 2 minggu tawaran dari Max, akhirnya Bells ingin mencoba kenal dengan temannya yang bernama Nichol bak nama artis itu. Bells pergi mencari Max di coffe shop, ia memberi izin Max untuk memberikan nomor WhatsApp nya kepada Nichol.
"Kalau pengecut dan brengsek lagi lelaki yang aku temui, Aku akan minta pertanggung jawaban mu ya Max!" Bells mengancam Max.
"Tidak akan Bells, Aku jamin 125% Nichol adalah lelaki yang baik" Max mencoba meyakinkan Bells.
Dari sana Bells dan Nichol semakin dekat melalui via WhatsApp, sudah terhitung 4 hari sejak mereka berkenalan di WhatsApp dan entah kegilaan apa lagi yang membuat Bells dan Nichol sudah menjadi pasangan kekasih. Kabar ini juga membuat Max terkejut, tapi tak apalah pikirnya, toh Nichol adalah lelaki yang baik.
Setelah 1 minggu menjadi pasangan kekasih, Nichol datang jauh-jauh dari rumahnya dengan menempuh perjalanan menggunakan sepeda motor selama 5 Jam untuk menemui Bells di rumahnya. Bells sangat tidak menyangkan akan berani membawa laki-laki untuk dikenalkan oleh keluarganya, rasanya sekujur tubuh Bells merinding dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Assalamualaikum" Terdengar suara seorang laki-laki dari depan rumah Bells.
"Waalaikumsallam, cari siapa ya dek?" Bunda Bells menjawab karena kebetulan ia sedang menyapu halaman.
"Bluebellsnya ada Bu?" Laki-laki itu turun dari motor dan langsung bersalaman dengan Bund bells.
"Bells nya ada, sebentar Ibu panggilkan, duduk saja dulu di teras, maaf ya sedang sedikit berantakan terasnya karena ayam" Bunda langsung masuk kedalam rumah untuk memanggil Bells.
Bells yang mengintip dari jendela langsung mengerjap dan berlari ke kamar untuk mengganti pakaiannya dan menggunakan selendang untuk menutupi rambutnya. Iya, Bells sebenarnya menggunakan hijab, namun ia masih sering melepas hijabnya untuk berfoto yang dimasukkannnya ke story Instagram yang ia sembunyikan dari akun keluarganya. Sungguh kenakalan remaja berusia 17 Tahun saat itu.
"Bells! Ada yang mencari kamu di depan" Bunda teriak dari dapur memberi tau Bells.
"Iya Bunda, ini Bells mau ke depan" Bells langsung menuju teras rumahnya dan betapa terkejutnya dia ada seorang lelaki dengan rambut ikal kecoklatan yang gondrong, kulit putih, menggunakan kaos hitam polos dan jeans panjang tepat berada di depannya.
"Hai! Bells kan?" Sapa Nichol kepada Bells yang sedang melamun mengagumi rupanya.
Bells terkesiap "Eh.. Hai Nichol"
"Wuhuu akhirnya percomblangan ini berhasil" Ternyata Max juga ikut untuk menujukkan jalan ke rumah Bells, benar-benar perusak suasana!
Hari demi hari berlalu Bells sudah menjalin hubungan dengan Nichol kurang lebih 4 bulan, Nichol sudah kenal dengan keluarga Bells dan diterima dengan baik oleh Ayah, Bunda, dan Iris. Meski awalnya Ayah dan Iris agak protektif terhadap Bells yang cepat sekali mengenalkan lelaki ke rumah sedangkan Iris saja belum pernah. Namun hal itu sudah tidak menjadi masalah, Nichol pandai untuk mengambil hati keluarga Bells, ia sering membawakan buah tangan setiap datang kerumah Bells, dia juga sering membelikan Bells banyak hal, seperti makanan, pakaian, bahkan perhiasan. Bells pikir itu mungkin bukan hal yang berat untuk Nichol karena dia adalah anak konglomerat.
Bells sungguh merasa seperti bertemu dengan pangeran berkuda putihnya sejak bertemu dengan Nichol, apa dia adalah mawar merah tanda cinta yang dikirim Tuhan untuk Bells? semoga semuanya berjalan baik-baik saja! Begitu harapan Bells.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bluebells
Genel KurguSelama ini Lily of the Valley dikenal sebagai bunga yang melambangkan hal-hal yang berbau kesedihan, Bunga Bakung Gunung begitu orang awam menyebutnya. Lily of the Valley tumbuh di pegununungan yang sulit untuk dilihat oleh orang-orang, warna putih...