Anyelir Merah Muda

3 0 0
                                    

~Kasih sayang sepanjang masa~

Bells sedang sibuk memilih pakaian yang akan digunakannya untuk perjalanan ke Padang esok hari "Bun..menurut Bunda kalau Bells mengenakan celana dan blouse ini cocok tidak?"

Bunda melihat pasangan pakaian yang ditunjukkan oleh Bells, "Menurut Bunda untuk di perjalanan jangan menggunakan jeans, perjalanan kita 16 jam, nanti kulit di kaki mu tidak bisa bernafas"

"Oh iya juga ya, nanti malah lecet kulit kaki Bells" Akhirnya Bells memilih celana kulot yang senada dengan blouse yang dipilihnya tadi.

Bells dan Bundanya memang sangat memperhatikan penampilan, mereka Ibu dan Anak yang modis kalau urusan pakaian. Tidak hanya itu, Bunda dan Bells juga sangat suka merawat diri, baik itu perawatan untuk wajah sampai ke seluruh tubuh, berbeda dengan Iris, Iris terlalu sibuk mencari uang untuk keluarga hingga lupa untuk merawat dirinya. Maka dari itu Bunda yang sering mengingatkan dan memperhatikan Iris dalam hal ini, sering kali Bunda membelikan Iris pakaian dan skincare untuk Iris, namun tetap saja Iris masih saja lupa mengenakan apa yang diberikan oleh Bunda-nya.

Vera adalah Ibu yang selalu bekerja keras demi kenyamanan anak-anaknya. Ia tidak hanya membuka toko jahit kecil-kecilan di rumah, tetapi Ia juga melakukan banyak pekerjaan sampingan lainnya, seperti menjadi sales beberapa produk skincare, menerima jasa untuk make up, bahkan juga menerima jasa untuk perawatan dari ujung kaki hingga ujung rambut, namun Vera hanya menerima customer wanita saja dalam hal ini.

Bluebells's POV

Sampai saat ini Aku sangat kagum dengan Bunda, Ia benar-benar bekerja keras untuk ku dan Iris, walaupun ekonomi keluarga kami terbilang pas-pasan, Bunda selalu punya cara untuk memberikan yang terbaik untuk ku dan Iris.

Pakaian yang ku kenakan tidak pernah terlihat buruk, Bunda selalu memberikan ku kesempatan untuk memilih pakaian yang ku suka, dengan selera ku yang bagus terkait mode tentu Aku memilih pakaian yang kualitasnya bagus. Tapi Aku cukup tau diri untuk tidak meminta pakaian yang terlalu mahal kepada Bunda, jadi seringkali Aku meminta untuk diajak ke toko pakaian sisa import karena selain bagus harganya juga miring, Bunda tidak mampu membelikan ku pakaian dengan merek terkenal seperti Gucci dan lainnya, tapi itu tidak masalah untuk ku. Menurut ku tidak perlu mengenakan pakaian bermerek untuk terlihat keren, pakaian murah juga akan terlihat bagus dan berkelas jika kamu pintar dalam melakukan mix and match, dan yang paling penting adalah percaya diri. Buktinya saja teman-teman ku selalu menanyakan pakaian yang ku kenakan, mereka pikir itu pakaian mahal hahaha...

Selain pakaian Bunda juga tidak sungkan mengeluarkan uang dari jeri payahnya untuk membelikan ku skincare, Bunda juga sering merawat wajah ku dengan melakukan facial, bukan sembarangan facial wajah ya! Bunda punya sertifkat pelatihan yang ia ikuti saat Aku masih kecil dulu.

Bunda adalah anak ketiga dari lima saudara, Ia memiliki satu orang kakak laki-laki, satu orang kakak perempuan, dan dua orang adik laki-laki. Dulu Bunda bekerja di toko jahit bersama kakak perempuannya, toko itu dibuka di rumah Ibunya a.k.a Nenek ku, hanya saja rumah tua itu ditinggali oleh keluarga kakak perempuan Bunda ku. Mereka sudah bekerja bersama sejak Aku belum ada di dunia, Bunda juga bilang bahwa Ia sering membawa ku yang masih berada didalam perut dengan berjalan kaki dari rumah kontrakan kami yang lama menuju toko jahit Kakaknya untuk bekerja, Bunda bekerja disana sampai beberapa bulan sejak kami pindah ke rumah baru.

Bunda tidak tahan lagi bekerja bersama Kakak perempuannya, maka dari itu sekarang Ia membuka toko jahit kecil sendiri di rumah kami. Berawal dari Kakak perempuannya yang ku panggil Bibi menjelekkan Bunda oleh orang-orang di sekitar rumah Nenek. Memang keadaan saat itu cukup runyam untuk keluarga Bunda ku, Ayah mereka yang meninggalkan mereka sejak lama untuk Istri barunya kembali saat sudah sakit-sakitan, kakinya juga harus diamputasi, jadilah Ia tinggal di rumah Istri tuanya alias Nenek ku, dimana toko jahit juga dibuka disana.

Setiap pagi setelah pekerjaan Bunda beres di rumah Bunda akan diantar Iris atau Ayah untuk pergi bekerja, sampai disana Bunda langsung mengurus Ayahnya yang sudah tidak bisa melakukan aktivitas normal lagi, mau tidak mau Bunda juga yang memandikan Ayahnya dibantu dengan Paman Adi yang merupakan adik bungsu Bunda, karena satu orang adik laki-lakinya tidak mau melakukan hal tersebut padal rumah-nya tidak jauh dari sana, Bibi tentu tidak mau melakukannya, sedangkan Kakak tertua Bunda tempat tinggalnya sudah berbeda Kota dengan mereka.

Bunda setiap hari melakukan semuanya, mulai dari menyelesaikan pekerjaan di rumah, mengurus Ayah-nya, mengerjakan jahitan yang upahnya harus diberikan setengah untuk Bibi karena itu adalah tokonya, bahkan Bunda juga membersihkan rumah Ibunya tersebut setiap hari.

Namun Bibi seolah menutup mata dan mengatakan kepada para tetangga bahwa Bunda tidak membantu apa-apa, Bibi mengatakan Bunda tidak sopan karena sering kali bersikap seolah toko jahit itu adalah milik Bunda, bahkan anak laki-laki Bibi memfitnah Bunda, Ia mengatakan bahwa Bunda sering menyembunyikan uang yang Ia dapat dari customer toko jahit Ibu-nya. Yang lebih tidak masuk akal lagi Bibi mengatakan yang mengurus Ayahnya selama ini adalah dia sendiri, bunda tak membantu mengurus Ayah-nya tersebut.

Bunda mengetahui itu semua dari para tetangga yang memang sudah tau dengan sifat Bibi, mereka juga tau bahwa selama ini Bunda yang bekerja keras melakukan semua hal termasuk mengurus Ayah-nya. Karena hal itu Bunda memutuskan berhenti bekerja di toko jahit Bibi, Bunda juga membawa Kakek untuk tinggal bersama kami di rumah.

Konflik antara Bunda dan Bibi tidak kunjung usai sampai pada akhirnya Kakek meninggal di rumah kami. Saat itu Aku sedang kuliah melalui zoom, di rumah sedang ada Paman Adi yang setiap hari datang kerumah untuk membantu Bunda memandikan Kakek, beberapa hari ini Kakek memang sudah sakit dan tidak memiliki nafsu makan, tapi Bunda sudah memanggil perawat ke rumah untuk mengecek kondisi kakek dan memberikan kakek obat.

Aku sedang menjelaskan suatu materi karena hari itu giliran kelompok ku untuk presentasi, di tengah presentasi tiba-tiba saja Ibu berteriak dan menangis, Aku yang sedang presentasi langsung izin kepada dosen dan teman-teman ku untuk meninggalkan zoom, Kakek meninggal dunia hari itu.

Semua keluarga Bunda berdatangan, Bibi dan keluarganya datang terakhir, mereka meminta maaf kepada Bunda atas semua perlakuan mereka kepada Bunda selama ini. Bunda tentu memaafkan mereka, namun Bunda tidak bisa se-akrab dulu lagi dengan keluarga Bibi, karena jujur Aku pun sangat sakit hati Bunda ku diperlakukan seperti itu. Tidak hanya Aku, Iris yang pendiam dan tidak pendendam saja sangat membenci keluarga Bibi setelah tau kebenarannya. Sedangkan Ayah, Ia yang menyuruh Bunda untuk tidak bekerja lagi di toko jahit Bibi dan membawa Kakek kerumah.

 Begitulah Bunda ku, Ia selalu melakukan yang terbaik untuk keluarganya, hidupnya selalu penuh dengan pengorbanan. Walau Aku sering kali tidak sependapat dengan Bunda dan terkesan tidak akur sejak dulu, Aku mencintai Bunda lebih dari apa pun di dunia, jika terlahir kembali Aku tetap ingin menjadi anak Bunda.

Sekarang Aku juga sadar seharusnya Aku lebih memperhatikan Bunda seperti Aku memperhatikan Ayah, Aku harus bersikap lebih baik kepada Bunda seperti Aku bersikap baik kepada Ayah. Mungkin sebelumnya Aku merasa tidak terlalu dekat dengan Bunda karena sering berbeda pendapat, tapi ternyata itu semua Bunda lakukan untuk kebaikan ku. Ternyata tidak hanya Ayah dan Iris yang berdarah demi keluarga ku, Bunda juga, tapi Ia tidak pernah menunjukkan bahwa Ia lelah dengan kehidupan ini.

Kasih sayang Bunda mengalir sepanjang masa dan tidak akan pernah terlupakan, Aku sangat berterimakasih karena Tuhan memberi ku kesempatan untuk mengenal Bunda lebih baik, Bunda tunggu Bells sukses ya! Bells janji akan membahagiakan Bunda, Bells janji tidak ada satupun orang yang berani merendahkan Bunda lagi.

BluebellsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang