Bonus Chap

7 3 0
                                    

(Harun POV)

Matahari sudah menyinari sekitar. Aku segera keluar dari lobby Bandara.

Kucoba mengedarkan pandangan kesekitar. Walau terhalang topi dan masker yang kupakai.

Aku terdiam beberapa saat. Lalu menghela nafas.

Diluar, kulihat orang paruh baya sedang berdiri sambil melihat kearahku.

Aku pun menghampirinya.

"Dengan Den Harun ya?" tanya pria paruh baya sopan.

"Iya Pak"

"Baik Den, saya masukin dulu kopernya" ucapnya sambil mengambil koper Harun dan mulai memasukkannya kebagasi.

Aku hanya mengangguk sambil melihat supir taksi itu memasukkan barang bawaan.

"Sudah Den"
"Silahkan masuk" ucap Pak Supir sambil membukakan pintu taksi dan mempersilahkan masuk.

"Nanti mampir keklinik dulu ya Pak" ucapku setelah duduk dikursi penumpang.

"Baik Den" jawab Pak Supir sambil menoleh kearahku yang duduk dibelakang.

Taksi pun mulai melaju keluar pekarangan bandara.

Selama perjalanan, aku hanya memandang keluar kaca mobil.

Aku hanya melihat gedung-gedung tinggi disepanjang jalan. Karena cukup lama aku tidak balik ke Indonesia.

Dan menurutku tidak ada yang berubah. Mungkin hanya beberapa.

Itu juga yang membuatku merindukan tempat kelahiranku.

Walau sekarang aku saat ini tidak mengunjungi kampung halaman, melainkan ketempat orang tua dan adikku yang sedang merantau, yaitu di Jakarta.

Karena semenjak aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah diluar negri, orang tua dan adikku pun pergi ke Jakarta karena urusan pekerjaan.

"Mau keklinik mana Den?" tanya Pak Supir membuyarkan lamunanku.

Aku langsung terkesiap."Eoh? Keklinik yang deket dari sini aja Pak"

"Baik Den"

Tak lama taksi pun mulai masuk ke pekarangan klinik.

Taksi pun berhenti didepan lobby.

"Tunggu sebentar. Saya bukakan pintu dulu" ucap Pak Supir setelah melepas safety beltnya dan keluar taksi.
"Silahkan Den" lanjutnya, setelah membuka pintu taksi untukku.

"Bapak tunggu dulu sini ya" ucapku.

"Baik Den" jawab Pak Supir.

Aku pun masuk keklinik, dan Pak Supir masuk kembali kedalam taksinya untuk memarkir terlebih dahulu.

Diklinik, aku hanya membeli beberapa vitamin. Hanya untuk menjaga kesehatan.

"Totalnya jadi 50 ribu" ucap petugas kasir.

Aku mengeluarkan selembar uang dan memberikannya kepada petugas kasir tersebut.

"Uangnya pas ya. Ini struknya" petugas kasir memberikan selembar kertas kecil.

"Terimakasih" setelahnya aku pun bergegas pergi.

Sambil berjalan, aku memasukan dompetku kedalam saku celana.

Baru beberapa langkah, ternyata ada seseorang yang memanggil. Mungkin aja manggil aku. Spontan aku pun menoleh.

"Anda menjatuhkan dompetnya" ucap seorang cewek berambut panjang sambil mengulurkan tangannya.

"Ah iya. Terimakasih" ucapku sambil menerima dompet yang ada digenggamannya.

Setelah menerimanya, aku pun pamit tanpa menunggu lagi jawaban darinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang