12.

130 22 4
                                    

09:10 direstoran.

"Mau pesen apa Ra?"

"Umm, nasi goreng aja sama es jeruk"

"Oke"
"Mbak, Mbak?" Arya memanggil salah satu pelayan.

"Iya? Ada yang bisa dibantu?" tanya pelayan saat berada disamping meja Arya dan Rara.

"Saya mau pesen nasi goreng spesialnya 2. Sama es jeruk satu dan es cappucinonya 1"

"Ada lagi tambahannya?"

"Gak ada. Itu aja"

"Baik. Ditunggu pesanannya"

Habis dari klinik, Rara dan Arya mampir kesebuah restoran yang tidak jauh dari klinik.

"Jangan terlalu sering minum es ya" Arya mengingatkan.

"Iya Bang"

"Jangan iya iya doang"

"Siap Bang"
"Lagipula, Bang Arya ngajak kesini. Gimana gak kegiur coba, hehe"

"Ih kamu ini. Bisa aja ngelesnya"

Rara hanya cengengesan.

Dan pesanan mereka pun datang. Pelayan itu menaruhnya diatas meja mereka.

"Selamat menikmati" ucap pelayan tersebut lalu pergi untuk melayani yang lain.

Arya dan Rara makan dengan lahapnya.
____

09:30 dirumah Arya dan Rara.

Butuh waktu 10-15 menit untuk sampai kerumah Arya dan Rara. Akhirnya mereka pun sampai juga.

Arya turun dari mobilnya untuk membukakan pagar rumahnya. Sedangkan Rara, dia turun dari mobil juga sambil menunggu Arya memarkirkan mobilnya.

"Permisi. Saya mau tanya alamat ini, dimana ya?" ucap seseorang yang membuat Rara sedikit terkejut. Rara langsung menoleh kearah orang tersebut.

"Oh ini rumahnya dari sini nanti lurus aja. Nanti ada pertigaan, belok kekiri. Dari situ nanti cari aja rumahnya nomor 01" ucap Rara saat melihat kertas yang berisi alamat dari orang tersebut.
"Nomor 01?" Rara seperti berpikir, mengingat sesuatu.
"Bukannya ini rumahnya Reka ya?" Rara baru menyadari bahwa alamat yang orang itu tanyakan adalah rumahnya Reka.

"Kau kenal Reka?"

"Iya dia temen-"
"Eh tunggu. Bukannya anda orang yang tadi ada diklinik ya?" ucapan Rara teralihkan saat dia melihat wajah orang tersebut. Karena Rara saat ditanyai alamat, dia tidak memandang wajahnya yang terhalang topi dan masker yang dipakai orang itu.

Dan saat Rara menjelaskan alamatnya, orang itu langsung menurunkan maskernya sampai dagu dan menaikan sedikit topi agar poninya juga tidak ikut menghalangi matanya.

"Eoh? Iya. Ternyata anda masih ingat"

"Iya, hehe. Kan baru tadi ketemunya"
"Kalau boleh tau, kenapa ya nanya alamat Reka? Anda kenal dengannya?"

"Sebelumnya kenalin. Aku Harun, Kakaknya Reka" ucap seorang cowok yang memiliki kulit yang sangat putih dan tingginya hampir sama dengan Rara walau masih terlihat tinggi orang itu, sambil menjulurkan tangannya.

"Hah? Kakaknya?"
"Maaf ya. Aku tadi bicaranya agak gak sopan" Rara bukannya membalas jabat tangannya Harun dia malah merasa bersalah dan membungkukkan badannya berkali-kali.

"Ah gak apa-apa"
"Kalau boleh tau, kau siapa dan siapanya Reka ya?" ucap Harun yang menjulurkan tangannya lagi.

Kali ini Rara membalas jabat tangannya."Aku Rara, temen sekolahnya Reka dan sekelas juga"

Mereka pun melepas jabat tangannya.

"Oh temen sekolahnya"
"Kebetulan banget ya, bisa ketemu. Jadinya gak susah-susah buat cari alamat dia, haha"

"Emang sebelumnya Kak Harun gak tinggal disini?"

"Enggak. Aku baru aja dateng ke Jakarta. Karena aku kuliah di Korea"
"Walaupun dulu sempet sekolah di Bandung juga. Tapi semenjak kuliah, udah pisah dari mereka" ucap Harun menjelaskan.

"Oh gitu. Pantes Reka gak pernah cerita kalau dia punya Kakak juga, hehe"
"Kalau boleh tau, tadi Kak Harun ngapain ya diklinik?"

"Ah itu tadi aku-"

"Ra, lagi bicara sama siapa?" tanya Arya yang memotong pembicaraan Harun sambil menghampiri Rara dan Harun yang berbicara didekat gerbang.

"Ini. Kakaknya Reka, namanya Kak Harun. Kak Harun nanyain alamatnya Reka karena Kak Harun baru pertama kali kesini" jelas Rara pada Arya.
"Kenalin Kak, ini Abang aku. Namanya Bang Arya" dan beralih ke Harun.

"Hallo. Harun" Harun menjulurkan tangannya pada Arya.

Begitu pun juga Arya."Ahh iya. Arya"

Mereka melepas jabat tangannya.

"Kalau gitu, aku pamit dulu ya. Makasih udah kasih tau arahnya. Jangan lupa mampir ya. Sampe jumpa" pamit Harun sambil membungkukkan badannya dan lalu masuk kedalam taksi.

"Iya Kak. Nanti aku mampir kerumahnya Reka. Sampe jumpa juga" ucap Rara sambil melambaikan tangannya.

Taksi yang ditumpangi Harun mulai melaju.

Rara masih memandangi taksi itu sampai tak terlihat lagi.

"Reka itu yang anak baru dikelasmu, kan?"

"Iya Bang"

"Pantes. Abang masih asing dengan namanya"

"Yaudah Bang. Kita kedalem" Rara menuntun Arya masuk kerumahnya.
_____

Untuk Harun,aku pake visual Mas Agus ya,hehe.

Maaf kalo gak suka atau kurang cocok.Anggap aja siapalah itu.Seimajinasinya kalian aja,hehe.

Seimajinasinya kalian aja,hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Min Yoongi as Harun.

#Mirr

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang