16.

97 17 0
                                    

12:00 bel istirahat berbunyi.

"Huaaa...Fit, makasih banget lho. Kalau kau tadi gak ngasih jawabannya, mungkin aku udah dihukum" ucap Ghifari heboh.

"Iya Ghif. Udah berapa kali ini kau bilang makasih padaku terus" ucap Fitria yang sebenarnya dia malas menggubrisnya.

"Haha, gak apa-apa"

"Kau biasanya sering nyontek, kenapa baru kali ini kau begitu hebohnya dan sampai bilang makasih terus?"

"Apa jangan-jangan kau...?" imbuh Rara seperti meledek Ghifari.

"Jangan-jangan apa?"
"Udah yuk kekantin. Udah laper nih"

"Umm, enggak. Yaudah yuk"

Rara dkk pergi kekantin.

"Apa bener, Ghifari menyukai Rara?"
"Tapi kok, diliat dia seperti menyukai Fitria?"
"Apa mungkin ucapan Ken salah dan hanya ingin mencari masalah denganku?"
"Udahlah gak usah dipikirin" bathin Reka yang berjalan dibelakang Rara dkk.
_____

12:03 dikantin.

Rara dkk sedang makan dengan diselingi obrolan-obrolan random mereka.

"Fit, cobain deh punyaku. Kenapa punyaku rasanya aneh ya?" tanya Ghifari yang sudah siap menyodorkan sendok berisikan kuah bakso yang kebetulan Fitria duduk berhadapan dengannya.

Fitria langsung mencoba makan kuah yang tadi disodorkan oleh Ghifari.

"Gimana Fit?"

"Iya. Seperti ada yang kurang. Tapi apa ya?" Fitria mencoba mencerna apa yang kurang dari bakso milik Ghifari.

"Coba sini aku yang rasain" Rara spontan menyendok kuah bakso Ghifari dengan sendoknya dan mencicipinya.

"Umm, kayaknya kurang garam"
"Mungkin Ibunya lupa masukin garam kepunya kau"

"Ah iya kali ya. Masa punyaku doang sih?"

"Mana aku tau. Kau kan juga sendiri yang pesen langsung kestan"

"Udahlah. Nikmati aja. Nanti kau jadi gila kalau kebanyakan garam, haha" ledek Fitria.
"Aww. Sakit tau" tawa Fitria harus terhenti karena Ghifari yang tiba-tiba mencubit pipinya yang membuat Fitria mengaduh kesakitan dan Fitria mengusap pipinya yang tadi dicubit.

"Biarin, wlee" ledek Ghifari disertai juluran lidah.

"Yaudah. Nanti aku gak akan kasih contekan lagi kalau kau lupa kerjain tugas" ancam Fitria.

"Jangan gitu dong"
"Nanti nilaiku jadi menurun, hehe"
"Fitria kan baik, cantik, pintar, dan rajin menabung" bujuk Ghifari dibuat imut seraya memegang tangannya Fitria.

Fitria hanya berdecak malas."Ck. Gak usah diimut-imutin itu muka. Geli tau liatnya"

"Yaudah jangan marah ya...ya...ya?" Ghifari masih merayu Fitria supaya dia tidak marah padanya. Padahal mah, Ghifari ada niatan juga biar dia dapat contekan lagi dari Fitria.

"Iya iya" ucap Fitria sedikit jengah dengan sikap Ghifari.

"Asiiikk"

"Tapi bayarin ya punyaku"

"Oke tenang. Apa sih yang enggak buat kau" Ghifari mencolek dagu Fitria.

"Yak! Sejak kapan kau jadi genit gini?!"

Ghifari yang dimarahin malah cengengesan.

"Kalian ini. Berantem mulu" imbuh Rara mencoba meleraikan.
"Cepet. Habisin makanannya, nanti keburu bel"

Rara dkk melanjutkan makannya.

Reka hanya memperhatikan Ghifari dan Fitria daristadi.

Selang beberapa menit, Rara dkk sudah selesai dengan makan siangnya dikantin dan juga sudah membayarnya. Lalu menuju kekelas.

Mereka berjalan beriringan dengan Ghifari dan Fitria yang berjalan paling depan. Rara ditengah, lebih tepatnya dibelakang Ghifari dan Fitria, sedangkan Reka berjalan dibelakang Rara.

Reka sepertinya masih terus memperhatikan Ghifari dan Fitria, yang kemungkinan dia ingin membuktikan kalau Ghifari menyukai Fitria dan bukan Rara.

Karena saat ini juga disepanjang lorong, Ghifari tetap saja bercanda dengan Fitria.

"Ra?" panggil Reka yang membuat Rara menoleh kearah Reka.

"Ya?"

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Boleh. Mau nanya apa?"

Reka sekarang berjalan disebelah Rara."Apa Ghifari menyukai Fitria?"

Pertanyaan Reka, membuat Rara berhenti berjalan, Reka pun juga. Dan mereka sekarang berbicara dikoridor sambil berdiri. Yang kebetulan saat Reka menanyakan itu, mereka sedang lewat koridor.

"Hah? Kenapa kau menanyakan itu?"

"Ah maaf. Pertanyaanku membuat kau bingung" Reka mengusap lehernya yang tidak gatal.

"Aku cuma kaget aja kenapa kau bisa menanyakan itu. Lagian juga kita semua udah sahabatan dari kelas 10"

"Oh gitu. Maaf ya atas pertanyaanku yang gak penting tadi"

"Apa kau menyukai Fitria?"
"Kenapa aku bisa jadi nanya begitu?" Rara langsung tersentak dengan pertanyaan yang terlontar dari mulutnya.

"Eoh? Eng-enggak kok. Aku hanya penasaran aja karena kayaknya mereka deket sekali, hehe"
"Yaudah lupakan aja pertanyaan tadi"
"Yuk kekelas"

"Apa bener, Reka menyukai Fitria?" bathin Rara yang masih terdiam diposisinya.

Reka yang sadar kalau Rara tidak ikut jalan dengannya, dia menoleh kearah Rara."Kenapa masih diam? Kau gak mau kekelas?"

"Eoh? Iya" Rara tersadar dari lamunannya dan menyusul Reka.

"Aduh kenapa aku jadi bisa sebodoh ini nanya begitu? Udah jelas mereka sahabatan. Wajar aja mereka sedeket itu" bathin Reka yang memalingkan pandangannya saat berjalan disebelah Rara. Dan kadang sesekali melirik kearah Rara.

"Ah kenapa aku jadi bisa sefrontal itu nanya kedia?"
"Seperti aku cemburu aja"
"Ah enggak enggak. Gak mungkin aku punya rasa sama dia" bathin Rara sambil menggelengkan kepalanya. Karena tidak percaya dengan pikirannya sendiri.

Reka dan Rara berjalan kekelas dengan pikiran mereka sendiri. Sedangkan Ghifari dan Fitria sudah jalan jauh dari mereka dan mungkin saja sudah masuk kekelas.
_______

Sebenernya aing masih bingung fanfic itu apa.Nanya ketemen sihh fanfic itu cerita pake nama aslinya sendiri.Mungkin aja sihh gt.

Dan setelah tau itu,apa mungkin ini masuk ke teenfic kali ya?tapi cuma pake gambaran karakter orang lain?

Tolong yg tau perbedaan fanfic sama teenfic itu apa.Bisa jelasin dikomen,hehe.

Karena iseng revisi aja,jadi makanya biar lebih tau aja.Dulu bikin cerita ini asal main bikin aja,hehe.Maklum dulu masih pemula dan amatiran.

Makasih(:

#Mirr

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang