21.

87 14 2
                                    

06:20 dirumah Reka.

"Ini Reka kemana sih?"
"Dichat gak bales-bales"
"Masa iya dia gak sekolah" keluh Ghifari. Karena saat ini dia sudah berada didepan gerbang rumahnya Reka.

"Cari siapa ya?" tanya seseorang.

Ghifari mendongakkan kepalanya.

"Eoh? Aku temennya Reka. Apa Rekanya ada?"

"Oh temennya Reka. Dia udah berangkat dari jam 6 pagi"

"Jam 6?" ulang Ghifari.

"Iya"

"Kalau boleh tau, dia sama siapa ya berangkatnya dan kenapa berangkat sepagi itu?"

"Sendiri, naik sepedanya"
"Dia bilang katanya ada urusan yang harus dikerjakan gitu"

"Ngapain coba dia berangkat sendirian pagi-pagi gitu?" bathin Ghifari berpikir.

"Ohya. Kalau boleh tau, emang ada pengambilan nilai basket gitu ya?" tanya Harun.

"Pengambilan nilai basket? Kayaknya gak ada deh"

"Umm, udah diduga" bathin Harun.
"Kalau boleh, aku numpang dengan kau kesekolahan Reka boleh gak?"

"Mau ngapain ya?"
"Eh maaf aku terlalu kepo"

"Gak apa-apa kok. Nanti aku kasih tau"
"Ohya kita belum kenalan"
"Aku Harun. Kakaknya Reka" Harun menjulurkan tangannya pada Ghifari dan dibalas oleh Ghifari.

"Aku Ghifari, temen sekelas Reka"

Mereka saling melepas jabat tangannya.

"Oh yaudah kalau gitu gak apa-apa, kan kau tunggu aku sebentar?"
"Aku mau ganti baju bentar"

"Ah iya gak apa-apa"

Harun masuk kedalam rumah.

"Aku chat Fitria dan Rara dulu deh"

Ghifari kembali berkutat pada hpnya dan mengirim pesan pada Fitria juga Rara untuk berangkat duluan saja.

Tak berapa lama, Harun juga sudah datang kembali dan sudah berganti pakaiannya."Udah selesai. Yuk berangkat"

"Tapi gak apa-apa, kan Bang. Boncengnya berdiri?"

"Iya gak apa-apa. Aku sama Reka aja gitu"

Ghifari hanya menganggukkan kepala. Dan mulai mengayuh sepedanya.

Karena akses jalan yang lebih dekat biasanya melewati rumah Fitria dan Rara, jadi Ghifari terpaksa lewat sana. Dan untung saja Fitria dan Rara tidak sedang ada diluar rumahnya, saat Ghifari melewati rumahnya mereka masing-masing.
_______

06:25 dirumah Rara.

"Fit, kok sendiri?"
"Reka dan Ghifari kemana?"

"Emang kau gak baca chat dari Ghifari?"

"Ah iya aku sengaja mematikan data, jadinya gak ada chat masuk" ucap Rara sambil memainkan hpnya dan mulai menyalakan data selulernya.

Benar saja, pesannya Ghifari baru masuk."Nih baru masuk chatnya"
"Kok tumben sekali Ghifari duluan?"
"Dia juga sama Reka?"

"Kalau Reka aku juga gak tau. Karena aku chat juga gak bales. Dan mungkin aja dia udah berangkat bareng Ghifari"

"Mungkin" ucap Rara seraya mengangkat bahunya asal.

"Yaudah berangkat aja yuk" ajak Fitria.

Tanpa menjawab, Rara mulai mengayuh sepedanya dan disusul Fitria.

Ditempat lain, Ghifari dan Harun sudah sampai sekolahan.

"Pak, kalau boleh tau. Pak Andra ngeliat Reka gak?" tanya spontan Ghifari pada satpam sekolah, saat dia sudah sampai gerbang sekolah.

"Tadi pagi saya liat sih. Sempat ngobrol bentar juga"

"Kalau boleh tau, dia nyampe sekolah dari jam berapa?"
"Dan sekarang dia ada dimana ya?" kali ini Harun yang tanya.

"Kalau boleh tau, Aden ini siapa ya?"
"Sepertinya bukan murid dari sekolah ini"

"Oh iya Pak. Maaf sebelumnya saya Harun, Kakaknya Reka"

"Oh Kakaknya Den Reka toh"
"Den Reka tadi dateng jam 6 pagi. Kalau dimananya sekarang, saya kurang tau. Kayaknya keliatan buru-buru gitu"

"Ada sempat nanya gak, dia kenapa dateng sepagi itu?"

"Iya sih. Tapi Den Reka hanya jawab dia ada urusan gitu"
"Dan sebelum Den Reka dateng, Ken dan kawan-kawannya juga udah dateng dari pagi gitu" tanpa ditanya, Pak Andra malah menjelaskan dengan sendirinya.

"Ken? Tumben amet dateng pagi" gumam Ghifari.

"Apa bener firasatku?" gumam Harun.
"Oh gitu. Makasih ya Pak"
"Kalau boleh izin juga, saya mau masuk boleh, kan?"

"Aden ini ada perlu apa ya sama Den Reka?"

"Ah itu-" Harun seperti berpikir sejenak."Itu saya ada sesuatu yang tertinggal di Reka. Jadinya saya mau ambil" dusta Harun.

"Saat dirumah juga bisa"

"Aduh Pak, biarin Kakaknya Reka masuk bentar kek. Urgent banget nih, urgent" Ghifari yang sebenarnya tidak tahu apa-apa yang terjadi, mencoba menolong Harun supaya Harun diizinkan masuk kesekolah. Sepertinya juga Harun sedang mengkhawatirkan sesuatu pada Reka, pikirnya.

"Maaf Den Ghifari, saya hanya menjalankan tugas"

"Pak. Kakaknya Reka udah lapor dan minta izin nih, masa iya gak boleh masuk?"
"Serius deh Pak, sebentar aja" mohon Ghifari. Dia juga ingin tahu sebenarnya apa yang dikhawatirkan Harun.

"Beneran ya Den, sebentar aja?" tanya Pak Andra lebih tepatnya memperingati.

"Iya 2 rius deh Pak" ucap Ghifari sambil jari tangannya membentuk tanda peace.

"Baik deh. Kalau sampe ingkar, nanti saya laporin guru BK" intimidasi dari Pak Andra.

"Iya iya"
"Yaudah Pak saya masuk dulu. Permisi" akhirnya Ghifari dan Harun masuk kepekarangan sekolah, lalu memarkirkan sepedanya.

"Emang ada apa sih Bang, dengan Reka? Kayaknya Bang Harun khawatir banget?" tanya Ghifari saat sepedanya sudah terparkir.

"Bang Harun gak bisa jelasin sekarang. Nanti kau akan tau sendiri"

Ghifari sebenarnya juga ingin tahu sekarang apa yang sebenarnya terjadi.

"Terus kita mau cari Reka dimana Bang?"

"Nah itu dia. Hpnya juga sepertinya gak aktif"

Harun seperti terpikirkan sesuatu.

"Selain lapangan outdoor. Ada lapangan lain gak? Atau ada ruangan yang biasanya orang jarang kunjungi?"

"Kalau ruangan yang jarang dikunjungi, paling gudang atau kelas kosong pojok lantai atas"
"Lapangan kayaknya ada deh lapangan indoor"

"Dimana lapangan indoornya?" tanya Harun tiba-tiba.

"Deket taman belakang"

"Ayok kita kesana"

"Ngapain?"

"Kita cari Reka disana"

"Emang ada?"

"Udah, jangan banyak tanya"
"Tolong kasih tau dimana letaknya?"

Ghifari terbungkam oleh kata-kata Harun barusan. Dia pun memilih menuruti kemauan Harun. Karena juga dia sudah berjanji dengan Pak Andra jika Harun tidak akan lama disini.

"Yaudah Bang, ikutin aku"

Ghifari yang masih menggemblok tasnya, mulai berjalan kearah yang ingin Harun tuju.

"Itu Bang disana" tunjuk Ghifari pada ruangan dengan pintu yang lumayan agak besar, terbuat dari besi. Dan terlihat dari luar juga ruangan itu sepertinya luas.

"Ayok kita kesana"

#Mirr

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang