15.

107 18 0
                                    

Senin, 06:30 dirumah Arya dan Rara.

Dua hari telah berlalu. Rara pun mulai masuk sekolah lagi seperti biasa. Begitu juga dengan Arya yang kuliah.

Arya dan Rara sekarang sedang sarapan berdua.

Tring!

Bunyi notifikasi pesan masuk dari hp Rara.

Rara mengambil hpnya yang dia letakkan tak jauh darinya.

Ghifari: Kau dimana? Kita udah nunggu didepan

Rara hanya membaca dari layar hpnya ternyata itu pesan dari Ghifari. Rara pun langsung meneguk segelas susu yang dibuatkan oleh Arya tanpa tersisa.

"Pelan-pelan Ra, nanti tersedak, aja"

"Bang, aku duluan ya. Temenku udah nunggu. Assalamualaikum" pamit Rara pada Arya dan langsung lari keluar rumah.

"Waalaikumsalam, hati-hati"

Rara mengambil sepedanya dan menghampiri Ghifari, Fitria, dan Reka.

"Kukira kau masih tidur karena gak bales chatku"

"Haha gak dong"
"Yuk berangkat"

Mereka mengayuh sepedanya masing-masing.

Sesampainya disekolah, Rara dkk memarkirkan sepedanya.

Tapi saat mau kekelas, Rara dkk berpapasan dengan Ken dkk.

Rara dkk berhenti sejenak dan hanya memperhatikan Ken dkk.

Dan anehnya, hari ini Ken tidak menegor Rara, malah berlalu melewatinya.

Tapi Ken malah berhenti dihadapan Reka yang kebetulan Reka berjalannya dipaling belakang.

Reka dan Ken saling menatap. Sebelum pergi, Ken sempat membisikkan sesuatu pada Reka seraya memegang pundak kanannya dengan tangan kanannya Ken.

"Gua tunggu dibelakang sekolah sekarang" bisik Ken pada Reka yang tidak didengar oleh Rara, Fitria, dan Ghifari. Lalu Ken dkk pergi.

Mereka menatap Reka bingung. Karena ekspresi dia langsung berubah saat Ken membisikkan sesuatu padanya.

"Dia bilang apa?" tanya Ghifari penasaran.

"Eoh? Enggak. Gak penting juga" elak Reka.

"Kau lagi gak nyembunyiin sesuatu dari kita, kan?" tanya Ghifari seperti menyelidik.

"Gak kok"
"Oh ya, aku kekamar mandi dulu bentar" pamit Reka yang langsung pergi meninggalkan Rara dkk tanpa menunggu jawaban mereka.

"Sepertinya ada yang disembunyiin" bathin Rara.

"Yuk kekelas aja" ucap Ghifari.

Dan Reka terpaksa berbohong pada mereka, karena Reka tidak mau melibatkan masalahnya dengan Ken.

Reka menuju tempat yang tadi disuruh Ken. Dan Ken dkk juga sudah menunggu disana.

"Mau apalagi?" tanya Reka to the point.

"Kenapa lu makin deket dengan Rara?"

"Emangnya kenapa?"

"Oh lu udah mulai berani ya?!"
"Atau emang lu sengaja mau nikung sahabat lu sendiri dan merusak persahabatan mereka?" Ken mulai maju mendekat ke Reka dan hanya beberapa jengkal jaraknya.

Reka hanya diam dan mengepal tangannya.

"Kenapa? Gak bisa jawab?"
"Gua ajak lu tanding basket besok pagi dilapangan indoor sebelum bel masuk"

Reka masih terdiam.

"Kenapa? Gak bisa juga? Pengecut lu!"Ken menoyor pundak Reka dengan telunjuknya.

"Oke gua terima" Reka mulai bersuara.

"Oke. Siapa yang kalah, harus jauhi Rara dan pergi dari sekolah ini"

"Apa-apaan. Gak bisa gitu dong!"

"Kenapa? Lu takut kalah? Emang dasar pengecut lu!"

"Oke setuju. Tapi hanya jauhi Rara, gimana?" tawar Reka.

"Oke kalau gitu mau lu"
"Besok jangan lupa jam 6 pagi udah harus ada dilapangan indoor. Gak dateng? Pengecut lu!"
"Yuk cabut" Ken dkk pergi meninggalkan Reka yang masih terdiam ditempat.

Saat Ken dkk sudah tidak berada disana, Reka seperti mengumpat,"shit!". Dia sebenarnya bisa saja menolak tawaran Ken tersebut. Tapi Reka tidak mau masalahnya dengan Ken berujung menyakiti sahabatnya atau mungkin akan merusak persahabatannya.

Reka pun pergi juga dari tempat itu, lalu menuju kelas. Karena bel masuk juga sudah berbunyi.

Sepanjang perjalanan dilorong sekolah, Reka masih gelisah tentang tawaran tadi.

"Gua ajak lu tanding besok pagi dilapangan indoor sebelum bel masuk"

"Besok jangan lupa jam 6 pagi udah harus ada dilapangan indoor. Gak dateng? Pengecut lu!"

"Duh gimana ya. Aku masalahnya kurang bisa basket"
"Kalau besok aku gak dateng dan kalah, kutakut Ken berbuat macem-macem dengan mereka"
"Apa aku minta ajarin sama Bang Harun aja ya? Mumpung dia lagi ada disini juga" bathin Reka sepanjang perjalanan sampai akhirnya dia masuk kekelasnya.

Rara dkk sampai bingung melihat Reka yang seperti memikirkan sesuatu.

"Rek? Kau kenapa?" tanya Ghifari.

Reka tersadar dari lamunannya."Eoh? Gak apa-apa. Hanya sedang mikirin sesuatu aja"

"Mikirin apa? Ada masalah?"

"Gak kok"

"Kalau ada masalah, cerita aja. Siapa tau kita bisa bantu"

"Gak kok. Cu-cuma ma-masalah tugas aja"
"Eh iya kalian udah ngerjain tugas MTK?" Reka mencoba mengalihkan topik lain dan sukses membuat Ghifari heboh sendiri.

"Hah, tugas MTK? Yang mana? Emang ada ya?"

"Jangan bilang kau belum ngerjain?" tanya Fitria seperti menyelidik Ghifari.

"Yang mana sih? Kok aku lupa ya kalau ada tugas MTK"

"Hadeuh kau ini ya"
"Yaudah cepet, salin aja jawabanku" Fitria memberi buku tulis MTK pada Ghifari, lalu diterimanya.

"Thank you" ucap Ghifari sambil melakukan flying kiss pada Fitria yang kebetulan duduk diseberangnya.

"Gak usah gitu. Geli tau"
"Cepet salin aja. Nanti keburu aku berubah pikiran"

"Iya iya" Ghifari mulai menyalin jawaban Fitria.
"Kau udah Rek?"

"Udah dong. Emangnya kayak kau"

Ghifari tidak menggubris lagi dan mulai fokus menulis. Dia menulisnya sambil tergesa-gesa yang membuat tulisannya agak berantakan mungkin masih bisa untuk dibaca.
_____

Mau kasih tau aja,aing bikin new work judulnya "Fakechat with Bias" sabilah mampir,hehe.

Dan baru pub part 1.Apdetnya jg gak sesering mungkin sih.Karena aing tetep fokus revisi ff ini.

Kalo mau request fakechat,bisa komen aja diwork sebelah.

Btw,Hbd buat Jung Eunbi a.k.a Eunha🎉Semoga cepet² ngasih kabar baik ya🤗💕Niatnya mau aplot kemaren,karena jaringan gak mendukung(:

Oke sekian dan terimagaji(ehh).

#Mirr
#30Mei21
#revisi2021

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang