14.

110 18 0
                                    

15:40

"Bang sebenernya kita mau kemana sih?" tanya Rara sedikit teriak. Karena mereka masih mengayuh sepedanya.

"Ikutin aja" respon Arya yang sedikit teriak juga.

Akhirnya Arya memberhentikan sepedanya disisi lapangan yang ada disekitar perumahan ini dan disusul oleh Rara.

Arya dan Rara mengatur nafasnya.

"Cape tau Bang. Daritadi keliling doang" ucap Rara dengan nafas terengah-engah.

"Haha, gak apa-apa. Yang penting udah nguras keringat" Arya menyeka keringatnya yang ada dijidatnya.

Tuk!

Sebuah bola menggelinding kearah Rara dan berhenti tepat dikaki kirinya Rara.

Rara mengambil bola tersebut dengan posisi masih duduk disepeda.

"Bola siapa ini?" tanya Rara.

Arya mengangkat bahu asal.

"Maaf. Bisa tolong balikin bola basketnya?" kata seseorang yang perlahan menghampiri Rara.

Rara pun menoleh.

"Rara?"

"Kak Harun?
"Reka?"

Arya yang tadi sibuk mengibas-ngibas wajahnya dengan tangannya karena masih kegerahan. Padahal diluar juga udara mendukung, ikut menoleh.

"Eh kalian disini juga" ucap Harun.

"Ah iya Kak. Kita lagi sepedaan sore" jawab Rara.

"Oh pantes"

"Kakak sendiri ngapain disini?"

"Lagi main basket aja sama Reka"

Rara hanya ber-oh ria.

"Oh iya, ini Kak bolanya" Rara memberikan bola basket pada Harun dan diterimanya.

"Oke makasih"
"Mau gabung main?"

"Eng-"

"Yuk, main"

Rara spontan menoleh kearah Arya, karena tadi yang jawab adalah Arya.

"Udah. Gak usah ngeliatin gitu"
"Tau kok, Abang emang ganteng" ucap Arya dengan pedenya.

"Ck. Punya Abang gini amet ya"

Harun dan Reka terkekeh melihat tingkah Arya dan Rara.

"Yaudah yuk" ajak Harun.

Akhirnya Arya dan Rara mau bergabung dengan Harun dan Reka, lalu mengikuti langkah mereka yang menuju tengah lapangan.

Arya dan Rara parkir sepeda disembarang tempat yang tak jauh dari mereka dan ada sepedanya Reka juga.

"Kita main biasa aja"

"Tapi Kak, aku gak bisa main basket"

"Kau ini. Tinggal mendribble bola dan memasukkannya aja masa gak bisa?"

Lagi-lagi Rara menoleh kearah Arya dan memberi tatapan tajam.

"Yaudah coba Abang dulu main, buktiin kalau bisa"

"Kau meragukan kemampuanku?"

Rara memutar bola matanya jengah.

"Oke. Liat aja ya"
"Sini Run, bola basketnya"

Harun spontan memberi bola basketnya ke Arya, lalu diterimanya.

"Liat ya. Kalau Abang bisa masukkin ke-ring, hpnya gak jadi Abang balikin" ucap Arya disela dia sedang mendribble.

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang