11.

114 21 0
                                    

Jum'at, 07:00

Kebetulan hari ini tanggal merah. Jadi Rara dan Arya bisa mengantarkan Mamah dan Papahnya ke Bandara.

Hari ini juga Rara sudah merasa baikan dan wajahnya sudah tidak pucat seperti kemarin.

Dia merasa lega, karena Mamahnya tidak akan mencurigai keadaannya.

Rara dan Arya membantu Mamah dan Papahnya memasukkan koper kebagasi mobil Arya.

Jadwal penerbangan masih ada sekitar 50 menit lagi. Jadi mereka tidak perlu buru-buru juga.

Lagipula, jarak dari rumahnya ke Bandara hanya sekitar 25-30 menit saja.

Semuanya pun masuk kemobil, dengan posisi Arya yang mengemudi dan Papahnya duduk disebelah Arya. Sedangkan Rara dan Mamahnya duduk dikursi belakang. Rara bilang, dia ingin bermanja-manja sebentar. Sebelum Mamahnya benar-benar pergi untuk waktu yang lama.

Rara mencoba buat ikhlas ditinggal Orangtuanya. Walau dia sebenarnya tidak mau ditinggal Orangtuanya dan ingin sekali ikut.

30 menit perjalanan telah berlalu. Akhirnya mereka sampai di Bandara. Arya dan Rara membantu membawakan kopernya.

Masih ada sekitar 15-20 menit lagi sebelum penerbangan.

"Ra, kau haus gak?" tanya Arya saat sudah mengeluarkan koper Mamah dan Papahnya.

"Iya hehe"

"Yaudah. Abang beliin minum dulu ya"
"Mamah dan Papah mau minum juga?"
"Biar Arya sekalian beliin"

"Yaudah deh boleh" imbuh Mamah.

"Tunggu sebentar ya" Arya pun langsung bergegas pergi mencari tempat stan disekitar Bandara.

"Duduk situ yuk Mah" tunjuk Rara pada salah satu bangku yang kebetulan kosong dan tidak jauh dari mereka berdiri.

"Umm, yaudah deh"
"Yuk Pah" ajak Mamah pada Papah.

Papah hanya mengangguk.

Mereka pun menuju bangku tersebut. Dengan Rara menyeret koper Mamahnya.

"Kamu serius gak apa-apa nih, Mamah tinggal dulu?" tanya Mamah setelah duduk.

"Iya gak apa-apa Mah. Aku bisa jaga diri kok"

"Seriuskan gak marah?"

"Ih Mamah ngomong apa sih? Ngapain juga aku marah"
"Kan udah aku bilang, aku cuma kaget aja dengernya"
"Tapi serius kok, aku gak apa-apa. Aku bakal baik-baik aja sama Bang Arya" ucap Rara menjelaskan sambil memegang punggung tangan Mamahnya.

"Iya deh. Mamah percaya"
"Jangan nakal ya" Mamah pun membalas dengan usapan hangat pada pipinya Rara.

"Iya Mah"

"Yaudah sini peluk dulu" Mamah sudah siap merentangkan tangannya. Rara pun langsung memeluk Mamahnya dan dibalas Mamah dengan belaian pada rambut panjang Rara yang terurai.

"Kalau kamu kesepian, ajak aja Fitria buat nginep dirumah"

"Iya Mah"
"Mamah dan Papah juga jaga diri baik-baik ya disana"

"Pasti kok"

"Wih pada pelukan. Arya juga dong mau dipeluk" ucap Arya yang datang dan sudah menenteng plastik yang berisikan minuman.

"Yaudah sini" Mamah menarik lengan Arya untuk bergabung dengannya.

Arya menaruh minumannya disamping Rara duduk. Dan Arya pun bergabung memeluk Rara dan Mamahnya. Begitu pun juga dengan Papahnya yang ikut bergabung.

Acara peluk-pelukkannya sudah selesai.

"Nih Ra, Mah, Pah minumannya" Arya menyodorkan minuman yang tadi dia beli distan kopi yang ada disekitar Bandara.

My Love [Jung Eunbi] [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang