Lima tahun silam, kediaman Reyes tak sedingin sekarang. Khaled masih ingat jelas tragedi hari itu merenggut segalanya. Dan ia menganggap itu karma atas perbuatan semasa hidupnya.
"Hana, putramu kabur lagi dari sekolah." Adu Khaled.
Seorang wanita dengan dress rumahan berwarna putih pucat itu menoleh. Mendapati presensi sang suami yang terlihat marah dan frustasi.
"Biarkan saja. Dia masih remaja, Khaled. Kamu jangan terlalu membebaninya." Ujar Hana memberi pengertian.
Hana Akiara, istri Khaled itu meninggalkan pekerjaannya di dapur dan menghampiri sang suami. Mengelus lembut lengan Khaled mencoba menenangkan.
Wanita itu menggeleng pelan dengan senyum manis terpatri diwajahnya. Baru kemarin lusa Akio masuk sekolah sebagai murid tingkat satu di Academy Grantland. Dan hari ini putranya itu sudah kabur entah kemana. Ia tak marah. Tapi, ada setitik rasa khawatir sang putra akan pulang dalam keadaan terluka.
"Tapi kamu terlalu memanjakan semua putramu, Hana." Keluh Khaled.
Jika si bungsu Khaled tak akan mempermasalahkan karena dari semua putranya, hanya sifat Nehan yang menurun dari ibunya.
"Sudahlah, nanti juga Akio akan pulang kalau rindu dengan adiknya." Bujuk Hana.
"Terserah-"
Ucapan Khaled terhenti saat perhatian istrinya teralihkan saat melihat putra sulungnya memasuki pintu utama.
"Kamu sudah pulang sayang?"
Hana langsung menghampiri Challen dan mengecupi wajahnya. Sang putra baru pulang setelah tiga hari pamit mengerjakan tugas.
Melihat interaksi manis itu, Khaled hanya bisa mendengus. Yah, Khaled akui ia akan kalah perihal perhatian istrinya dari para anaknya.
"Aku hanya akan mengambil berkas." Ujar Challen.
"Ayo, kita makan siang dulu. Sudah lama kita tidak makan bersama." Ajak Hana.
Challen menggeleng. Ia harus cepat kembali ke kampus untuk mengerjakan proyek.
"Tidak."
"Kamu sudah tidak sayang Mommy, hem? Setidaknya makan dulu baru kembali." Bujuknya.
Lagi, Challen menggeleng. Berusaha memberi alasan jika ia harus segera menyelesaikan tugasnya karena ia akan mempercepat kelulusannya.
Challen turun dari tangga setelah mengambil beberapa berkas dan baju ganti.
"Aku pergi." Tapi langkah Challen terhenti saat sang ayah memberi instruksi.
"Cari adikmu. Dia kabur lagi."
Hana menatap tajam Khaled. Bukannya ikut membujuk sang putra untuk sekedar makan siang bersama, Khaled malah memberi tugas lain.
Tanpa kata, Challen berjalan keluar. Sedingin itu si sulung pada keluarganya. Hana merasa ia melihat sisi Khaled pada diri para putranya. Khaled yang dingin, pemberontak, kejam, dan psikopat.
Lupakan. Hana kembali ke dapur untuk menyiapkan makan siang yang belum selesai.
"Tolong bangunkan Nehan dan Atlas." Ujar Hana pada Khaled.
****
Seusai makan siang, si kembar dibiarkan bermain di halaman. Mereka mengunjungi kebun binatang kecil yang dibuat Khaled untuk Nehan. Putra bungsunya itu suka sekali hewan. Khaled yang tak berniat kembali ke kantor mengawasi dari balkon lantai dua sembari merokok. Sedangkan Hana mungkin sedang di rumah kaca miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Muda's Reyes (END)
Fiksi RemajaMenjadi putra Reyes bukanlah hal yang mudah bagi Nehan. Ia hanya seorang anak berusia 10 tahun yang terjebak dalam lingkaran masalah. "Daddy, Nehan ingin lihat koala." Reyes mengamati putra bungsunya yang duduk di tempat tidur tak jauh dari sofa yan...