sakit perut

195 9 0
                                    

Follow Ig:
@hsnl_mst
@fiksi.by_nana

Tik Tok:
@fiksi.by_nana

Bagas terus mengamati wajah Nadhira yang masih berada di dalam pelukannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagas terus mengamati wajah Nadhira yang masih berada di dalam pelukannya.
"Kok bisa sakit perut gini?" Nadhira menggeleng.

Bagas mengelus rambut Nadhira, "emang tadi makan apa, hm?" Tanya nya.

Dengan wajah yang pucat, Nadhira mendongakkan kepalanya. "Seblak".

"Kamu tadi pagi sebelum berangkat kuliah sudah sarapan apa belum?" Lagi-lagi Nadhira menggelengkan kepalanya, sebagai jawaban.

Bagas mengembuskan nafas gusarnya, "lain kali harus sarapan dulu ya" Nadhira mengangguk.

Rasa kekhawatiran Bagas menjadi meningkat disaat melihat wajah nadhira semakin memucat.

"Ayo ke dokter" ajak Bagas, namun Nadhira menggeleng keras dan menolak nya.

"Aku takut di suntik" cicit Nadhira.

"Gak bakal" ucap Bagas, sebelum akhirnya ia membopong tubuh Nadhira untuk pergi ke rumah sakit.
Namun sebelum itu, Bagas memakaikan hijab instant pada Nadhira.

Bagas berjalan, dan menuruni anak tangga. Di ruang tamu terdapat Iqbal yang sedang asyik bermain game online.

"Mau kemana?" Tanya Iqbal.

"Rumah sakit" jawab Bagas.

Iqbal melotot kan matanya, lalu ia berlari dan menyusul Bagas.
"Gw ikut!".

Iqbal duduk di kursi belakang. Sementara Nadhira duduk di kursi depan.

Suasana hening Selama perjalanan menuju rumah sakit. Namun, Iqbal memecah keheningan itu dengan bersuara.

"Dek, mampus Lo. Nanti di rumah sakit Lo bakalan di suntik" ucap Iqbal tanpa menghentikan kegiatannya, yaitu bermain game online.

Nadhira merengek layaknya anak kecil, "tuh kan, ayo putar balik" titah Nadhira pada suaminya.

Bagas melirik kearah Iqbal, "kamu bisa gak, gausah nakut-nakutin istri saya".

Iqbal menghentikan kegiatannya, lalu ia merotasi kan bola matanya dengan malas. "Kan emang iya bakalan di suntik" lanjut Iqbal.

"Emmm" rengek Nadhira dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.

Huh entah lah!, Kenapa nadhira itu hobinya menangis:)

"Udah, gausah dengerin perkataannya Iqbal ya" Bagas mengusap pelan pipi Nadhira dengan lembut dan penuh kasih sayang.

Tiba saatnya lah, dimana mobil Brio bewarna kuning itu terparkir di parkiran rumah sakit.

"Bisa jalan?" Tanya bagas, lalu nadhira mengangguk.

Bagas berjalan dan menuntun Nadhira, sementara Iqbal hanya mengekori keduanya dari belakang.

lintasan cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang