16. Permintaan Terakhir

2.3K 312 56
                                    

Jika kalian suka cerita ini, jangan lupa tinggalkan komen dan like~!^^

Selamat membaca!♥

Selamat membaca!♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[•••••• OUR PAST LIFE ••••••]
Story of Nomin
-CheonsAegi-


♫ Play: Ailee - I Will Go To You Like the First Snow♫

"Lebih baik.. aku mati ditanganmu, bukan orang lain. Setidaknya dirimulah orang terakhir yang aku lihat didunia ini dan orang terakhir yang mengetahui di mana aku dikuburkan."

Keheningan kembali mengisi setelah Jaemin berkata demikian. Hanya suara isak tangis yang tertahan diantara keduanya. Jeno bukan orang yang mudah menangis, namun hanya Jaemin yang mampu membuatnya menjadi orang paling lemah di muka bumi. Memikirkan kematiannya saja sudah menyakiti hati, dan kini ia harus mendengar kata-kata itu langsung dari bibirnya. Itu sungguh melukai hati Jeno.

"Bagaimana jika aku menolaknya?" balas Jeno dengan mata yang sudah basah dan memerah.

Jaemin menghela nafas berat lalu menatap langit malam yang gelap sambil memikirkan jawabannya.

"Maka aku akan membunuh diriku sendiri di sini dan pergi sebagai jiwa yang terkutuk."

Jeno terhenyak mendengarnya. Menurut pandangan hidupnya, jiwa orang yang bunuh diri adalah jiwa yang tidak bisa tenang dan tidak diterima baik oleh langit maupun bumi. Baginya, bunuh diri adalah hal terburuk untuk seseorang pergi dari dunia.

"Kau tau? Seandainya hari ini sampai besok aku tidak bertemu denganmu, aku akan membunuh diriku sendiri di sini." ucap Jaemin lagi.

Membayangkan Jaemin menjadi jiwa terkutuk saja sudah hal yang menakutkan sekaligus menyedihkan bagi Jeno. Kehidupan di dunia saja ia sengsara karena fitnah, Jeno tidak akan membiarkan jiwanya ikut sengsara bahkan setelah kematian.

Karena tidak ada respon, Jaemin melangkah mendekati Jeno lalu ia berlutut. Tatapannya tidak ia alihkan sedikitpun dari mata hitam kelam milik sahabatnya, takdirnya dan cinta pertamanya.

"Jeno, aku punya permintaan." Jaemin berkata dengan suara bergetar. Kedua tangannya menggengam tangan Jeno yang dingin.

"Bunuhlah aku dengan senjata yang tidak dipermasalahkan jika hilang. Kuburkan aku di tempat yang tidak diketahui siapapun dan tandai makamku dengan buah pinus agar kau tidak melupakan di mana aku terbaring untuk terakhir kali. Paling tidak, mati ditanganmu bisa membuat penderitaanku sedikit berkurang."

Jeno menggeleng dengan kuat. Ia tidak mau membunuh Jaemin dengan cara apapun, apalagi mengubur tubuhnya yang sudah tak bernyawa.

"Aku tidak mau melakukannya, Jaemin. Aku tidak bisa! Kenapa kau terus meminta hal yang tidak bisa aku lakukan? Huh?!" Jeno bertanya dengan frustasi.

OUR PAST LIFE √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang