7. Kisah Putra Rantauan

1.9K 295 20
                                    

Jika kalian suka cerita ini, jangan lupa tinggalkan komen dan like~!^^

Selamat membaca!♥

Selamat membaca!♥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


[•••••• OUR PAST LIFE ••••••]
Story of Nomin
-CheonsAegi-


Masih di hari yang sama saat Jaemin kembali ke asrama, Jeno terbangun dari tidur saat mendengar suara hisakan dari sebelah kasurnya yang tak lain adalah Jaemin.

Suasana kamar yang gelap membuat Jeno tidak bisa melihat wajah Jaemin, namun ia yakin Jaemin sedang menangis saat ini. Samar-samar ia bisa melihat siluet Jaemin yang sedang duduk bersandar dikasur atas.

"Jaemin?" panggil Jeno berbisik dengan suara parau khas bangun tidur. Jaemin tampak buru-buru menghapus air mata dan kembali bertingkah baik-baik saja.

"Maaf, aku mengganggu tidurmu, ya?"

"Kau kenapa?" Jeno tidak menjawab pertanyaan Jaemin, justru kembali melontarkan pertanyaan.

"Aku tidak apa-apa hehee.."

"Aku memang tidak bisa melihat wajahmu dengan jelas, tapi telingaku tidak tuli. Aku bisa dengar suara ingusmu itu."

"Ahh.. aku flu.." alasannya.

"Ck!" Jeno mendecak lalu mengambil senter yang ada di kasur dan mengarahkannya pada Jaemin.

"Pembohong." ucap Jeno lagi yang saat ini bisa melihat wajah Jaemin dengan jelas.

"Maaf..." bisik Jaemin. Jeno menghela nafas lalu ia matikan senter itu.

"Ayo keluar." ajaknya sambil menyeka selimut.

"Tidak, aku tidak mau buat masalah."

"Kau aman denganku, ayo!" Jeno turun dari kasur sambil membawa senter kemudian memakai jaketnya. Walau sudah masuk musim semi, tapi udara malam tetaplah dingin. Mau tidak mau Jaemin tetap ikut dengan Jeno.

Mereka keluar kamar dengan mengendap-endap. Sekarang pukul 1 malam, tentu semua orang sudah tidur di kamar masing-masing.

Saat di koridor asrama, Jeno melihat Jaemin belum menutup ritsleting jaketnya. Ia berhenti, lalu menarik jaket sahabatnya tersebut.

"Udaranya dingin, kau bisa sakit."

"Tapi kau yang mengajakku keluar." sahut Jaemin membuat Jeno tersenyum.

"Aku bisa merawatmu kalau kau sakit." balasan terdengar begitu lembut.

"Lalu bagaimana kalau kau sakit?" tanya Jaemin.

"Jangan khawatir, aku bisa mengurus diriku sendiri. Ayo pergi!"

Seperti biasa, Jenolah yang mengepalai kegiatan melanggar peraturan ini. Walau sudah sering ia lakukan dengan Jeno selama 2 tahun terakhir, namun perasaan khawatir selalu menyelimuti setiap mereka ingin keluar asrama pada malam hari.

OUR PAST LIFE √NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang