┊❛ 06 ༉‧₊˚✧

318 34 0
                                    

⚘݄⿴݃*₊˚❛honestly❜ ፧ ੈ✩‧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚘݄⿴݃*₊˚❛honestly❜ ፧ ੈ✩‧

sesuai permintaan shina sendiri, tanpa paksaan, tanpa hasutan dari nagi, ia mengajak shina ke tempat tinggalnya.

"kotor banget..." sampai di dalam, shina bergumam.

kost dengan ukuran ideal untuk ditinggali satu orang, dengan satu ruangan cukup luas dan satu kamar mandi. meskipun untuk shina yang rumahnya luar biasa mewah itu, tempat ini sangat kebanting ukurannya.

"seenggaknya nggak bau," nagi nyengir. karena beberapa hari ini ia sering dihinggapi oleh para iblis kemalasan, tempat tinggalnya jadi tak terurus.

"iya. tapi kalo gini, nanti banyak serangga," shina meletakkan tasnya di lantai, kemudian mulai membersihkan tempat ini.

"mau ngapain? nggak usah diberesin," nagi menahan tangan shina.

"lo emang nyaman tinggal di tempat kayak gini?" shina membalik pertanyaan.

nagi terdiam, "nggak sih, tapi nggak mungkin juga gue biarin lo ngeberesin tempat tinggal gue."

shina mendengus, "gue nggak mau lo tinggal di tempat yang kotor. itu bisa ngaruh ke kepribadian lo nantinya, tau?" ia melepaskan tangannya dari cengkraman tangan nagi. meraih beberapa bungkus bekas makanan dan membuangnya ke tempat sampah dekat pintu.

nagi menghela napas panjang. sebenarnya ia sangat sangat malas sekarang. biasanya begitu pulang, nagi langsung tidur di kasur sambil main game, tapi untuk kali ini, ia tak bisa membiarkan shina membersihkan tempat tinggalnya sendirian.

jadi dengan terpaksa nagi membantu gadis itu.

nagi tak menyangka bahwa anak orang kaya seperti shina, sangat pandai untuk urusan bebersih seperti ini.

shina benar-benar membuat nagi ingin menikah muda rasanya.

2 jam berlalu, mereka berdua akhirnya selesai membersihkan ruangan ini.

sekarang tinggal membuang sampah yang menumpuk itu.

nagi berdiri, "mau makan nggak? gue beliin. sekalian buang sampah."

shina menggeleng pelan, "nggak usah. gue nggak laper."

"tetep gue beliin." nagi berjalan santai ke depan pintu, mengangkat plastik hitam sampah kemudian keluar tanpa menunggu respon shina.

si gadis hanya mendengus. sekarang ketika sendiri, yang ia pikirkan adalah ekspresi wajah papanya. tebakan-tebakan tentang apa yang akan terjadi begitu shina pulang nanti mulai tersusun di otaknya.

[✔] [2] boyfriend ; nagi seishiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang