SEASON II: ┊❛ 01 ༉‧₊˚✧

234 20 0
                                    

sekarang sudah jadi kebiasaan rutin shina untuk masak pagi-pagi dan mengantarkannya ke kost nagi. iya, dia sudah biasa begitu. setelah lulus, kemalasan nagi jadi sedikit lebih parah. dia pernah tidak makan seharian hanya karena malas bangun dari tempat tidur. alasannya simpel, hari libur baginya seperti waktu untuk hibernasi.

dan shina tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. makanya dia rela melakukan rutinitas ini supaya nagi tidak ditemukam tewas karena kelaparan.

tapi lihatlah, sekarang sudah pukul 9 pagi, shina berdiri kurang lebih 30 menit sambil mengetuk-ngetuk pintu kost nagi, tidak ada jawaban selama setengah jam itu.

ponselnya mati, pintunya di kunci, dan shina tidak mau teriak-teriakan sepagi ini karena jengkel nagi tidak membukakan pintunya.

sambil mendengus kesal, shina melepas jepit rambutnya, dia mulai mengotak-atik lubang kunci pintu nagi walaupun tidak tahu apa hasilnya akan berhasil atau tidak. yang penting dicoba dulu saja.

shina berseru 'yes' karena usaha berhasil setelah 10 menit meskipun harus mengorbankan jepit rambut itu karena penyok. pintunya terbuka, dan dia langsung berjalan masuk.

"ini tempat tinggal apa tkp pembantaian sih.." shina mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. banyak sekali sampah makanan ringan, benda-benda tak beraturan, handuk yang terjatuh ke lantai, dan ah.. nagi yang tertidur di atas kasur.

shina menaruh makanan yang dia bawa di atas meja kecil, lalu menghampiri pacarnya itu.

"gimana kamu bisa survive di tempat kayak gini.." shina bergumam.

"nagi.. bangun.. bangun, udah siang.." shina menggoyangkan tubuh besar nagi yang tak berkutik sama sekali.

"BANGUN WOY!!!!" kesabarannya sudah habis selama 40 menit ada di luar tadi.

nagi membuka matanya yang memerah. dia habis begadang mengejar rank di game kesukaannya.

"aku baru tidur, masih ngan—,"

"plis bangun. udah jam 9, kamu masih di kasur aja," shina memegangi kepalanya, stress.

"kamu kepagian datengnya," nagi bergerak duduk, mengucek matanya, dan suaranya masih serak.

"kamu yang kelamaan tidurnya," shina menarik tangan nagi untuk langsung berdiri tanpa menunggu nyawanya terkumpul.

"cepet makan, olahraga, mandi, jangan di kasur terus. ayolaahh... aku udah dateng ke sini masa kamu masih mau tidur aja? mau aku pulang? udah nggak sayang lagi?"

"sayang."

"ya udah bangun."

"morning kissnya..?" nagi memasang wajah sok lucu, menyentuh bibirnya sendiri.

shina mencebik, "bapak kau morning kiss."

nagi cemberut, memajukan bibirnya. (— 3 —)

"sana cuci muka, terus makan," kata shina, mengambil ponsel nagi yang tergeletak di atas kasur untuk dicharge.

nagi tidak mau usaha shina sia-sia, jadi dia memaksakan diri untuk pergi ke kamar mandi dan bersih-bersih sedikit, cuci muka, gosok gigi, supaya rasa kantuknya hilang.

setelah dia keluar dari kamar mandi, nagi berdiri cukup lama memperhatikan shina yang sibuk membereskan tempat tidurnya, mengumpulkan sampah, menyapu. dia seperti istri idaman, nagi jadi ingin menikahinya.

"kenapa bengong di situ? cepet makan," shina menunjuk paperbag yang ada di atas meja lalu keluar untuk membuang sampah.

sebetulnya nagi tidak mau shina melakukan itu semua, tapi shina sendiri yang memaksa. jadi ya sudah.

[✔] [2] boyfriend ; nagi seishiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang