hoping for the impossible ;;
-
sendiri, di tempat paling privasinya, nagi seishiro memandangi lembaran kertas yang diberikan ibunya saat dia datang di siang hari. isinya lumayan penting. kertas yang ukurannya sekitar A4 itu memuat informasi yang kalau diringkas, nagi diundang ke sebuah pelatihan atlet muda.
jujur saja ini kabar yang bagus. kelewat bagus malah. apalagi untuk nagi yang tidak tertarik mendaftar kuliah. tapi malam itu, entah apa yang terjadi padanya, mendapat informasi sebagus ini tak menimbulkan emosi apa-apa.
rasanya sungguh hampa. mungkin karena hubungannya dengan shina sedang tidak baik. kalau mereka masih seperti biasa, nagi pasti akan segera datang ke rumahnya dan memberikan kabar ini.
tapi yah, mau bagaimana lagi. ini adalah hasil dari apa yang nagi tanam sendiri.
kemudian saat nagi hendak menyelam lagi menuju pemikiran terdalamnya, pintu kamarnya diketuk.
"kakak? om kamu dateng nih. ngajak main ps katanya," mama nagi melongok ke dalam. berbicara pada putra tunggalnya yang terbaring malas di kasur seperti mayat hidup.
"suruh main sendiri aja, ma. aku males gerak," kata nagi. tangannya dengan sembarang melepas lembaran kertas penting itu ke bawah kasur. persis seperti tak ada harganya.
"kamu kenapa sih, kak? akhir-akhir ini kamu jadi pemalas, mama kira kebiasaan, tapi kok pas bahas game, kamu gak semangat lagi?"
"mama nyindir?"
"fakta, kak."
"lagi galau aku, ma. jangan diganggu, ntar nekat bundir."
sebuah pukulan mendarat di kepala putihnya itu. "cocotmu, kak!" mama nagi sang pelaku, mengomel.
"mama gak tau apa yang bikin kamu tertarik bunuh diri, tapi kalo kamu gak keluar kamar sekarang juga, sekalian mama bakar ya ps kamu?" kalimat horor itu diucapkan menggunakan ekspresi yang horor pula.
nagi, selaku terdakwa, segera bangkit. dia jelas takut kalau kalimat itu ternyata bukan ancaman belaka.
"masa muda gini jangan kamu habisin buat galau, kak. masih ada banyak hal yang perlu kamu coba. dunia itu luas. mama juga gak akan memaksa kanu untuk daftar kuliah atau cari pekerjaan. yang penting kamu gak stress dan tumbuh jadi anak baik, itu udah cukup buat mama."
petuah panjang lebar yang disampaikan mendadak itu menjadi pemicu nagi untuk menoleh dengan wajah berbinar. "kalo gitu, selamanya aku jadi beban keluarga boleh ya, ma?!"
ibunya tersenyum manis, "jadi anak baik, kak. bukan jadi anak gak tau diri."
🐤🐤🐤
"MAMPUS!!! KALAH KAU SATU RONDE LAGI, UBAN!!"
nagi reflek menutup telinganya cepat-cepat, sebelum pendengarannya benar-benar hilang fungsi. inilah yang membuatnya malas kalau harus bertanding bersama paman bermulut toanya itu. bersinnya saja bisa meruntuhkan satu kekaisaran.
"om yaelah.. santai aja bisa gak sih?" paman toanya itu hanya tidak tahu. kalau nagi sekarang sedang mengalah. karena kalau dia menang, pasti pamannya akan protes dengan suara setara speaker aula sekolah. dia juga yang rugi nanti.
"HAHAHAHAHA!!! MENANG!!! MENANG!!!" pamannya membanting stick ps sambil tertawa villain. sungguh pemandangan menyeramkan.
"ya ya. selamat,"
melihat respon datar keponakannya itu, si paman mendecak. "kenapa sih? tumben kau gak semangat mainnya?"
"gak tau lah, om. jangan ajak aku ngomong." nagi meletakkan kepalanya di sofa. dia serius tidak bisa untuk sekadar bersikap baik saat berbicara. shina ternyata mempengaruhi hidupnya sampai seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] [2] boyfriend ; nagi seishiro
Fanfiction✦ · · · ────────────── · · · ✦ ⌗BOYFRIEND -⨾ೄྀ [2] NAGI SEISHIRO ꒰ ☘︎┊「 nagi seishiro and his stupid past 」꒱ ˚ˑ༄ؘ ˚ ͙۪۪̥◌⭟ nagi seishiro x fem!oc. ˚ ͙۪۪̥◌⭟ second, from the blue lock fan fiction series. ˚ ͙۪۪̥◌⭟...