SEASON II:┊❛ 04 ༉‧₊˚✧

116 11 0
                                    


resounding head ;;

.

menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bermain game di kamarnya, nagi yang mulai jenuh, mulai bertingkah aneh.

dia berdiri selama beberapa menit di depan kaca kamarnya sambil memperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah. memang dari sisi mananya nagi tidak pantas untuk bersama shina?

wajahnya tampan, tubuhnya tinggi dan atletis, dia ahli menguasai sesuatu dalam waktu singkat, dia juga pemain sepak bola yang cukup handal untuk ukuran remaja-dewasa.

dia juga mencintai shina dengan sungguh-sungguh kok. lantas kenapa si brengsek atsushi itu malah mendoktrin otak shina untuk melihat sisi buruknya?

pasti ada yang salah di sini. karena itu dia keluar dari kamar untuk menemui temannya. reo atau siapapun yang bisa membantunya berpikir selama dia menjaga jarak dengan shina.

"kakak, tadi mama dapet surat undangan pelatihan atlet muda dari sekolah, katanya kamu disuruh tanda—,"

"ntar aja, ma. aku mau pergi bentar. misi penting," nagi mengambil jaketnya sambil memotong kalimat ibunya.

"misi penting ngapain? nyelametin dunia?"

nagi menoleh. "lebih penting ini, ma. soalnya menyangkut menantu mama di masa depan."

mama nagi tidak menjawab dan hanya melongo di tempatnya. dia tidak pernah tahu kalau putranya itu punya pacar. sebelum dia hendak bertanya lagi, nagi sudah keluar dari rumah dan pergi menggunakan motornya.

nagi tidak tahu kenapa bisa dia secara reflek mengendarai motornya menuju rumah kara, dan mengetuk pintunya dengan terburu-buru.

"hah..?? ngapain lo ke sini?? shina mana.." kara yang menguap itu adalah yang pertama nagi temui setelah pintu terbuka.

"putus gue, anjir. gak sengaja,"

kara mengerutkan keningnya. "siapa yang putus?"

"gue. sama shina."

"HAH?!"

"kasih gue masuk dulu, baru nanya-nanya," tanpa menunggu respon kara, dia sudah lebih dahulu masuk paksa dan langsung duduk di sofa seperti raja.

"lo putus kenapa, sat?! kenapa bisa putus?! lo apain shina?!"

"keripik singkongnya mana?"

"eh anjing banget ini tamu, pagi-pagi dateng langsung berlagak," biar protes begitu, kara tetap mengambilkan sesajen—maksudnya suguhan untuk nagi, supaya orang tidak tahu diri itu segera membuka mulut dan menjawab pertanyaannya.

"jadi gini.."

20 menit kemudian..

"hm.. menurut gue.. lo tolol, sih."

"gue gak butuh hinaan lo. gue bisa dapet itu dari reo kalo dia juga tau kejadian kemaren," kata nagi, santai tanpa beban.

"yang harus lo lakuin sekarang, temuin shina, terus minta maaf sambil sujud," kara memberi saran yang terlintas dibenaknya begitu saja.

"dia bilang jangan cari dia lagi. gak mungkin kalo gue langsung muncul gitu aja. kemarin itu.. secara langsung kan, gue yang minta putus duluan—"

prok. prok. prok. kara tepuk tangan sambil berdiri. dia menatap nagi dengan senyum kebanggaannya. "selamat. hubungan lo udah gak terselamatkan lagi."

"yang bener, anjing. gue ke sini mau minta bantuan,"

"lo pikir pake otak kecil lo itu, tot. cewek mana pun jelas kesel kalo cowoknya mendadak pengen putus hubungan gara-gara hal sepele. gue kalo rin kayak lo, gue lelepin dia ke kolam buaya, lo tau?!"

"gue ngomong gitu biar dia ngejauh sebentar. gue kan perlu muhasabah diri dulu. takutnya gue beneran kayak orang brengsek yang maunya sama cewek kayak shina."

"lo emang brengsek, nagi seishiro. lo kan bisa bilang yang sejujurnya. kenapa harus bawa-bawa putus segala padahal lo masih cinta sama dia?"

nagi berpikir sebentar. "mungkin.. karena gue main game mulu kali, ya? makanya dia muak?"

"... lo main game sehari berapa kali?" kara menangkap gelombang tak mengenakkan.

"gak tau. tiap jam gue log in,"

"anjing.. ini sih fiks gue tim shina sama sepupunya daripada sama lo.."

"kar? kontol."

---

karena konsultasi bersama kara tak membuahkan hasil, nagi pergi menyendiri ke kosnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

karena konsultasi bersama kara tak membuahkan hasil, nagi pergi menyendiri ke kosnya. selama perjalanan, dia jadi sensitif dengan segala hal yang berwarna ungu. karena itu mengingatkannya dengan rambut shina.

dia juga sengaja melewati bazaar akhir pekan untuk menjernihkan pikirannya yang kacau. membeli beberapa barang seperti pulpen dengan hiasan beruang, tanaman kaktus berukuran kecil untuk dia pelihara sebagai hiasan di antara kamarnya yang monokrom, lalu pulang.

setelah akhirnya kembali ke tempat ini, tempat yang masih terasa diisi dengan kehadiran shina di dalamnya, nagi ingin menggila saat menghirup parfum khas perempuan itu dari hoodienya yang tertinggal. dia juga menemukan ikat rambut yang sering shin gunakan.

dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan dengan kedua barang favorit shina itu. mungkin akan dia gunakan sebagai alasan datang ke rumah shina dan menemuinya saat dia sedang rindu.

"ini kaktus buat apaan ya gue beli?" nagi bermonolog karena kebingungan sendiri. dia hanya secara spontan tertarik dengan tumbuhan hijau berukuran mini itu.

"lo bisa ngomong, gak?" nagi meletakkannya di atas meja.

"pilih, gue minta maaf ke shina, atau shina minta maaf ke gue?"

"jawab, kocak. ditanyain malah diem aja lo," nagi menyentil tanaman tak berdosa itu.

"gue buang juga, lo.." nagi mendecih. dia mulai berpikir seperti orang gila sekarang.

"lo mau nama gak? ah enggak. ntar aja gue namain sama shina—, tapi emang dia mau balikan ya?"

akhirnya, nagi tantrum sendiri karena kesalahannya. dan menghabiskan sisa waktu sampai berganti hari dengan bermain PlayStation sendirian.

tapi besok paginya, nagi berniat untuk mengubah jadwalnya dan berusaha untuk lebih produktif. karena kalau dia ingin mendapatkan shina yang sempurna itu, dia juga tak boleh hanya berdiam diri di atas kasur dan menikmati zona nyamannya.

nagi membeli sebungkus roti isi krim moka dan berangkat ke gym yang biasa dia kunjungi bersama shina. setiap hal yang dia lakukan, setiap tempat yang dia kunjungi, terus mengingatkannya pada shina. maka dari itu nagi harus segera mengambil langkah untuk memperbaiki semuanya sebelum terlambat.

"tapi.. gymnya bau keringet, anjing.."
bocah tolol ini, sampai kapanpun akan kesulitan melawan hasrat untuk tidak menyiramkan karbol ke seluruh isi gym.

---

[✔] [2] boyfriend ; nagi seishiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang