❝Kalau lo nggak tertarik, kenapa lo ke sini di saat langit hampir gelap? Mau liat konstelasi bintang yang gue janjiin?❞
❝Enggak. Mau taruhan?❞
❝Gue mau kita taruhan, lo bakal lihat gue bahagia di bawah langit, di tengah konstelasi bintang, tapi buka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita ini hanya fiktif belaka. Mohon kepada readers untuk memetik hikmahnya, dan jangan ditiru buruknya. Sebelum membaca follow dulu, yuk. Jangan lupa vote dan komen.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Faktanya, rembulan akan selalu ada di saat gelap datang.
♡₊˚✧⋆⭒˚｡⋆
Gadis dengan seragam lengkap terbalut jaket varsity biru muda itu tampak mengayunkan langkahnya memasuki kelas. Netranya dapat menangkap jelas tatapan sinis itu seolah mengarah padanya. Tanpa melihat atau sekedar menyapa untuk basa-basi, segera Alexa mematri langkahnya cepat menuju kursi lipat yang diincar sejak pertama kali melihat ruangan kelasnya, segera ia langsung merebahkan badannya untuk duduk di kursi.
Sayup-sayup kalimat itu awalnya pelan tidak mengusik Alexa. Mereka kira Alexa akan terpancing dengan samar-samar suara itu, tapi hanya ucapan lantang mereka yang berhasil membuat Alexa tertarik untuk mengubah posisinya berdiri kembali.
"Alexa Cassandra Levi,"
"Si sok paling berkuasa."
Ucapan itu mengalir langsung dari mulut Gabriel terang-terangan membidik Alexa yang baru saja duduk di kursi lipat itu dengan kalimatnya. Refleks, gadis itu membalikkan badan melihat wajah gadis itu. Rupanya Gabriel tidak sendiri, gadis itu kini duduk menyilangkan kakinya dengan tingkah sombong di ikuti Raquel.
"Bisa, ngomongnya di ulang? Gue nggak denger," balas Alexa dengan nada rendah seraya melebarkan jaket varsity-nya di kursi.
Mereka menatap sengit ke arah Alexa yang seolah menyepelekan ucapan yang berat diulang itu. Visual Alexa yang tidak segan membalas tatapan nyalang itu, tanpa perlu memberikan patrian senyuman sinis ditampilkan. Padahal, Alexa hanya membalas dengan nada rendah, tapi mereka terus memancing gadis itu untuk bersuara lantang.
"Alexa, lo nggak perlu buat drama paling tersakiti!"
"Buka perban lo!" seru Raquel kini lantas bersuara.
