18.30
Cklek
Owen masuk kedalam ruangannya melihat Raksa tertidur pulas di sofa membuat senyuman terukir di wajahnya.
Owen mendekat, mengamati wajah manis Raksa, tangannya mengusap lembut pipi Raksa, ibu jarinya memegang belahan bibir tipis bewarna pink yang sangat lucu.
"Gua janji bakal jaga lo Sa, gua gak bakal biarin lo menderita lagi, gua janji."
Raksa melenguh dari tidurnya, memegang tangan yang ada di pipinya,"eungh."
Owen tersenyum,"sayang."
"Heum... Udah selesai?" Raksa mengucek matanya.
"Gue ganggu ya?"
"Gue mau pulang, sekarang." Raksa langsung terduduk dan bersiap-siap untuk pergi.
"Lo masih ada kerjaan? Yaudah gue pulang naik ojol aja, gue gak betah disini gue mau tidur dirumah." Raksa memakai tas ranselnya.
Owen menahan tangan Raksa,"enggak, gue bakal anter lu pulang."
"Yaudah buruan, kalo emang ada kerjaan mendadak atau buru-buru kayak tadi, pas ada gue, turunin gue aja, tinggalin gue, gue bisa pulang sendiri, kalo perlu lo gak usah anter jemput gue lagi."
Owen mengerutkan keningnya, Raksa kelihatan marah kepadanya? Kenapa?
"Sayang? Kenapa?"
"Inget kata mamah lu, kita boleh berduaan tapi gak boleh diliat sama orang kecuali kita, sama keluarga."
"Ya tapi gak semua orang mikir kita kayak gitu, gak semua orang mikirin hidup kita juga sayang."
"Gue juga gak tau, gue juga tadinya gak peduli sama omongan orang, tapi gue cuma nurutin kemauan mamah Steffi."
"Gue juga tau gak semua orang peduli sama kehidupan kita, gue liat kesehariannya Gara sama Jeva yang selalu berdua kemana-mana tapi gak kenapa-kenapa."
"Tapi ambil baiknya aja, omongan mamah lo mungkin yang terbaik dan paling bener, jadi diluar kita bersikap kayak orang yang gak pernah deket, kalo bisa bersikap kayak dulu kita masih jadi rival."
Owen benar-benar gak habis pikir sama apa yang Raksa bicarakan, dia ingin marah tetapi ia tahan karena Owen mengamati kedua manik mata lelaki manis berlinang.
"Sayang."
Raksa memalingkan wajahnya, mengusap pipinya yang mulai basah oleh air matanya yang jatuh dari pelupuk matanya.
"Sialan cengeng lo Sa."batinnya.
Owen memegang tangan Raksa, menariknya pelan dan membawa tubuh mungil itu ke pelukannya.
Raksa gak bisa menahan tangisnya kalau sudah dipeluk seperti ini, tangisnya langsung pecah, terendam di dada bidang Owen.
Owen mengusap-usap punggung sempit Raksa yang bergetar,"sssstt mamah ngomong apa?"
Raksa menggeleng diiringi suara sesenggukan.
"Mamah ngomong apa hM? Ngomong sayang, gak papa." Owen menangkup wajah manis itu, mengusap air matanya.
Raksa meremat lengan Owen, ia menggeleng cepat air mata terus mengalir dari kelopak matanya.
Owen meringis, ia tau pasti tadi mamahnya mengatakan hal yang enggak-enggak, karena ia sadar handphonenya tertinggal.
"Maafin mamahnya Owen ya?"
Raksa gak bisa mengeluarkan kata-kata lagi, dia hanya bisa sesenggukan sampai-sampai suara tangisnya tidak terdengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]
Teen FictionIni sepenggal kisah tentang Owen dan Raksa yang dulunya adalah musuh lalu sekarang malah menjadi? _____________________________ HOMO♨️ LOKAL♨️ NON-BAKU🔞 TOXIC🔞 18🔞 RATE-M🔞 [Owen top] [Raksa bot] Start: 27 Juni 2023 End: 15 Desember 2023 _______...