H-1 hari pernikahan.
Sudah seminggu setelah Gara dan keluarga kecilnya berkunjung ke rumah Mauren.
Dan sekarang sudah berganti bulan, dari Juli menjadi Agustus, yang katanya Owen akan ulang tahun nanti di saat tanggal 10 Agustus.
Sekarang masih tanggal dua, setelah membicarakan secara kekeluargaan tanpa emosi, keluarga Raksa dan Owen sudah sepakat untuk menyetujui pelaksanaannya pernikahannya Raksa dan Owen.
Di hari esok, tanggal tiga Agustus. Semuanya sepakat akan melakukanya di hari itu, dan nyewa gedung yang pastinya mewah dan megah, hanya saja seperti biasa permintaan Steffi.
Harus keluarga saja yang datang, dan teman-teman terdekat, seperti Panji, Bimo, Niko dkk.
Tidak boleh ada orang luar yang datang, apalagi reporter televisi dan wartawan. Pernikahan akan dilakukan secara tertutup.
Mauren dan Marcel menyetujuinya, Raksa dan Owen juga setuju-setuju aja.
Tapi di hari yang sudah dekat dengan hari-h saat ini, membuat dua sejoli yang akan berucap janji suci itu deg-degan.
Owen yang deg-degan gimana nanti, dia takut gugup saat berbicara, pertama kalinya dia menikah, yang biasanya dia yang datang ke pernikahan orang sekarang orang yang bakal datang ke pernikahannya.
Dan Raksa yang deg-degan juga sama kayak Owen, pengen batalin tapi semua udah di urus, teman-temannya sudah pada tahu.
Raksa gak bisa tidur semalam, dia memikirkan gimana nasibnya nanti setelah ia menikah dengan Owen, dirinya ingin setelah pernikahan dilaksanakan, dia hidup bahagia, ada malaikat kecil diantara dirinya dengan Owen, dan hidup damai tenang bersama keluarga kecil seperti Jeva dan Garaga.
Atau malah pernikahan ini yang membuat hidupnya semakin kacau? Berbanding terbalik dengan apa yang ia inginkan?
Raksa tidak terlalu mengharapkan dia bisa mempunyai anak, yang ia harapkan pernikahannya nanti akan langgeng sampai akhir hayat.
Raksa percaya pasti akan ada halangan didalam rumah tangga, dia juga sedang mempersiapkan hati agar bisa melalui masalah yang akan datang nantinya.
Semoga saja, Raksa bisa seperti ibunya, dan lebih kuat dari ibunya. Ia tidak akan pernah mau mengalah dan memberikan suaminya nanti kalau nanti Owen berpaling darinya.
Lelaki manis mengigit jari telunjuknya, jantungnya dari tadi berdegup kencang, dia sama sekali belum bertemu dengan Owen di hari ini.
Raksa memandangi langit yang cerah dan ada matahari yang sudah terlihat di langit, sekarang sudah pagi malahan menjelang siang, tapi dia belum makan saking bingungnya gak tau mau ngapain.
Raksa cuma bisa bengong, dan mondar-mandir, dia gak tenang.
"Sayangnya mamah, kenapa hM? Gugup ya? Cie.. besok loh acaranya."
"Mamah, jangan kayak gitu." Raksa terduduk di sofa, menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya malu.
Mauren terkekeh, memang sifat Raksa dan Gara jauh berbeda, Garaga yang kesenangan waktu ingin menikah sama Jeva seperti orang kesetanan dirumah.
Dan kalau Raksa kelihatannya benar-benar gugup dan gelisah.
"Gak usah gugup gitu sayang, makan dulu sana, belum makan loh. Apa mau mamah panggilin Owen? Biar minta suapin."
Raksa menggeleng ribut,"mamah! Enggak ah! Nanti Asa makan sendiri."
Mauren tertawa gemas,"emangnya kenapa? Tumben loh Owen gak kerumah."
Raksa terdiam, memang tumben biasanya Owen pagi-pagi udah kerumah, dari kemarin selalu seperti itu, membawa bingkisan dan seharian qualuty time dikamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]
Teen FictionIni sepenggal kisah tentang Owen dan Raksa yang dulunya adalah musuh lalu sekarang malah menjadi? _____________________________ HOMO♨️ LOKAL♨️ NON-BAKU🔞 TOXIC🔞 18🔞 RATE-M🔞 [Owen top] [Raksa bot] Start: 27 Juni 2023 End: 15 Desember 2023 _______...