TTOL 27

20.2K 1.7K 271
                                    

15.00

Owen sudah sampai di sekolah Raksa, seperti biasa dia nunggu didepan gerbang sekolah menunggu si manis ya keluar.

Owen mengetuk-ngetuk jari di setir mobil matanya menatap keluar jendela melihat satu persatu murid yang keluar dari gedung sekolah, tetapi gak ada Raksa dan teman-temannya kecuali,

Tok

Tok

"Halo kak!" Cece tiba-tiba muncul dari kaca mobil, mengetuk-ngetuk kaca mobilnya.

Tanpa ada niat membukakan jendela mobil Cece berkata,

"Kak Raksa udah pulang duluan! Ama temennya kak!"

Owen dapat mendengarnya dari dalam mobil, dia terkejut pulang duluan? Sama temannya? Siapa? Apa dia terlalu lama datang? Perasaan dia tepat waktu jemput nya.

Owen menyalakan mesin mobilnya tanpa mengatakan apapun kepada Cece dia melaju pergi ke apartemen dengan kepala yang penuh pertanyaan.

Cece mengerutkan keningnya,"loh... Kak Owen gak bales omongan Cece." Gumamnya sedih.

"Itu siapa sih? Mobilnya mewah banget jir."

Cece menoleh melihat kakak-kakak kelasnya berdua lagi berbisik-bisik sambil menunjuk-nunjuk mobil bewarna krem milik Owen.

"Itu punya kak Owen."

"Apa?! Pak Owen?! Yang punya perusahaan itu?!" Teriak Oliv histeris.

Ya, kedua kakak kelas itu adalah Oliv dan Mira yang mengagum-agumkan pak Owen.

Cece mengangguk,"hm.."

"Dia ngapain disini?" Tanya Mira.

"Nyari kak Raksa."

"Apa?!" Oliv & Mira.

____________________


















Cklek

"Sayang?" Owen masuk kedalam apartemen, mencari kebenaran Raksa di dapur, ruang tamu dan kamar,

Owen melihat Raksa bermain handphone di atas ranjang sudah tidak memakai seragam, berarti udah dari tadi Raksa sampai di apart.

"Sa?"

Raksa gak menoleh, dia sibuk main game, kesal dan marah disaat ia tahu Owen berkunjung ke rumah Cece tanpa sepengetahuannya.

Owen menghela nafas pasti ada aja yang buat Raksa bad mood, dia menghampiri Raksa dan duduk di pinggir ranjang.

"Kenapa? Kok pulangnya gak nunggu gue?"

"Lama."

Owen mengerutkan keningnya,"bukannya emang lo pulang jam tiga? Kenapa gak telpon kalo pulangnya cepet."

"Gak."

"Lo kenapa lagi hm?"

"Gak tau." Raksa memunggungi Owen masih berkutat dengan handphone.

Owen memeluk Raksa dari belakang, menempelkan pipinya dengan pipi gembul lelaki manis, kedua tangan kekarnya bertengger di pinggang Raksa, mengelus perut itu dari luar baju.

Raksa mengigit pipi dalamnya, wajahnya memerah berdekatan dengan Owen sepert ini, apalagi saat perutnya di usap lembut oleh sang dominan membuat hatinya menghangat.

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang