TTOL 21

23.8K 2K 243
                                    

09.00

Udah jam sembilan, Garaga dan keluarga kecilnya masih berada dirumah mamah Mauren.

Mereka duduk di tikar dengan mainan Gavian yang berserakan dimana-mana, dan televisi yang menyala tapi gak di tonton karena pada sibuk ngobrol.

Owen yang tiduran di paha Raksa, dan mengajak Gavian main matanya melihat Mauren yang baru keluar dari kamar.

Owen langsung terduduk,"mamah baru bangun?"

Raksa mengangguk, matanya menatap mamahnya yang berjalan mendekat.

"Eh rame banget ini, pada ngumpul." Mauren ikut duduk dibawah, dan langsung menggendong Gavi.

"Omah? Uren?" Gavian memegang wajah Mauren.

Mauren tersenyum menciumi pipi Gavi gemas,"udah dari tadi sayang?"

Jeva mengangguk,"kita berisik ya mah? Mamah kebangun?"

"Haha enggak, udah ganti baju kamu Sa? Masa tanggal merah mau sekolah."

Raksa menggaruk kepalanya sambil nyengir.

"Mah, masa Owen mau ngajak Raksa nikah mah." Celetuk Garaga.

Jeva menyenggol lengan Gara, harusnya kan biar Owen bicara saat berdua dengan Mauren aja, tapi suami tampannya ini mulutnya gak bisa di rem.

Gara nyengir kearah Jeva,"emang kenapa sih yang."

Owen mengangguk, matanya menatap lelaki manis yang sedang menatapnya juga,"bener kata Gara mah."

"Mah, Owen mau ngobrol serius sama mamah Uren." Owen menatap Mauren.

Mauren berdehem,"iya? Gak papa ngomong sekarang aja, kita kan juga udah jadi satu keluarga, gak usah privasi-privasi segala."

"Owen serius mau ngajak anak mamah nikah?" Tanya Mauren lembut.

Owen mengangguk lagi,"iya mah."

"Owen udah ngomong sama mamah papa Owen?"

"Udah, mereka setuju."

"Beneran? Owen gak maksa mereka berdua buat setuju kan? Mamah gak mau yang namanya pernikahan karena paksaan."

Owen mengangguk cepat,"bener mah, tapi mereka gak bisa dateng aja, katanya atur aja yang pas gimana, nanti papah bakal urus semuanya, dari gedung sampe undangannya."

"Kalo mamah?"

Owen mengelus tengkuknya,"mamah... Nanti mamah aja yang ngomong sama mamah Steffi."

"Loh kok mamah, kan yang ngajak kamu."

"Mamah... Mamah bilang jangan dulu soalnya Raksa masih sekolah, tapi kan walaupun masih sekolah umur kita sama mah."

Mauren tersenyum lembut,"iya, tapi ada bebernya kata mamah kamu, kan Raksa masih sekolah, kalo sekolahnya ke ganggu kamu mau tanggung jawab?"

Owen mengangguk mantap,"mau mah, semua masalah Raksa masalah Owen juga, Owen siap tanggung jawab buat Raksa."

Mauren salut dengan Owen yang sungguh-sungguh, laki-laki itu berbicara tegas dan terdengar bisa di percaya.

Raksa merasakan tangannya di genggam erat oleh sang dominan, ia senang, dan ada sedikit rasa takut didalam hatinya, entah karena apa.

"Mamah percaya sama Owen?"

Mauren mengangguk,"mamah percaya sama Owen."

Owen tersenyum lebar,"makasih mah, Owen bakal jaga kepercayaan mamah sama Owen. Owen gak bakal ngecewa'in mamah."

[BOYS LOVE] THE TRUTH OF LOVE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang