4

1.8K 219 12
                                    


Hari berlalu begitu cepat, Rania bersyukur perlahan dia melupakan kejadian tersebut. Selaras dengan kejadian tersebut, hubungan Shannon dan Adam berangsur membaik. Shannon bercerita, dia sudah mengakhiri masa break dan memulai hubungannya kembali. Kini Adam sudah tidak mengekori Shannon, dan sudah membiarkan Shannon untuk bergerak bebas. Rania senang mendengarmya, semoga saja hubungan Shannon dan Adam tak bermasalah lagi.

Dan hari ini Shannon mengajaknya berwisata keluar kota. Rania tentu saja menolaknya, dia tak bodoh jika ada Shannon dapat dipastikan Adam juga disana. Tetapi pada akhirnya Rania mengiyakan ajakan tersebut, wajah sedih Shannon membuatnya luluh.

Rania memilih mengabaikan Adam, di sepanjang perjalanan dia hanya mengobrol dengan Shannon. Sementara Adam hanya bertugas sebagai sopir, tak mengganggu pembicaraan kedua wanita tersebut. Sesekali dia mencuri pandang melalui kaca mobilnya.

Nasib baik bagi Rania, kegiatan berwisata ini tidak hanya diisi mereka bertiga, namun ada dua keponakan Shannon yang ikut serta. Setidaknya suasana tidak akan terlihat canggung. Jujur saja dia amat sangat menikmati liburan dadakan ini bila tidak ada pria tersebut.

Hingga mereka sampai di taman bermain, Rania tetap menganggap Adam tak terlihat. Toh mereka hanya bertemu satu hari saja, tak ada alasan lagi untuk mereka bertemu kembali. Anggap saja sekarang Rania sedang 'refreshing' dari penatnya aktivitas kesehariannya.

"Nia ayo dong semangat! Masa dari tadi diem terus, aku pengen naik roller coaster nih." Ajakan Shannon yang terdengar sangat antusias.

"Eh, gue agak pusing. Sorry ya jadi keganggu deh gegara gue."

Wajah Shannon nampak khawatir, "kalo kamu nggak enak badan, mending duduk dulu disini. Atau kamu mau ke klinik, Nia?"

Rania menggelengkan kepalanya, menolak permintaan Shannon. "Nggak usah, cuma pusing doang kok. Nanti kalo udah sembuh gue bakal nyusul."

Dua bocah menghampiri Rania, lalu mengecek tubuh Rania seolah mereka adalah dokter. "Kak Nia kata mama kalo lagi sakit harus banyak tidur, terus gak boleh main hp."

"Tapi kan gak ada kasur disini Vani, emangnya kak Nia kamu suruh tidur di lantai?"

Vanilla memukul lengan Felix—sang kakak. "Vani kan cuma kasih tau yang sering mama bilang kalo Vani lagi sakit. Kak Felix jangan nuduh aku, kak Felix kok jahat sih!" Vanilla mulai menyebik mengisyaratkan ingin menangis. Sebelum itu terjadi, Rania terlebih dahulu menenangkan mereka.

"Udah jangan berantem, kalian mau kak Nia cepet sembuh kan?" Vanilla dan Felix mengangguk patuh, membuat Rania tersenyum lega. "Kata dokter, kalo lagi sakit itu obatnya ciuman dari orang yang disayang. Jadi Vanilla sama Felix mau nggak nyium pipi kak Nia."

"MAU!" Teriak kedua bocah itu bersamaan. Mereka berdua akhirnya mencium pipi Rania secara bergantian. Rania lalu balas mencium pipi mereka berdua pula, lalu memeluknya secara bersamaan.

"Nah pasti kak Nia cepet sembuh, kalian main dulu deh sama kak Shannon nanti kak Nia nyusul."

Vanilla dan Felixpun menggandeng tangan Shannon. Sebelum menjauh, Shannon berpesan kepada Adam untuk menjaga Rania. "Adam kamu disini aja jagain Nia, siapa tau bisa akrab ya kalian berdua. Dan jangan BE.RAN.TEM!"

Dijawab dengan aggukan Adam, Shannon dan kedua keponakannya akhirnya menjauh tertelan kerumunan manusia. Meninggalkan dua orang yang saling menghindar—hanya Rania yang menghindar. Sedari tadi, Adam sudah berusaha mendekati Rania tetapi gadis itu punya seribu cara untuk menghindar.

Adam menyodorkan air mineral, "ini minum dulu biar enakan badannya."

Rania hanya diam lalu mengambil air tersebut dan meminumnya untuk menghilangkan dahaga. Sejujurnya dia tidak benar-benar sakit, dia hanya ingin menghindari Adam saja. Pikirnya, mereka berempat akan bermain dan meninggalkannya sendiri sehingga dia tidak perlu repot bertemu tatap dengan Adam. Namun yang terjadi malah mereka terjebak berdua. Rania mencoba mengalihkan perhatiannya dengan bermain ponsel, tetapi aroma parfum pria yang duduk disampingnya sungguh mengganggu dan membuatnya hilang akal.

Sunny Road [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang