6

1.9K 208 6
                                    

Disinilah sekarang, keluarga Adam dan Shannon sedang mengadakan makan malam bersama di kediaman keluarga Adam. Tak ada yang spesial, karena kedua keluarga ini sudah sering melaksanakan pertemuan demi menjalin tali kekeluargaan. Yang berbeda adalah, kepala Adam yang hampir meledak karena mengumpulkan keberanian untuk memutuskan hubungan pertunangannya. Rasanya makanan mewah di depannya menjadi hambar dan dia kehilangan selera makan.

Denting suara sendok beradu dengan piring terasa melambat menurut Adam. Satu detik terasa sangat lama, dan membuat Adam semakin mengeratkan giginya—gugup dan takut. Tetapi dia harus segera mengakhirinya, tak ingin menambah luka di batin Shannon dan tentu saja dia akan segera menjemput Rania—wanitanya.

Sekian lama berkutat dengan pikirannya, tak terasa semua anggota keluarga sudah menyelesaikan makannya. Lalu pelayan berlalu-lalang untuk mengambil piring di atas meja tersebut. Setelah meja tersebut bersih, Adam berdehem agar semua memusatkan perhatian kepadanya.

"Saya ingin menyampaikan sesuatu yang penting pada malam ini." Sontak membuat seluruh anggota keluarga menoleh kepada Adam.

"Sebelumnya saya minta maaf  terlebih dahulu kepada Om Andre, Tante Veni, Shannon dan juga Mama Papa." Adam menghela nafasnya, "Saya ingin memutuskan hubungan pertunangan saya dan Shannon. Saya merasa saya tak mampu lagi melanjutkan hubungan ini, jadi saya ingin meminta izin untuk memutuskan hub-"

"APA MAKSUDMU ADAM!? KAMU NGGAK USAH BERCANDA, INI SEMUA NGGAK LUCU!" Suara Andre meninggi, terlihat jelas raut amarah di wajahnya. Veni dan Shannon berusaha menenangkan Andre, sedangkan Anton dan Anna selaku orang tua Adam masih terdiam setelah mendengar perkataan Adam.

"Adam, kamu nggak serius kan? Tolong jangan membuat kejutan seperti ini ya." Veni membuka suara sambil masih terus menenangkan suaminya.

Adam menunduk, malu dan takut bercampur menjadi satu. Hampir saja semua kalimat tak dapat keluar dari mulutnya, tetapi dia menahan ketakutan itu. "S-saya serius, sekali saya mohon maaf. Saya tak dapat membohongi diri saya sendiri, saya tidak bisa memberikan rasa sayang dan perasaan cinta kepada Shannon. Jadi saya rasa keputusan saya untuk memutuskan hubungan ini adalah yang terbaik."

"KURANG AJAR KAMU, HUBUNGAN SUDAH BERJALAN SELAMA INI TETAPI KAMU BILANG NGGAK BISA MENCINTAI SHANNON! SETELAH KAMI MEMBERI KEPERCAYAAN KEPADAMU, MALAH BEGINI BALASANNYA! KENAPA NGGAK DARI AWAL SAJA!"

Dengan emosi yang menggebu, Andre melempar tonjokkan pada wajah Adam yang membuat Adam meringis kesakitan, dia yakin 100% bibirnya akan mengeluarkan darah. Pukulan Andre semakin membabi buta, ketiga wanita berusaha menenangkan Andre sementara Surya terdiam dengan ekspresi tak terbaca.

"SIALAN KAMU, SETELAH KAMU PERMALUKAN KELUARGA KAMI, JANGAN HARAP HUBUNGAN KELUARGA INI AKAN BERJALAN LAGI. JANGAN PERNAH MENAMPAKKAN MUKA BIADABMU DIDEPAN SHANNON. SHANNON TERLALU BERHARGA BUAT CECUNGUK MACAM DIRIMU!"

Dengan paksa, Andre menyeret Shannon dan Veni untuk meninggalkan keluarga Adam.

"Lepasin Pah, Shannon mau bicara dulu sama Adam. Shannon mau dengar alasan Adam ngomong kayak gini."

"BUAT APA KAMU NGOMONG SAMA ORANG YANG GAK PAHAM BAHASA MANUSIA, AYO KITA PULANG DARI SINI!"

"PAPAH! SHANNON MAU BICARA SAMA ADAM DULU!"

Dengan terpaksa, Andre melepas cengkraman tangannya. Membiarkan Shannon berbicara dengan Adam, dia masih menyimpan kesabaran untuk anak kesayangannya ini.

Shannon lalu membawa Adam keluar menuju ruangan lain untuk berbicara dengan Adam. Membawa Adam keluar dari ruang makan yang terasa panas.

"Adam apa kamu tadi serius? Kenapa Adam? Aku salah apa sama kamu? Kenapa kamu tiba-tiba begini, ayo kita bicarain baik-baik dulu." Shannon menatap lembut Adam, meski tak dapat dipungkiri dia juga menahan amarahnya.

Sunny Road [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang