+1

2.3K 143 1
                                    

"Yang, hati-hati dong. Kasian itu Brooklyn-nya."

"Berisik banget sih, Adam. Jangan lebay deh!"

"Bukan lebay, sayang. Tapi inget kamu lagi hamil besar. Kenapa malah manjat pohon—aduh, sayang!"

Adam hanya mampu meringis ngeri melihat kelakuan sang istri yang ajaib ini. Jika pada kehamilan pertama, Rania hanya bermalas-malasan dan tidak bertenaga. Lain halnya pada kehamilan kedua, istrinya sangat aktif dan kelewat lincah. Seperti sekarang ini, dengan alasan mengidam, dirinya naik ke atas pohon mangga di rumah orang tua Rania.

"Ayo Ma! Ambilin mangga buat aku!"

"Aku juga mau, Ma!"

"Agra, Chelsea! Jangan di semangatin mamanya! Kasian itu Mama di perutnya sedang ada adik Brooklyn."

Sudah cukup sudah, jika kedua anak kembarnya ikut campur. Maka Adam akan menjadi pusing. Memang masa liburan ini akan menjadi masa yang di tunggu oleh kedua bocah TK itu, namun menjadi masa suram bagi Adam. Karena dirinya harus mengurut dada melihat tingkah ajaib sang anak jika sudah berada di rumah kakek dan neneknya. Pernah satu kali Agra memakan tanah karena penasaran, dan Rania hanya menanggapinya secara santai. Sementara Adam sudah ingin memanggil ambulans. Belum lagi Chelsea, mendandani kucing peliharan orang tua Rania dengan cat kuku dan lipstik. Yang ditanggapi tertawa oleh Rania, dan Adam hanya mampu meminta maaf kepada kedua mertuanya ini.

Entah menurun dari siapa, kedua anak kembarnya ini mempunyai tingkah ajaib dan ke aktifan di atas rata-rata. Jaehyun pernah membawa kedua bocah itu ke psikolog anak, dan para ahli hanya menjawab bahwa kedua anaknya normal tidak mengalami gangguan. Astaga, Jaehyun sudah menyerah, rasanya ingin menukar tambah anaknya di pasar.

"HUAA ... PAPAH JAHAT! MAMAAA!"

Tangis Agra pecah, dan di perparah dengan Chelsea yang mengikuti jejak sang kakak.

"MAMAAA! PAPAH UDAH NGGAK SAYANG SAMA CHELSEA!"

Rania yang mendengar tangisan dua anak kembarnya, segera turun dari pohon mangga itu dengan membawa beberapa mangga di dalam tasnya. Lalu memberikan satu buah untuk dibagi kedua anaknya itu.

"Eeh, udah-udah. Ini mama petik mangga buat kalian. Sekarang Agra sama Chelsea minta tolong Nenek ya buat motong mangganya."

Kedua bocah itu mengangguk, lalu berlari dengan cepat untuk menghampiri sang nenek yang tengah bersantai menonton acara televisi.

"Kamu tuh ya, malah buat mereka nangis!" Rania berujar sebal kepada suaminya.

Adam hanya menunduk saja, takut salah menjawab. Bisa-bisa nanti Rania yang perasaannya sedang sensitif malah salah paham kepada dirinya. Duh bisa pusing kalau Adam sedang di diamkan sang istri. Pastilah kedua anaknya ikut mendiaminya. Dan Adam hanya mencebik sedih sendirian.

"Bukan gitu maksud aku, sayang. Aku khawatir sama kamu tadi." Jelas Adam selembut mungkin agar istrinya tidak marah.

"Ck, kan kamu liat sendiri, aku sama Brooklyn sehat-sehat aja sekarang. Lagian aku tuh ngidam banget pengen makan mangga yang aku ambil sendiri dari pohon! Gitu aja nggak paham sih kamu."

Aduh, sepertinya Adam salah menjawab. Eh, mau jawaban apapun ya Adam tetap salah sih di mata Rania. Di hamil ke dua ini, Rania menganggap Adam sebagai rivalnya. Kadang dirinya mengajak Adam untuk berlomba cepat makan, siapa paling cepat menuju kamar, dan lainnya. Apabila Rania kalah, maka dia akan menangis dan memusuhi Adam seharian. Adam hanya diam saja karena ya mau tidak mau dirinya lah yang bertanggung jawab atas kehamilan sang istri. Yah sebenarnya kehamilan ini karena mereka kebobolan, dikarenakan Rania tidak berencana untuk mempunyai anak lagi. Karena mengurus dua bocah saja sudah cukup. Namun Adam yang mempunyai 1001 akal licik itu berhasil membuahi rahim Rania dan membuat Brooklyn muncul.

Sunny Road [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang