Hari ini terlewati begitu saja tanpa ada hal yang istimewa. Sebagai mahasiswi tingkat akhir, jadwalnya tak sepadat masa awal dulu. Oleh sebab itu Rania banyak menghabiskan waktunya untuk berdiam diri di kamarnya atau sesekali pergi ke Mall mencari hiburan. Semenjak liburannya berasa Shannon dia tak terlalu menghubungi Shannon. Tidak bukan menghindar, tetapi tak ada waktu untuk bertemu dan bertegur sapa. Tetapi hari ini, ketika berada di kampus Rania merasa Shannon menghindarinya. Tak mengajaknya mengobrol, bahkan memilih duduk berjauhan. Setelah selesai jam perkuliahanpun, Shannon melenggang pergi. Rania yakin ada sesuatu yang terjadi, apakah Adam benar-benar mengatakan semua hal yang telah dia katakan di hari itu?
Rania tak apa bila Shannon menghindarinya, meski kesalahan bukan terletak padanya. Rania merasa tak bersalah karena dia tak pernah sekalipun mengusik hubungan sahabatnya ini, dari awal memang Adam yang bermasalah bukan? Adam pula yang secara tiba-tiba menyatakan perasaan kepada Rania. Toh sebentar lagi dia dan Shannon tidak akan bertemu lagi. Setelah lulus, Shannon pasti akan berada di atas sana duduk manis menikmati uang sedangkan Rania berjungkir balik mencari selembar uang untuk bertahan hidup. Yah setelah ini kasta dan kelas menangkup mereka akan segera terlihat.
Tak mau ambil pusing dengan masalah ini, Rania memutuskan untuk pulang ke kosnya saja. Merebahkan dirinya seharian dan menggulirkan ponselnya untuk sekedar melihat media sosial atau menonton film. Rencana yang indah sebelum dia melihat pria yang tidak asing berada di depan gerbang kosnya. Ya Tuhan, bisakah hidupnya berlalu tanpa ada gangguan pria menyebalkan ini lagi. Kemarin dengan jelas dia sudah menolak pernyataan cinta dadakan Adam, kenapa sekarang dengan tak tahu malu Adam menemuinya lagi. Rania ingin kabur saja, tetapi kemana? Yang dia inginkan hanya ranjang empuk di kamarnya saja.
Menyadari kedatangan Rania, Adam menghampirinya. "Akhirnya kamu pulang juga."
Rania berdecak sebal, dia tak ingin lagi berurusan dengan pria di depannya ini. Dengan jaket, topi, kacamata hitam dan masker di wajahnya, penampilan Adam sudah seperti penculik saja. Ya memang benar sih tujuannya ingin menculik Rania. Menculiknya untuk mengobati lukanya, dan berada di sisinya sepanjang hari.
"Kenapa lagi? Bukannya udah jelas kemarin. Jangan ganggu gue lagi dan stop datengin kos gue Adam. Kayak pengangguran aja deh lo."
Adam menatapnya dengan sedih, setelah semua hal yang dilaluinya Rania tetap menolaknya. Dia mencoba menggenggam tangan Rania, digenggamnya dengan erat seakan takut Rania pergi. Rania ingin melepaskan genggaman itu sebelum ada hal janggal yang dilihatnya. Kenapa jemari Adam nampak terluka, dirinya juga tersadar tak biasanya Adam berpakaian tertutup seperti ini. Rania bisa saja mengabaikannya, tetapi hati kecilnya berteriak karena penasaran. Dengan cepat dia melepas genggaman itu lalu meraih tangan Adam. Menyingkap bagian lengannya dan nampaklah beberapa goresan serta memar keunguan di sepanjang tangannya.
Tak puas melihat keadaan tangan Adam, Rania melepas semua yang menutupi wajah Adam. Barulah nampak, memar keunguan di seluruh wajah Adam, bahkan mata kiri nya tak mampu terbuka sempurna karena membengkak. Membuat Rania bergidik ngeri membayangkan betapa sakitnya luka bekas bogeman itu. Belum lagi luka sobekan di bibir Adam, astaga keadaannya sudah seperti orang sehabis tawuran.
"Astaga Adam, wajah lo kenapa. Astaga kita harus ke dokter sekarang. Ayo gue temenin sekarang."
Adam tersenyum senang ketika mendengar nada khawatir dari Rania. Ah setidaknya Rania masih peduli padanya. Seketika seakan luka di tubuhnya tak terasa lagi, lenyap ditelan kegembiraan hatinya. "Kamu khawatir ya sama aku."
"Ya iyalah pake nanya lagi, siapa coba yang nggak khawatir kalo liat luka semuka gini. Ayo cepetan ke mobil lo." Jawab Rania dengan nada sewot.
Rania berjalan mendahului Adam menuju mobil. Menyadari Adam berjalan dengan tertatih sambil sesekali memegang pahanya menahan nyeri. Astaga, seberapa banyak sih luka di badan Adam?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sunny Road [Tamat]
RomanceRania yang selalu mendukung Shannon untuk memutuskan hubungan dengan kekasihnya. Tetapi kenapa justru dia yang terjebak kisah asmara dengan Adam?!