"Sahabat adalah ada ketika kita suka maupun duka. Bukan ia ada hanya ketika senangnya saja." -Endure.
°°°
"Makasih lo udah bantu, tapi gue mohon sama lo jangan kasih tau Bang Reano." Qiana takut abangnya marah, padahal ia lakukan hanya untuk membantu perekonomian keluarga. Ia merasa kasihan pada abangnya yang bekerja setelah pulang sekolah.
"Oke." Hanya satu patah kata yang diucapkan cowok itu. Dia-Aksa Pradipta, satu kelas dengan Qiana. Aksa dan Reano saling mengenal karena mereka satu tempat tongkrongan.
Setelah mengatakan itu, Aksa berlalu pergi meninggalkan Qiana begitu saja, ia type cowok yang tidak suka banyak bicara.
°°°
Kantin SMA Budi Bakti begitu ricuh dipenuhi anak-anak. Sekumpulan siswa tengah asik bergosip sambil menunggu pesanan datang.
"Len, kok elo sendiri gak sama Reano. Ke mana dia?" tanya Reynald pada Harlen. Dia-sahabat Reano, kelas 12 IPS 3.
"Biasalah dia ke perpus."
Mendengar jawaban Harlen, membuat Reynald beranjak dari tempat duduknya. Ia berlalu membeli sebuah hamburger dan air mineral.
Melihat tingkah Reynald membuat kedua temannya-Harlen dan Dito- menatapnya intens.
"Napa lo berdua?" tanya Reynald merasa aneh dengan kedua temannya.
"Mencurigakan," ucap keduanya saling menatap.
Ucapan mereka berdua yang terdengar oleh Reynald, membuatnya berkata, "Jangan bilang, lo bedua berpikir kalau gue belok?"
"Mana inisialnya sama lagi," ucap Dito pada Harlen, mengabaikan pertanyaan Reynald.
"Hooh, sering jalan berdua," sambung Harlen membuat Reynald mengusap wajah kasar.
"Asem ya lo bedua." Reynald tidak habis pikir dengan mereka berdua. Bisa-bisanya ia dianggap suka sama Reano.
"Gue masih normal ya ege! Gue masih suka cewek apalagi kayak Kim Zaera." Senyumnya mengembang ketika menyebut nama ‘Kim Zaera’.
"Halu!" celetuk Dito dan Harlen.
"Gini nih, nasib punya temen fanboy, halu teroooos," sambung Dito.
"Suka-suka gue lah," gerutu Reynald beranjak pergi meninggalkan mereka berdua.
°°°
"Makan cuk, jangan belajar terus," tegur Reynald sambil menaruh hamburger dan air mineral di meja perpus. Kedatangan Reynald yang tiba-tiba sontak membuat Reano bengong, menatap intens Reynald.
"Napa lo?" Merasa dirinya ditatap seperti itu, membuat Reynald merasa aneh. "Jangan bilang ... lo berpikir kalau gue suka sama lo?!"
"Abisnya kenapa sikap lo aneh gini, gak kayak biasanya." Reano menatap Reynald dengan tatapan mencurigakan.
"Gak Dito, gak Harlen, gak elo. Emang salah perhatian sama temen sendiri?" Reynald duduk di samping Reano, membuat cowo itu bergeser.
"Napa lo geser-geser?" Reynald menatap Reano dengan tatapan penuh tanya.
"Alergi deket-deket sama cowok," celetuk Reano membuat cowok di sampingnya mengumpat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDURE
Teen FictionKehidupan gue tidak seperti anak muda pada umumnya. Yang menghabiskan waktu untuk bersenang-senang. Di usia gue yang terbilang cukup muda, gue harus menjadi tulang punggung keluarga. Mengganti peran Ayah bagi adek perempuan gue. Dan harus mencari na...