05

198 20 6
                                    

“Hidup gue sangat sulit, makanya harus bekerja dan belajar lebih keras. Mungkin orang-orang melihat gue sebagai seorang yang ambisius. Namun, sebenarnya gue lakukan ini demi bertahan meski keadaan begitu melelahkan.”—Reano Abimanyu

Bocil

Lo ribut lagi di sekolah?

Iya

Why?

Bukan salah gue Bang
Mereka duluan yang mulai
Gue udah mencoba menghindar
Tapi, mereka cari masalah duluan

Kita bahas ini nanti di rumah
Hari ini gue gak bisa jemput lo pulang
Lo bisa kan pulang sendiri naik angkut?

Iya, bisa kok

Setelah pulang sekolah jangan ke mana-mana
Langsung makan, istirahat, dan belajar

Iyaaa, Bang

Setelah mengirim pesan seperti itu, ia kembali memasukan handphone-nya ke dalam saku celana. Reano dapat kabar dari Aksa bahwa adeknya itu bertengkar lagi dengan teman seangkatannya.

Reano masuk ke perpustakaan untuk belajar, karena ujian akhir semester genap akan dilaksanakan sebentar lagi dalam waktu dekat.

°°°

“Cappucino-nya satu.”

Pesan salah satu pelanggan Azeola Cafe. Reano sebagai waiters cafe pun mencatat pesanan pelanggannya di kertas.

“Baik, ada yang ingin dipesan lagi?” tanya Reano dengan ramah pada pelangganya. Terlihat orang itu terus menunduk mencari-cari sesuatu di tasnya. Wajah orang itu terhalang oleh topi.

Saat ia mendongkak, matanya dan mata  Reano tanpa sengaja bersibobrok. Pelanggan itu menatap Reano dengan tatapan tak suka. Namun, Reano acuh.

“Udah itu aja,” jawabnya dengan ketus. Dia—Haikal Azero. Siswa SMA Budi Bakti. Seorang cowok yang sangat ambisius. Ia menempati posisi peringkat pararel kedua. Haikal sangat ingin menempati posisi pertama, tapi selama dua tahun, ia tak bisa mengalahkan Reano.

Reano berlalu pergi. Tak lupa ia menyuruhnya menunggu dengan ramah seperti pada pelanggan lain.

°°°

Jam menunjukkan pukul sebelas malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Reano baru saja tiba di depan rumah kontrakannya. Ia langsung saja masuk ke dalam. Kebetulan Reano dan Qiana masing-masing punya kunci cadangan.

Yang pertama kali ia rasakan ketika masuk ke dalam, rumah yang begitu sepi. Sepertinya Qiana sudah terlelap tidur. Padahal Reano membawa kue kesukaan adeknya itu.

ENDURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang