06

198 17 0
                                    

“Masalah tidak akan pernah berhenti datang, kecuali mati!”

°°°

Keempat cowok tengah berada di parkiran sekolah. Ketiganya memarkirkan motor masing-masing, tapi berbeda dengan Reano. Cowok itu tidak membawa motor yang biasa dipakai, membuat salah satu temannya bertanya.

“Motor lo masih di bengkel?” tanya Reynald yang sudah memarkirkan motornya.

Reano diam sejenak. “Iya, motor gue masih di bengkel,” bohong Reano. Ia tak mau teman-temannya tau apa yang sebenarnya terjadi.

“Ya udah lo pulang sama kita aja, Re,” ajak Harlen satu motor dengan Dito.

“Iya, bener banget kata Harlen. Lo pulang sama gue aja,” timpal Reynald mengajak Reano pulang satu motor dengannya.

“Gak usah, gue mau naik angkot aja,” tolak Reano. “Lagian gue mau langsung ke tempat kerja,” lanjutnya.

“Biar gue anterin, sekalian pulang,” ujar Reynald.

“Gue bisa sendiri. Gue mau naik angkot aja.” Lagi dan lagi Reano menolak. Ia tak ingin merepotkan orang lain.

“Gue duluan,” pamit Reano. Setelah mengatakan itu, ia langsung saja pergi meninggalkan teman-temannya yang masih berada di parkiran.

°°°

Reano kembali memasukan handphone-nya ke dalam loker setelah melihat story Haikal, yang mengunggah kegiatan belajarnya. Reano iri, karena Haikal punya waktu belajar yang banyak. Berbeda dengan dirinya, yang harus pintar-pintar mengatur waktu.

Saat ini ia berada di ruang loker kerja. Seperti biasa, setelah pulang sekolah cowok itu langsung menuju tempat kerjanya.

Ia bekerja di Azeola Cafe, setelah pulang sekolah. Dengan sistem kerja delapan jam perhari, libur sekali dalam seminggu. Reano mengambil shift sore sampai malam.

Saat hendak mengunci loker, dering panggilan telepon masuk yang membuat ia mengurungkan niat. Dilihat ternyata Qiana yang menelepon.

“Ada apa?” tanya Reano pada adeknya di seberang sana.

“ ... ”

“Serius?!” Cowok itu terlihat terkejut setengah mendengar telepon dari adeknya.

“ ... ”

“Gue pulang sekarang, izin dulu ke manager.” Setelah mengatakan itu ia langsung memutuskan sambungan via telepon. Dengan cepat Reano kembali mengambil barang-barangnya yang tersimpan di loker.

°°°

Seorang cewek mondar-mandir di teras rumah, menunggu kedatangan Sang Kakak. Hatinya gelisah. Kenapa hidupnya tak merasa ada kedamaian. Masalah terus-menerus silih berganti Masalah satu belum selesai, dan kini datang lagi masalah baru.

Beberapa menit kemudian, terlihat seorang cowok yang masih mengenakan seragam sekolahnya, tergesa-gesa melangkah menuju Qiana.

“Bang,” panggil Qiana ketika jarak Reano dengannya tiga langkah lagi.

Reano sudah berada di hadapan adeknya. “Ibu kosannya ke mana?” tanyanya.

“Udah pulang, Bang,” jawab Qiana.

“Coba lo jelasin sedetail mungkin,” pinta cowok itu pada adeknya.

“Jadi ... Ibu kost tadi datang ke sini. Tiba-tiba dia nyuruh kemasi barang-barang, dikasih waktu sampai nanti malam. Katanya besok udah ada yang mau isi kosannya,” jelas Qiana pada Reano. Posisi keduanya masih berdiri di teras rumah.

ENDURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang