Bab I : Angga Dan Anggi

672 40 2
                                    

"Bang, coba lihat deh," Anggi menunjukkan layar smartphonenya kepada sang kakak yang tengah sibuk didepan laptopnya.

"Apaan?" Tanya Angga tanpa menoleh.

"Ini cerita kayaknya bagus deh kalau diangkat menjadi sebuah novel," jawab Anggi.

Angga menerima smartphone dari tangan sang adik, lalu membaca sekilas apa yang tertulis di layar benda pipih persegi tersebut. Sebuah thread sederhana yang diunggah di sebuah akun media sosial, menceritakan tentang sebuah misteri yang menyelimuti desa terpencil berikut hutan yang mengelilinginya. Sempat ia melirik nama sang penulis. Indra057. Nama yang masih sangat asing. Mungkin penulis baru.

"Nggak seru ah," Angga mengembalikan smartphone sang adik. "Apa enaknya membuat novel dengan mengambil cerita yang sudah ditulis oleh orang lain?"

"Nggak ada salahnya kan?" Anggi kembali duduk di sofa yang letaknya tak jauh dari meja kerja sang kakak. "Malah enak kok. Kita tinggal mengembangkan ceritanya, tanpa perlu bersusah payah untuk mencari ide cerita."

"Kita penulis profesional Nggi," Angga menghentikan sejenak kesibukannya, lalu memutar kursi yang didudukinya hingga menghadap ke arah sang adik.

"Menulis novel itu bukan hanya sekedar membuat tulisan lalu kita jual untuk mendapatkan royalti. Ada kode etiknya juga. Lagian kalau bukan dari ide sendiri, Abang merasa kurang sreg."

"Iya. Anggi tau Bang," Anggi paham betul dengan prinsip kakak kembarnya itu. Tapi bukan Anggi namanya kalau harus menyerah begitu saja dalam mempertahankan keinginannya.

"Tapi sudah dua bulan lho kita menganggur. Tak ada ide sama sekali. Jadi apa salahnya kalau kita coba dulu. Apalagi ini kata penulisnya, apa yang ia ceritakan itu adalah kejadian nyata. Kalau benar, dan kita bisa mendapatkan lokasi yang sebenarnya, kan bisa ngadain riset kecil kecilan kesana. Itung itung sekalian liburan lah. Bosan aku dirumah terus tanpa kegiatan," sambung Anggi.

Angga terdiam sesaat. Sepertinya pancingan Anggi berhasil menggugah rasa penasaran sang kakak. Jika sudah menyangkut soal petualangan ke tempat asing yang menyimpan misteri seperti yang diceritakan oleh si penulis amatir itu, jelas Angga tak bisa menolak.

Sebagai penulis profesional, mereka memang memiliki totalitas yang sangat luar biasa dalam mencari bahan cerita. Tak jarang, mereka rela menjelajah hutan belantara, mendaki gunung, atau menjelajah tempat tempat asing yang terpencil untuk melakukan riset demi kesempurnaan cerita mereka. Tak heran kalau novel novel karya mereka selalu menjadi yang terbaik selama ini.

"Ya sudah," Angga kembali memutar kursi menghadap ke layar laptopnya. "Coba kau hubungi penulis cerita itu. Buat jadwal untuk bertemu, biar nanti lebih enak ngobrol ngobrolnya."

"Yesss!!!" Anggi bersorak dalam hati, lalu mulai sibuk kembali dengan smartphonenya, berselancar di dunia maya, mencari alamat akun dari si penulis tersebut.

Bersambung

Misteri Alas TawenganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang