Permadi segera berlutut di depan makam sang ibu. Doa ia panjatkan dengan khusyu'. Tanpa terasa air mata mengambang di kedua kelopak matanya. ketiga orang yang menyertainya hanya bisa terdiam seribu bahasa.Suasana hening sejenak, sampai akhirnya keheningan itu dipecahkan oleh suara langkah kaki yang mendekat ke arah mereka.
"Ada yang datang," bisik mas Parto sambil meraba gagang keris yang terselip di pinggangnya. Mbah Mo menatap ke arah asal suara itu. Anggi gemetar. Rasa takut mulai menjalar di hatinya. Sedang Permadi masih khusyu' di depan makam sang ibu.
Suara itu terdengar semakin mendekat, disusul dengan kemunculan sosok bayangan hitam yang berjalan terseok seok di tengah kegelapan.
Mbah Mo segera mengarahkan senternya ke arah sosok itu. Kini wajah sosok itu terlihat jelas. Mas Parto tercekat, mbah Mo menghela nafas. Permadi masih khusyu' dengan doanya. Dan Anggi menjerit lantang.
"Bang Anggaaaaaa.........!!!!!!" Anggi menghambur dan memeluk sosok itu. Tangisnya kembali pecah, membasahi wajah cantiknya. Angga balas memeluk sang adik dengan eratnya.
"Ah, syukurlah kau selamat nak," ujar mbah Mo lega. Mas Parto ikut menarik nafas lega. Sedang Permadi yang telah selesai dengan doanya, bangkit dan menghampiri mereka.
"Alhamdulillah, ada orang yang menyelamatkanku Mbah," Angga menyalami ketiga orang yang menyertai adiknya itu. "Terimakasih, kalian telah bersedia membantu, dan....."
"Dia yang bernama Permadi Bang," bisik Anggi saat menyadari Angga menatap heran ke arah Permadi.
"Ah, akhirnya kita bertemu juga, saya Angga, kakak dari Anggi."
Permadi menyambut dingin uluran tangan Angga. "Kau bilang tadi ada orang yang menyelamatkanmu. Siapa dia?"
"Seorang perempuan, ia tinggal di pondok yang ada di balik pohon itu."
"Perempuan?" Permadi mengernyitkan keningnya. "Siapa namanya?"
"Nengsih kalau tidak salah,"
Belum selesai ucapan Angga, Permadi sudah menghambur menuju ke arah yang ditunjuk oleh Angga.
"Dasar anak muda, tak punya kesabaran sama sekali," gerutu Mbah Mo sambil melangkah mengikuti Permadi. Mas Parto menyusul, diikuti oleh Angga dan Anggi.
"Braaakkkk......!!!!" terdengar suara pintu di dobrak. Disusul suara jeritan perempuan dari dalam pondok.
"Aaaaaaaa........, makhluk laknat biadab!! Pergi kau, jangan ganggu aku!!!" suara teriakan perempuan disusul dengan suara gedebak gedebuk seperti barang barang yang dilempar ke segala arah.
"Nengsih, ini aku! Kang Madi suamimu!" teriakan Permadi terdengar di sela sela suara ribut itu.
"Kang Madiiiii.....!!!!!"
"Nengsiiiiihhhh..... Istriku!!!!"
Mereka berempat yang menunggu di luar pondok hanya bisa geleng geleng kepala, tanpa bisa membayangkan apa yang terjadi di dalam pondok.
"Mereka suami istri," Anggi berbisik kepada Angga yang nampak kebingungan. Pemuda itu hanya bisa melongo.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Alas Tawengan
Mistero / ThrillerAnggada dan Angginita, dua orang kakak beradik kembar, merupakan novelis terkenal yang sudah menerbitkan puluhan novel best seller dengan nama pena Angganita, gabungan dari kedua nama mereka. Spesialisasi mereka adalah cerita cerita bergenre horor d...