Chapter ¹.

2K 157 20
                                    


* * *

Satu kata, Dingin. Tempat dimana aku terduduk dengan tangan yang terikat. Mulutku sudah lemah untuk di buka, Membuat ku tak dapat mengeluarkan suara maupun berkata satu katapun.

Ntah sudah berapa lama aku di tempat ini. Yang ku ingat hanya kobaran api.

Kau tau? Sendirian di tempat yang gelap, di dimensi yang tak kau kenal.

Dunia ini, dunia Gangler.

Muak. Aku muak.

Aku tak ingat apapun. Yang aku tahu aku tertangkap oleh si Gangler sialan itu dan berakhir ditempat ini.

Pintu terbuka. Menandakan ada Gangler yang masuk.

Penyiksaan apa lagi ini.

Kepalaku mendongak, melihat dua Gangler yang berjalan mendekati diriku. Seorang Gangler terduduk dengan satu lututnya menjadi tumpuan tubuhnya.

Makhluk itu mengambil dagu ku, aku tak bisa berbuat apa-apa. Tangan diikat, tubuh lemah, ini malah mau lawan Gangler.

"Lihat, bukankah eksperimen Gauche ini membuahkan hasil?" makhluk itu berkata dengan nada datarnya kepada satu teman Gangler nya yang hanya memperhatikan.

Temannya itu menggaruk pipinya yang tidak gatal, "yah, hasil yang cukup memuaskan."

Gangler, tidak. Kita sebut saja Gangler ini Retsudo.

Sedangkan Gangler yang berperawakan seperti wanita yang sedang memperhatikan, kita panggil saja Hanabi.

Hanabi berjalan mendekati ku yang sedang terduduk lemas. "Kenapa dia masih bisa hidup ya ... Hmm~"

Merinding, mendengar suaranya saja sudah membuatku merinding.

"Bukankah kau seharusnya sudah mati ditangan kami sebelumnya?" Gangler itu ikut membungkuk. Berucap dengan nada yang mengejek dan merendahkan.

Aku yakin mungkin aku sedang  bermimpi, 'kan? Ya, ini pasti mimpi buruk dari yang terburuk.

Ini pasti karma, karma karena nyolong mangga di tengah hutan yang telah ku lakukan beberapa tahun lalu.

Curiga ada penghuninya tu pohon mangga—

Suara langkah kaki samar-samar terdengar dari luar ruangan. Mendengar langkahnya saja aku sudah tahu siapa. Pintu terbuka, Seseorang masuk. Gangler yang dijuluki Dokter.

Tapi, Dimata ku ini, Gangler ini adalah Dokter gila, stres, tidak punya akal, makhluk tidak berguna, dan sampah.

Melihat dan merasakan seorang Gangler yang masuk, membuat Hanabi dan Retsudo menoleh lalu bangkit.

Kedua Gangler itu pergi keluar dengan berdecak kesal. Pergi sana, Jangan balik lagi, hush.

Sang Gangler yang baru saja masuk hanya bisa cekikikan dan memasuki ruangan.

Arsène-sama, Dimanakah dia?

Aku tidak peduli dengan keadaan ku sekarang. Lecet dikit masih bisa dibenerin, kalo tuan tetap no 1.

Gangler gila itu masuk keruangan, dengan membawa dua buah suntikan kecil.

Aku menatap datar Gangler gila yang baru saja masuk itu. Tau akan diriku yang akan di suntik dan dimasukkan zat yang tidak tau apa sebenarnya zat itu.

* * *.

Gadis kecil itu mendongakkan kepalanya. Tatapan mata kosong yang khas, dan menakutkan menatap Gangler itu.

┆𝗟𝗨𝗣𝗜𝗡𝗥𝗔𝗡𝗚𝗘𝗥 𝗩𝗦 𝗣𝗔𝗧𝗥𝗔𝗡𝗚𝗘𝗥: 𝗟𝗨𝗣𝗜𝗡 𝗕𝗟𝗔𝗖𝗞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang