Chapter ²².

778 86 32
                                    

* * *

   Kairi sedang berada didepan pintu Jurer. Ia melihat Scissors yang berada ditangannya lalu tertawa kecil.

Kairi yang masih menyengir terus berjalan hingga ia mendapati dirinya tengah berdiri di depan pintu Jurer lalu membuka pintu itu. "Tadaima."
(Aku pulang)

Kairi menyapa dengan riang. "Ini, aku mendapatkan barang hebat."

Kairi memamerkan Scissors yang berada ditangannya sambil melihat Umika dan Touma. "Ternyata liontin itu benar benar salah satu koleksi."

Tidak mendapatkan respon apapun dari kedua rekannya membuat Kairi heran sembari melihat keduanya dengan ekspresi bingung di wajahnya.

"Kairi ..." lirih Umika, membuat Kairi semakin bingung.

Kairi menaikkan satu alisnya, heran dengan kedua temannya ini. "Kalian berdua ini kenapa?"

"kenapa murung begitu ..?"

Tidak ada jawaban, hingga Umika mengangkat suara. "Maaf ..."

Kairi berdehem, ia tidak paham. Kenapa Umika meminta maaf? Atas perihal apa Umika meminta maaf?

"Koleksi milik Gangler itu... Dihancurkan oleh para polisi."

Touma menyahut, seketika itu juga tubuh Kairi membeku. Ekspresi kebingungannya hilang, tergantikan dengan ekspresi tak percaya dan keheranan.

* * *

"(Name) ..."

"Apa saja yang kau lakukan ...?"

"Kenapa harus kami?"

"Kau berjanji akan melindungi anak-anak itu, melindungi kami dengan segenap hati."

"Dimanakah janji mu itu?"

Aku terbangun, terbangun dari tidur. Seketika aku terduduk, nafas ku tak karuan, menghirup oksigen dengan sedikit kasar dan brutal.

Aku bermimpi? Apa-apaan ...

Mimpi ku hari ini sangat aneh, kobaran api dan suara-suara yang terputar-putar layaknya musik di kepalaku.

Aku menggeleng-gelengkan kepala ku, mencoba tidak terlalu memikirkan mimpi aneh itu.

Sunyi, hanya bunyi jarum jam yang berdetak di dinding. Nafasku sudah teratur, baguslah.

Aku melirik kearah meja kecil yang berada di sebelah kasurku, melihat sebuah gantungan kecil di sana.

Yah, gantungan kunci daun mapel? Maple? Maple leaf. Itulah namanya. Sedangkan aku menyebutnya daun lima jari :> Karena hal ini aku dan dia selalu berkelahi. Hanya karena berbeda pendapat terhadap sebuah daun.

Aku merasakan hawa kehadiran seseorang di kamar ku, kepalaku mendongak, melihat kearah tamu tak di undang yang datang secara tiba-tiba di malam hari begini.

Kogure.

Kogure memperhatikan ku, sejak kapan Kogure berdiri di sana?

┆𝗟𝗨𝗣𝗜𝗡𝗥𝗔𝗡𝗚𝗘𝗥 𝗩𝗦 𝗣𝗔𝗧𝗥𝗔𝗡𝗚𝗘𝗥: 𝗟𝗨𝗣𝗜𝗡 𝗕𝗟𝗔𝗖𝗞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang